Iki Palek, Tradisi Amputasi Jari Sebagai Tanda Bukti Cinta dan Rasa Kehilangan

12 April 2020 8:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masyarakat papua nugini yang memotong jarinya untuk menjalani tradisi Iki Palek Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Masyarakat papua nugini yang memotong jarinya untuk menjalani tradisi Iki Palek Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Setiap suku memiliki ritual tersendiri untuk menunjukkan rasa duka akibat kehilangan anggota keluarganya. Mulai dari ritual biasa hingga yang cukup ekstrem, seperti yang dilakukan oleh Suku Dani.
ADVERTISEMENT
Bagi suku yang terletak di Papua ini, kebersamaan dan kesetiaan sangatlah penting. Oleh sebab itu, saat kehilangan anggota keluarga, mereka akan segera memotong ruas jarinya. Tradisi ini dikenal sebagai Iki Palek, cara ekstrem untuk mengekspresikan bukti cinta kepada kerabat atau keluarga yang meninggal.
Mereka memotong satu ruas jarinya sebagai bentuk kesetiaan terhadap orang terdekatnya yang meninggal. Pemotongan jari juga diartikan sebagai rasa sakit yang luar biasa.
Suku Dani yang menjalani tradisi Iki Palek dengan memotong jarinya Foto: Shutter stock
Selain rasa kasih sayang, jari yang dipotong juga menunjukkan berapa banyak keluarga mereka yang telah meninggal. Meskipun mayoritas wanita yang melakukan tradisi ini, tetapi pria juga ikut melakukannya sebagai bentuk kesedihan.
Mereka pun sadar jika ritual ini sangat menyakitkan. Namun, mereka rela melakukan apa saja demi bukti cinta terhadap pasangan.
ADVERTISEMENT
Menurut anggota Suku Dani, menangis saja tidak cukup untuk melambangkan kesedihan yang dirasakan. Rasa sakit dari memotong jari dianggap mewakili hati dan jiwa yang tercabik-cabik karena kehilangan.
Selain itu, alasan mereka memutuskan untuk melakukan tradisi Iki Palek adalah karena jari dianggap sebagai simbol harmoni, persatuan, dan kekuatan. Bagian tubuh tersebut juga menjadi lambang hidup bersama sebagai satu keluarga, satu marga, satu rumah, satu suku, satu nenek moyang, satu bahasa, satu sejarah, dan satu asal. Dalam bahasa Papua, itu disebut dengan "Wene opakima dapulik welaikarek mekehasik”.
Jika digabungkan, bentuk dan panjang jari-jari tersebut memiliki kesatuan dan kekuatan untuk meringankan beban semua pekerjaan. Yang artinya, masing-masing jari bekerja sama, sehingga tangan dapat berfungsi dengan sempurna. Jika kehilangan salah satunya, itu berarti kebersamaan dan kekuatan akan berkurang.
ADVERTISEMENT
Dalam memotong jari, Suku Dani biasanya akan menggunakan kapak atau pisau tradisional untuk memotong jarinya. Tidak hanya itu, terkadang mereka mengikat jari dengan seutas tali selama beberapa waktu hingga aliran darah berhenti. Ketika aliran darah berhenti, barulah pemotongan jari dilakukan.
Tradisi Iki Palek kini sudah mulai menghilang akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan agama yang ada di Papua. Meski begitu, jika kamu berkunjung ke Suku Dani, masih banyak ditemui wanita paruh baya yang telah kehilangan beberapa jari mereka, karena menjalankan tradisi Iki Palek.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!