Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Jepang hingga Malaysia Mulai Perketat Aturan Masuk untuk Turis dari China
29 Desember 2022 15:02 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 di China kembali meningkat, hal tersebut membuat beberapa negara kembali memperketat aturan masuk untuk turis yang berasal dari China.
ADVERTISEMENT
Jepang, India, Malaysia, dan Taiwan mengumumkan akan melakukan peningkatan aturan bagi turis dari China , melihat angka COVID-19 dari Negeri Tirai Bambu meningkat cukup signifikan.
Pemerintah Jepang akan memberlakukan tes COVID-19 dengan hasil negatif untuk turis dari China pada saat kedatangan. Sedangkan untuk mereka yang terbukti positif, turis tersebut harus menjalani karantina selama seminggu.
Dilansir Euro News, bukan hanya itu, Pemerintah Tokyo juga berencana membatasi maskapai penerbangan yang melakukan penerbangan ke China secara langsung.
Selain Jepang, ada Malaysia dan Filipina yang akan menerapkan langkah-langkah pelacakan dan pengawasan tambahan untuk turis dari China.
Pemerintah AS pun sedang mempertimbangkan untuk meningkatkan pengawasan. Hal ini dilakukan, karena kurangnya transparansi dari Pemerintah China tentang kasus COVID-19 yang tengah berlangsung di sana.
ADVERTISEMENT
Kasus COVID-19 Meningkat, Negara-negara Khawatir Kedatangan Turis dari China
Selama beberapa minggu terakhir, China dengan cepat melonggarkan aturan COVID-19. Perubahan kebijakan yang tiba-tiba ini dilaporkan membuat sistem kesehatannya kewalahan, karena penyebaran virus semakin tidak terkendali.
"Ada kekhawatiran yang meningkat di komunitas internasional tentang lonjakan COVID-19 yang sedang berlangsung di China dan kurangnya data transparan, termasuk data urutan genomik virus, yang dilaporkan dari China," kata Pemerintah Amerika Serikat.
Belum lagi China juga akan mencabut persyaratan karantina untuk pelancong yang masuk mulai dari 8 Januari 2023 mendatang. Hal tersebut merupakan langkah besar China menuju pelonggaran pembatasannya yang sudah ditutup sejak 2020.