Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), Rabu (16/10), menyelenggarakan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pariwisata 2019. Rakornas yang mengangkat tema ‘Pengembangan SDM SMK Pariwisata di Era Revolusi Industri 4.0’ ini membahas dua subtema, yakni Kebijakan Pendidikan Pariwisata dan Digitalisasi Pariwisata Indonesia.
ADVERTISEMENT
Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan (BPIK) Kemenpar, Ni Wayan Giri Adyani, menyatakan bahwa sektor pariwisata memiliki beberapa kontribusi, di antaranya menciptakan lapangan pekerjaan (pro-job), mendukung pertumbuhan perekonomian (pro-growth), mengentaskan kemiskinan (pro-poor), mendukung kelestarian lingkungan (pro-environment), serta keberlanjutan (sustainability).
Berbasis pada keunggulan tersebut, maka sektor pariwisata saat ini memerlukan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mumpuni dan memiliki daya saing tinggi, khususnya untuk menghadapi persaingan di era revolusi industri 4.0.
“Tujuan dari penyelenggaraan Rakornas SMK Pariwisata 2019 ini antara lain bagaimana menciptakan SDM pariwisata yang berkualitas dan berdaya saing, berasal dari lulusan SMK Pariwisata di pasar kerja era pemberlakukan MEA dan Era Revolusi Industri 4.0,” ujar Ni Wayan Giri ,di Hotel Grand Sahid Jaya Jakarta, Rabu (16/10).
ADVERTISEMENT
Untuk mencetak SDM tersebut, Giri menyatakan Kemenpar telah melakukan serangkaian program strategis. Salah satunya, pada tahun 2018 lalu, Kemenpar dan Asosiasi SMK Pariwisata telah menetapkan Top-3 Program Prioritas, yaitu Implementasi Wonderful Indonesia Digital Tourism, Program 3C (Curriculum, Certification and Centre Of Excelence), dan Program One GM One SMK.
“SMK Pariwisata sebagai salah satu penghasil SDM Kepariwisataan perlu didorong untuk terlibat dalam pencapaian ketiga program prioritas tersebut,” ujarnya.
Selain itu, Giri menyatakan pihaknya juga mendorong keterlibatan praktisi profesional untuk terjun langsung dalam mengembangkan SDM Pariwisata SMK agar sesuai standar industri.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah Menteri Pariwisata Arief Yahya , menyatakan hingga kini pekerja berpendidikan kejuruan hotel/pariwisata yang bekerja di industri akomodasi jumlahnya relatif masih rendah, dibanding dengan pekerja berpendidikan kejuruan lainnya. Untuk itu, menurut Arief perlu adanya terobosan, yaitu mengoptimalkan fungsi Lembaga Sertifikasi Pariwisata (LSP) agar dapat menghasilkan lulusan SMK Pariwisata yang sesuai dengan standar kompetensi.
Di sisi lain, setiap sekolah juga perlu mengembangkan pedoman magang pada industri pariwisata, agar lulusan SMK Pariwisata punya bekal untuk menghadapi dunia kerja.
ADVERTISEMENT
“Hal penting lainnya, yaitu meningkatkan kapasitas pengajar dan penyesuaian kurikulum di SMK Pariwisata agar sesuai dengan perkembangan digital tourism,” tutup Arief.
Rakornas ini sendiri dihadiri sekitar 400 peserta dari Kemenpar, Kemdikbud, Kemendagri, Badan Nasional Sertifikasi Profesi/BNSP, Asosiasi Pariwisata (PHRI, ASITA, IHGM, IHGMA), serta perwakilan SMK Pariwisata se-Indonesia terakreditasi A, SMK Pariwisata Revitalisasi, SMK Pariwisata yang memiliki LSP-P1, dan SMK Pariwisata mewakili Provinsi dari seluruh Indonesia.