Industri Pariwisata Didorong Tingkatkan Daya Saing Hadapi New Normal

11 Juni 2020 16:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi social distancing di bus. Foto: Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi social distancing di bus. Foto: Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 saat ini dipastikan akan membawa perubahan besar terhadap minat wisatawan dalam berwisata. Wisatawan diprediksi akan lebih mengedepankan aspek keamanan dan kesehatan, sehingga harus benar-benar dapat diantisipasi oleh seluruh pemangku kepentingan pariwisata dan juga ekonomi kreatif.
ADVERTISEMENT
Melihat hal ini, Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf, Agustini Rahayu, mengatakan baik pemerintah, pelaku usaha, maupun pemangku kepentingan lainnya harus mampu beradaptasi, menciptakan inovasi dan meningkatkan daya saing sebagai respons terhadap perubahan.
"Akan terjadi perubahan perilaku yang mendasar dari wisatawan. Nantinya wisatawan akan lebih mengedepankan faktor kebersihan, kesehatan dan keselamatan serta keamanan, sehingga industri harus dapat beradaptasi untuk dapat meyakinkan konsumennya bahwa fasilitas mereka dapat memenuhi factor dimaksud," kata Agustini Rahayu, dalam diskusi "New Normal di Industri Travel/Tourism" yang digelar PR Newswire, Rabu (10/6).
Sosial distancing di area Bali Paragon Resort Hotel. Foto: Kemenparekraf
UNWTO bahkan menyatakan bahwa kini saatnya para pelaku usaha untuk meninjau ulang standarisasi pariwisata, untuk menghadapi tuntutan kebutuhan tersebut melalui pedoman global pembukaan kembali fasilitas pariwisata atau Global Guidelines to Restart Tourism. UNWTO juga telah merilis pedoman yang dijadikan acuan industri pariwisata terkait perubahan perilaku wisatawan secara umum.
ADVERTISEMENT
Dari sisi akomodasi misalnya, preferensi wisatawan akan berubah dari yang semula mencari akomodasi yang menawarkan harga promo/budget hotel, ke hotel-hotel yang mengutamakan aspek higienitas. Kemudian dalam transportasi, penerbangan langsung atau maksimum 1 kali transit akan menjadi preferensi utama wisatawan.
Aktivitas wisatawan juga akan lebih mengarah ke aktivitas outdoor dengan pilihan udara sejuk, self-driving, dan private tour. Serta yang tidak kalah penting adalah penguatan sumber daya manusia yang berdasar kepada protokol keamanan dan higienitas.
Ilustrasi wisman asal India. Foto: Kemenparekraf
"Industri mungkin di awal akan melakukan penyesuaian harga karena harus memenuhi standar yang dibutuhkan dan wisatawan akan membayar. Meski nantinya seiring berjalan waktu juga akan ada penyesuaian dari sisi bisnis," ujar Agustini Rahayu.
Mengantisipasi hal tersebut, Kemenparekraf dikatakan Agustini Rahayu, telah menyiapkan program Cleanliness, Health and Safety (CHS) yang akan jadi pedoman bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif. Namun, protokol tersebut nantinya akan dikeluarkan melalui Peraturan/Keputusan Menteri Kesehatan dalam waktu dekat.
ADVERTISEMENT
Protokol kesehatan ditegaskannya memang harus diharmonisasikan dengan kementerian/lembaga lain agar tersinergi baik. Setelah itu, pihaknya baru akan melakukan pendampingan kepada industri, termasuk training pekerja pariwisata di setiap destinasi dan diaplikasikan.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat final agar kita bisa segera disosialisasikan," pungkasnya.