Jalur Pendakian di Tengah Gunung Fuji Dipasang Gerbang untuk Cegah Overtourism

19 Juni 2024 12:40 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pekerja mendirikan gerbang di stasiun kelima jalur Gunung Fuji di sisi Prefektur Yamanashi. Foto: Kyodo/via REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Para pekerja mendirikan gerbang di stasiun kelima jalur Gunung Fuji di sisi Prefektur Yamanashi. Foto: Kyodo/via REUTERS
ADVERTISEMENT
Gunung Fuji belakangan ini menghadapi berbagai masalah, akibat semakin banyaknya wisatawan yang ingin mendaki salah satu ikon negara Jepang tersebut. Akibatnya, Gunung Fuji kini dipasangi gerbang untuk mencegah overtourism yang kian memprihatinkan.
ADVERTISEMENT
Dilansir Independent, gerbang tersebut resmi dipasang pada Senin (19/6) lalu, menjelang dimulainya musim pendakian yang akan dibuka pada 1 Juli mendatang. Gubernur Yamanashi, salah satu dari dua prefektur yang berada di bagian gunung tersebut mengatakan bahwa perlu langkah-langkah tambahan untuk mengendalikan kepadatan yang berlebihan di lereng yang lebih rendah.
Sebelumnya, gerbang tersebut dipasang sebagai bagian dari peraturan baru yang diperkenalkan Yamanashi tahun ini, untuk mengatasi meningkatnya masalah keselamatan, lingkungan, dan kepadatan penduduk di sana.
Dalam peraturan terbaru ini, pendaki juga kini harus membuat reservasi dan memilih antara pendakian sehari atau bermalam di beberapa pondok yang tersedia di sepanjang jalur.
Pendaki juga wajib membayar biaya sebesar 2 ribu yen atau sekitar Rp 208 ribu, dan sumbangan opsional sebesar 1.000 yen atau sekitar Rp 104 ribu untuk konservasi.
ADVERTISEMENT
Setelah membayar, nantinya pendaki akan mendapatkan kode QR untuk dipindai di gerbang yang berada di tengah-tengah jalur pendakian atau dikenal sebagai pos kelima, tempat jalur Yoshida dimulai. Di Gunung Fuji sendiri terdapat 10 pos yang harus dilalui para pendaki jika ingin mencapai puncak.
Gerbang yang baru dipasang juga akan ditutup antara pukul 16.00 hingga 03.00 waktu setempat. Hal ini dilakukan agar pendaki yang tidak memesan penginapan, tidak bisa masuk ke area Gunung Fuji, dan mencegah para pendaki yang melakukan pendakian sehari.
"Pembatasan yang akan berlaku tahun ini merupakan langkah-langkah untuk mengatasi masalah yang membahayakan nyawa para pendaki," ujar Gubernur Yamanashi, Kotaro Nagasaki.
Gerbang di stasiun kelima jalur Gunung Fuji di sisi Prefektur Yamanashi. Foto: Kyodo/via REUTERS
Saat ini, pemerintah membatasi jumlah pendaki maksimal 4.000 orang yang diizinkan untuk mendaki Gunung Fuji setiap harinya. Diperkirakan jumlah pendaki yang mendaki Gunung Fuji akan melampaui jumlah pendaki tahun lalu yang sebanyak 137.236 orang.
ADVERTISEMENT
"Kepadatan yang berlebihan didekat puncak dapat mengakibatkan bencana besar, seperti jatuhnya manusia dalam efek domino," kata Kotaro.
Lebih lanjut, Kotaro mengatakan bahwa ia yakin langkah-langkah ini bisa mengurangi kepadatan penduduk di daerah hulu Gunung Fuji. Meskipun demikian, masih ada permasalahan yang akan timbul di daerah hilir Gunung Fuji.
Untuk itu, ia berjanji akan mengurangi overtourism di tingkat bawah dan sekitarnya. Salah satunya adalah dengan memperkenalkan jalur kereta api gunung di pos kelima, yang saat ini dapat dicapai dengan mobil dan bus, sambil mempromosikan rute pendakian tradisional dari kaki gunung.
Di sisi lain, Prefektur Shizuoka yang juga merupakan bagian dari area Gunung Fuji, saat ini tidak memberlakukan pembatasan pendakian wajib. Pendaki yang ingin mendaki saat ini harus daftar online dan mengisi rencana pendakian mereka, serta dianjurkan tidak mendaki setelah pukul 16.00 waktu setempat.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Gunung Fuji yang selama ini menjadi ikon Jepang pernah menjadi tempat ziarah. Saat ini, Gunung Fuji justru menjadi destinasi yang menarik puluhan ribu orang yang mendaki ke puncak untuk melihat matahari terbit.
Namun, semakin banyaknya wisatawan yang mendaki Gunung Fuji juga berbanding lurus dengan masalah yang timbul, seperti banyaknya sampah yang tertinggal, termasuk botol plastik dan makanan, yang telah menjadi perhatian utama.