Jangan Coba-coba, Ini yang Terjadi Jika Pintu Pesawat Dibuka Saat Penerbangan

8 Maret 2021 6:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bandara  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bandara Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Transportasi udara atau pesawat merupakan transportasi yang paling aman untuk digunakan saat kita bepergian. Sebab, jumlah kecelakaan pesawat lebih sedikit dibandingkan kecelakaan dalam transportasi darat.
ADVERTISEMENT
Untuk memastikan keamanan selama penerbangan, ada beberapa peraturan yang harus dipatuhi oleh penumpang pesawat. Salah satu aturan yang harus dipatuhi adalah tidak membuka pintu kabin sembarangan, terutama saat pesawat mengudara.
Larangan itu dibuat bukan tanpa alasan. Sebab, menjaga agar pintu pesawat tetap tertutup rapat saat penerbangan berkaitan dengan keselamatan penumpang dan awak kabin. Peraturan ini juga berlaku untuk pintu dan jendela darurat.
Pada dasarnya, pintu dan jendela pesawat memang dirancang agar tidak bisa dibuka sembarangan saat pesawat sedang dalam penerbangan. Hal ini lantaran tekanan di dalam kabin tidak memungkinkan untuk pintu dan jendela darurat bisa dibuka, bahkan jika pesawat masih terbang dalam ketinggian yang rendah.
Pintu darurat dalam pesawat atau emergency exit Foto: Shutter Stock
Pintu pesawat adalah pintu model sumbat, yang menyumbat dari dalam ke luar dan bagian dalam pintu lebih besar daripada bagian luarnya. Selain itu, tekanan udara di luar pesawat yang sangat besar juga membuat pintu sangat tidak mungkin untuk dibuka.
ADVERTISEMENT
"Tekanan udara di luar pesawat menambah ratusan kilo tekanan setiap meter persegi di pintu tersebut. Jadi, manusia tidak cukup kuat untuk membuka pintu tersebut," ujar seorang pilot bernama Brett Manders, seperti dikutip dari Express.
Karena perbedaan tekanan udara yang ada di kabin hampir mustahil bagi seorang penumpang pesawat untuk membuka pintu pesawat di tengah penerbangan. Di samping itu, pintu pesawat juga terkunci saat mengudara. Apalagi membuka pintu darurat saat penerbangan yang sedang berlangsung merupakan tindakan yang melanggar hukum.
Namun, pesawat tetap memiliki pintu darurat yang sewaktu-waktu dapat dibuka dalam keadaan mencekam atau kondisi darurat. Kondisi darurat ini maksudnya adalah saat penumpang atau awak pesawat menilai harus segera keluar dari pesawat karena adanya ancaman keselamatan, seperti kecelakaan atau kebakaran.
Ilustrasi kabin pesawat tanpa penumpang Foto: Shutter Stock
Tujuannya adalah supaya penumpang dan awak pesawat bisa segera dievakuasi dengan cepat dan aman. Namun, pintu ini tetap bisa dibuka setelah mendapat arahan atau komando pilot.
ADVERTISEMENT
Jika pintu darurat dibuka sembarangan tanpa arahan pilot, akan memunculkan berbagai dampak buruk, salah satunya decompression. Decompression adalah situasi di mana tekanan dalam kabin berkurang secara tiba-tiba.
Kasus decompression atau dekompresi terhebat terjadi pada 2005 ketika sebuah pesawat jenis Boeing 737 yang dioperasikan oleh Helios Airways jatuh dan sebanyak 121 penumpang dan awak kabin tewas. Ini adalah insiden kecelakaan udara yang paling mematikan dalam sejarah Yunani.
Pesawat itu jatuh setelah kehilangan tekanan kabin secara bertahap. Oksigen yang menipis di ketinggian 30.000 kaki membuat awak kabin pun tak berdaya.
Apalagi ditambah dengan kehabisan bahan bakar, membuat pesawat itu jatuh. Meskipun tersedia masker oksigen, namun itu hanya dapat bertahan dalam beberapa menit saja.
ADVERTISEMENT
Masalah lain dari pintu darurat yang asal dibuka adalah siapa pun yang duduk di dekat pintu itu akan terhirup angin dan terlempar ke luar.
Hal itu pernah menimpa pramugari bernama Clarabelle Lansing, dari Aloha Airline pada 1988 silam. Ia terlempar dari lubang di atas atap pesawat yang pecah saat dalam penerbangan ke Honolulu.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).