Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Salah satu objek wisata di Perth, Australia, yakni Crawley Edge Boatshed terlihat tak pernah sepi dari pengunjung. Baik wisatawan dari dalam maupun luar negeri kerap memadati objek wisata berbentuk rumah kayu berwarna biru terang yang berada di sungai Swan ini.
ADVERTISEMENT
Saking terkenalnya, menurut laporan CNN, pada 28 Mei lalu Dewan Kota Perth bertemu untuk membahas masalah overtourism yang terjadi di Crawley Edge Boatshed. Selain membahas padatnya pengunjung, pihaknya juga mengulas fasilitas yang tidak sepadan dengan ketenarannya.
“Ada peningkatan pengunjung selama beberapa tahun terakhir ke daerah ini, baik menggunakan bus wisata atau sendiri demi berfoto," ujar dewan kota Perth, seperti dikutip dari This is Insider.
Bayangkan, objek wisata yang paling banyak difoto di Perth ini tak dilengkapi fasilitas yang memadai. Untuk fasilitas umum terdekat saja jaraknya 2,4 kilometer.
Alhasil, para pelaku bisnis di sekitar Crawley Edge Boatshed yang terkena imbasnya. Mereka harus 'menampung' turis yang ingin pergi ke toilet.
Banyak turis yang akhirnya meminta izin untuk menggunakan toilet restoran, salah satunya adalah restoran milik Zafferano.
ADVERTISEMENT
"Manajer restoran ini telah mengajukan beberapa keluhan, karena pengunjung mengganggu bisnis," papar sebuah berita acara dari hasil pertemuan dewan kota.
Lebih lanjut, sang pemilik juga mengklaim bahwa beberapa turis yang datang justru berkelakuan buruk, mengganggu bahkan berbicara kasar. Maka dari itu, pemerintah kota Perth memutuskan untuk membangun toilet bertenaga surya demi pelancong yang berburu foto di objek Instagenic ini.
Adapun toilet bertenaga surya pertama di Perth ini diperkirakan menelan dana sebesar 401.280 ribu dolar Australia atau sekitar Rp 3,9 miliar. Serta per tahunnya membutuhkan biaya pemeliharaan sebesar 20 ribu dolar Australia atau setara Rp 198 juta rupiah.
Pemerintah setempat berharap pembangunan toilet dapat mulai dikerjakan pada awal Juni dan selesai pada akhir Agustus 2019.
ADVERTISEMENT
Rumah ikonik ini sebenarnya sudah ada sejak 1930-an, tetapi baru dicat berwarna biru hingga akhirnya menarik turis dari berbagai negara. Bahkan, kerap menjadi incaran fotografer dari seluruh dunia.