Ini Terowongan Kereta Api Terpanjang di Indonesia, Masih Aktif Sampai Sekarang

3 Oktober 2022 7:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Terowongan Sasaksaat tahun 1905. Foto: media-kitlv.nl via heritage.kai.id
zoom-in-whitePerbesar
Terowongan Sasaksaat tahun 1905. Foto: media-kitlv.nl via heritage.kai.id
ADVERTISEMENT
Bicara soal kereta api di Indonesia ada banyak aspek yang bisa dibahas. Mulai dari pendukungnya hingga hal yang paling penting, seperti terowongan kereta api yang mungkin tak pernah terpikirkan untuk dibahas sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Kali ini, mari sedikit membahas tentang terowongan aktif terpanjang di Indonesia. Terowongan ini bernama terowongan kereta api Sasaksaat yang berada di Desa Sumurbandung, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat.
Terowongan yang terletak di antara Stasiun Maswati dan Stasiun Sasaksaat ini membelah perbukitan Cidepong, serta memiliki panjang sekitar 949 meter.
Dilansir Heritage KAI, terowongan yang dibangun mulai tahun 1902 ini dibuat oleh Kereta Api Negara, Staatssporwegen (SS). Sesaat sebelum memulai pembangunan terowongan ini, mereka mengadakan upacara tradisional dengan memberikan sesajen.
Ilustrasi Terowongan Sasaksaat. Foto: Set001/Shutterstock
Hal ini dilakukan agar selama proses pembangunan tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, atau secara tidak langsung meminta keselamatan.
Semuanya dilakukan karena berhubungan dengan kepercayaan masyarakat sekitar. Sebab, gunung yang dibuat untuk terowongan tersebut dipercaya terdapat makhluk yang menguasainya.
ADVERTISEMENT
Setelah semua upacara selesai, pembangunan dari terowongan ini diserahkan kepada pemborong khusus orang Eropa, yang menggunakan teknik teknologi tinggi dari Belgia.
Selama pembangunan pun terdapat kendala, seperti adanya lahan yang memiliki kadar air tinggi dan bisa saja bocor ke terowongan. Hal tersebut tentu bisa menyebabkan longsor.
Suasana pembangunan di dalam terowongan tahun 1902-1903, terlihat pekerja orang Eropa dan pribumi. Foto: collective.tropenmuseum.nl via heritage.kai.id
Tanpa lelah para pekerja yang berasal dari pribumi, China, dan Eropa membangun terowongan tersebut mulai siang hingga malam hari. Orang pribumi dan China di bertugas sebagai kuli, sedangkan orang Eropa menjadi kepala cabang, mandor pekerja, pemborong, dan teknisi.
Tentu saat proses pembangunan, membutuhkan tenaga kerja yang banyak. Karena mereka melakukan penggalian di sisi utara dan selatan secara bersamaan.
Setelah terowongan selesai dibangun, tempat tersebut digunakan untuk sarana penumpang dan mengangkut barang ekspor, seperti kopi, teh, beras, dan hasil pertanian dari warga Bandung.
ADVERTISEMENT
Saat ini, terowongan yang berada di bawah Daerah Operasi II Bandung dilewati oleh kereta api jarak jauh, seperti Argo Parahyangan, Harina, Ciremai, Serayu, kereta api lokal Cibatu-Purwakarta, dan kereta angkutan barang.