Insiden Turbulensi, Korean Air Hentikan Layanan Makan 40 Menit Sebelum Mendarat

6 Juli 2024 16:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pesawat. Foto: CravenA/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pesawat. Foto: CravenA/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Maskapai penerbangan Korean Air mengumumkan kebijakan baru terkait layanan makan (inflight meal service) di pesawat. Aturan tersebut bakal melarang pramugari atau awak kabin menyediakan servis makan atau minuman jelang pendaratan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Channel News Asia, kebijakan ini diambil menyusul insiden yang terjadi pada pesawat Singapore Airlines (SIA) nomor penerbangan SQ321 yang sebelumnya mengalami turbulensi hebat.
Korean Air bakal melarang pramugari atau awak kabin menyajikan makanan dan minuman 40 menit sebelum pesawat mendarat di bandara.
Pesawat Korean Air. Foto: Shutterstock
Kebijakan ini sudah mulai diterapkan terhitung tanggal 1 Juli 2024 kemarin.
“Mulai 1 Juli, Korean Air akan menyelesaikan layanan kabin di semua rute jarak menengah dan jauh 40 menit sebelum mendarat, 20 menit lebih awal dari sebelumnya,” ujar pihak maskapai dalam pernyataan resminya.
“Perubahan prosedur layanan ini akan memungkinkan layanan dalam penerbangan berakhir sebelum pesawat mulai mendarat," lanjut Korean Air.

Buntut dari Insiden Turbulensi

Kondisi di dalam pesawat Singapore Airlines penerbangan SQ321 dari London ke Singapura, usai mengalami turbulensi parah, Selasa (21/5/2024). Foto: ViralPress via Reuters
Korean Air menjelaskan kebijakan baru ini diambil menyusul insiden turbulensi yang belakangan ini marak terjadi. Tak hanya Singapore Airlines, baru-baru ini puluhan penumpang terluka ketika maskapai Air Eropa yang terbang dari Spanyol ke Uruguay mengalami turbulensi hebat pada Senin (1/7) lalu. Pesawat akhirnya melakukan pendaratan darurat di Brasil.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, pada bulan Mei, penerbangan Singapore Airlines SQ321 dari London ke Singapura mengalami turbulensi ekstrem yang menyebabkan seorang penumpang berusia 73 tahun tewas dan lainnya terluka parah.
Penumpang Singapore Airlines penerbangan SQ321 dari London ke Singapura, yang melakukan pendaratan darurat di Bangkok akibat turbulensi, tiba di Bandara Changi di Singapura, Rabu (22/5/2024). Foto: SPH/The Straits Times/Ariffin Jamar via REUTERS
Kejadian itu membuat maskapai pelat merah Singapura berhenti menyajikan makanan dan minuman ketika tanda sabuk pengaman dinyalakan.
“Turbulensi telah menjadi masalah yang terus-menerus dan berkembang dalam beberapa tahun terakhir dengan jumlah insiden meningkat dua kali lipat pada Q1 2024 dibandingkan Q1 2019,” kata Korean Air.
"Turbulensi menjadi lebih sering terjadi, terutama saat pesawat turun, karena perbedaan suhu yang besar antar ketinggian. Inilah sebabnya mengapa layanan kabin Korean Air sekarang akan berakhir sebelum pesawat mulai turun," lanjutnya.
Pesawat Korean Air. Foto: Shutterstock
Maskapai tersebut menambahkan bahwa peringatan bersama dengan tanda kencangkan sabuk pengaman akan aktif ketika pesawatnya melewati area yang mungkin mengalami turbulensi. Saat tanda tersebut dinyalakan, penumpang harus mengikuti instruksi kru, dan kembali ke tempat duduknya, serta mengencangkan sabuk pengamannya.
ADVERTISEMENT