Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Jembatan Kaca Seruni Poin Bromo Akan Diresmikan, Bagaimana Sertifikasi CHSE-nya?
8 November 2023 11:22 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Wamenparekraf RI, Angela Tanoesoedibjo , mengatakan bahwa pihaknya telah menyusun sertifikasi CHSE untuk wisata jembatan kaca di Indonesia.
ADVERTISEMENT
CHSE sendiri merupakan pemberian sertifikasi kepada usaha pariwisata yang menjamin wisatawan bahwa produk atau pelayanannya memenuhi protokol kebersihan, kesehatan, keselamatan, dan kelestarian lingkungan.
Hal tersebut diungkapkan Angela usai menghadiri acara kumparan Anak Bangsa Curhat di Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Jawa Timur, pada Selasa (7/11).
"Terkait dengan CHSE ini kita bentuk ketika pandemi COVID-19. Tujuannya adalah waktu itu untuk meyakinkan tempat-tempat itu bersih, aman dalam hal kesehatan," ujar Angela, kepada kumparan di gedung Aseec Tower Kampus B, Unair.
"Dari sisi saat itu kita khawatir kalau terlalu dekat dengan orang, berjarak dan sebagainya. Jadi CHSE itu dibentuk untuk itu," lanjutnya.
Ia menyampaikan bahwa akan memperkuat di sisi keamanan wisata jembatan kaca, usai insiden pecahnya jembatan kaca di salah satu tempat wisata di Banyumas, Jawa tengah.
Menurutnya, seluruh standarisasi CHSE di tempat wisata telah tertulis dalam Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI).
ADVERTISEMENT
"Rencana ke depannya dari sisi safety-nya itu kita akan perluas lagi. Tapi sebenarnya poinnya dari standar-standar itu sudah ada dalam KBLI masing-masing. Jadi, dicek dan dikoordinasikan dengan pemerintah setempat," ucapnya.
Diketahui, Jembatan Kaca Seruni Poin di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) akan diresmikan pada tanggal 26 November 2023. Jembatan ini akan diresmikan oleh Presiden Jokowi.
Untuk itu, Angela mengungkapkan bahwa pihaknya terus meninjau KBLI di wisata tersebut. Sebab, itu merupakan pedoman dalam pembangunan wisata.
"Kami juga melihat ini menjadi concern sejak kejadian insiden pecah itu. Jadi, saya menelisik lebih dalam, jadi memang kita harus clear-kan dulu dari KBLI-nya. Ini yang sering sekali salah KBLI-nya," ungkapnya.
Saat ini, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk mengecek apakah standarisasi pariwisata telah sesuai dengan KBLI.
ADVERTISEMENT
"Jadi, ini yang harus kita koordinasi dengan pemprov setempat. Kita akan fokus kepada bagaimana supaya destinasi-destinasi wisata ini KBLI-nya benar, karena sudah ada standarisasi khususnya," tandas Angela.
Reporter: Farusma