Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kondisi itulah yang membuat banyak waralaba di Industri perjalanan mengambil tindakan pencegahan untuk memastikan keselamatan penumpang dan staf mereka. Salah satunya Royal Caribbean.
Dilansir dari Fox News, Kamis (6/2), perusahaan kapal pesiar Norwegia-Amerika Serikat yang berbasis di Miami ini telah membatalkan delapan kapal pesiar yang akan melakukan pelayaran ke China. Pembatalan itu mulai diberlakukan sejak bulan Februari hingga awal Maret.
Sebelumnya, pada bulan Januari Royal Caribbean telah membatalkan tiga pelayaran kapal pesiar. Namun, sejak Minggu (2/1) perusahaan kapal pesiar itu mengubahnya menjadi delapan kapal pesiar yang dibatalkan berlayar ke China.
Selain itu, perusahaan tersebut juga tidak akan menerima dan membatalkan penumpang yang berkunjung ke China dan Hong Kong dalam periode 15 hari terakhir. Para penumpang tersebut harus melakukan pemeriksaan dan menjalani pengobatan khusus.
ADVERTISEMENT
Penumpang yang bepergian dengan paspor China atau Hong Kong yang melapor memiliki kondisi kesehatan yang tidak sehat atau menunjukkan gejala, seperti flu dan demam tinggi juga akan diperiksa. Peraturan tersebut juga berlaku untuk anggota kru, karyawan, dan kontraktor.
Meski pembatalan pelayaran itu akan berdampak kepada pendapatan kapal pesiar Royal Caribbean, Fain belum dapat menyebutkan kerugian yang dialami perusahaan kapal pesiar itu setelah virus corona mewabah. Setelah virus corona menjadi ketakutan banyak orang di seluruh dunia, Industri pelayaran telah membuat rencana kontingensi jika wabah berlanjut untuk periode waktu yang lama.
ADVERTISEMENT