Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Ilmuwan Australia Klaim Pecahkan Misteri Segitiga Bermuda: Bukan Karena Alien
11 Mei 2022 13:59 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Misteri hilangnya kapal atau pesawat di Segitiga Bermuda telah jadi legenda selama berabad-abad. Beragam teori konspirasi mewarnai wilayah yang dikenal 'Segitiga Setan' ini seperti keberadaan UFO atau alien hingga kuatnya medan magnet, namun semuanya seakan masih menjadi misteri.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, baru-baru ini seorang ilmuwan dari Australia mengeklaim telah memecahkan misteri Segitiga Bermuda yang berada di Samudra Atlantik ini.
Dilansir Financial Express, Dr Karl Kruszelnicki dari Sydney University mengatakan bahwa hilangnya pesawat dan kapal di Segitiga Bermuda adalah akibat dari cuaca buruk dan kesalahan manusia.
Penjelasan ini tentunya bertentangan dengan berbagai anggapan liar yang beredar saat ini. Kruszelnicki menjelaskan, bahwa hilangnya kapal atau pesawat di Segitiga Bermuda bukan disebabkan oleh Alien ataupun kekuatan supranatural lainnya.
Misteri Segitiga Bermuda Terpecahkan?
Pada tahun 2017 lalu, Kruszelnicki mengatakan Segitiga Bermuda dekat dengan wilayah Bumi yang kaya, oleh karena itu lalu lintasnya padat.
Lebih lanjut, kata Kruszelnicki, menurut Lloyd's of London dan US Coastguard, jumlah orang yang hilang di Segitiga Bermuda sama dengan di mana pun di dunia berdasarkan persentase. Jadi, sebenarnya bukan hal yang misterius atau aneh.
Hal ini menjelaskan salah satu peristiwa paling terkenal, yaitu hilangnya kapal Flight-19. Kruszelnicki mengatakan, peristiwa ini terjadi mungkin karena gelombang setinggi 15 meter menghantam Samudera Atlantik saat itu.
ADVERTISEMENT
Flight-19 adalah penerbangan lima pesawat yang lepas landas dari Fort Lauderdale, Florida, Amerika Serikat pada tanggal 5 Desember 1945.
Anggota Angkatan Laut AS berada dalam penerbangan pelatihan normal selama dua jam hari itu, ketika mereka kehilangan semua kontak dengan pangkalan tersebut.
Pesawat dan awaknya menghilang di udara tipis dan tidak ada puing yang pernah ditemukan. Kruszelnicki menambahkan bahwa satu-satunya pilot berpengalaman di Flight-19 adalah Letnan Charles Taylor. Ia diduga menjadi penyebab dari tragedi itu atau bisa dibilang kecelakaan tersebut terjadi karena human error.