Jinwar, Desa di Suriah yang Dihuni Para Janda Korban KDRT Melawan Patriarki

20 Juli 2021 17:10 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wanita membawa anak dan barang berharga mereka saat meninggalkan kota Ras al Ain, Suriah. Foto: AFP/DELIL SOULEIMAN
zoom-in-whitePerbesar
Wanita membawa anak dan barang berharga mereka saat meninggalkan kota Ras al Ain, Suriah. Foto: AFP/DELIL SOULEIMAN
ADVERTISEMENT
Di tengah perang senjata Suriah, berdiri sebuah desa yang dianggap aman untuk berlindung bagi para janda di Suriah. Terletak di kawasan Rojava, Jinwar merupakan desa yang dihuni oleh para janda korban KDRT di negara tersebut.
ADVERTISEMENT
Para janda korban KDRT dan serangan seksual itu hidup bersama untuk melawan budaya patriarki yang telah lama menyelimuti kehidupan mereka. Dalam bahasa Kurdi, Jinwar memiliki arti 'tempat perempuan'.
Desa itu memiliki 30 rumah bata yang berdiri di sebidang tanah pertanian. Sekelompok janda itu menciptakan sebuah kawasan sebagai tempat pelarian dari nasib buruk menjadi istri dari korban KDRT.
Ilustrasi Desa Jinwar, Suriah Foto: Wikimedia Commons
Dibangun sejak 2018, dusun kecil ini adalah wilayah yang diperintah oleh para perempuan. Sedangkan, haram hukumnya untuk laki-laki masuk ke dalam kawasan tersebut.
“Tidak perlu laki-laki di sini, hidup kami baik-baik saja. Tempat ini hanya untuk wanita yang ingin berdiri,” kata Zainab Gavary, seorang warga berusia 28 tahun.
Jinwar merupakan wilayah administrasi khusus perempuan yang terletak beberapa mil dari Qamishli, sebuah kota di wilayah mayoritas Kurdi di timur laut Suriah. Didirikan oleh kelompok perempuan lokal dan sukarelawan internasional, Jinwar diharapkan dapat menciptakan ruang bagi perempuan untuk hidup bebas dari kendala struktur kekuasaan patriarki dan kapitalisme yang telah lama menindas mereka.
ADVERTISEMENT
Rumah-rumah di sini dibangun oleh para wanita yang sekarang tinggal di dalamnya. Mural dan patung wanita inspiratif tersebar di sekitar lokasi, di tengahnya terdapat taman bunga padang rumput. Suasana yang diciptakan Jinwar sangat berbanding terbalik dengan desa-desa konflik di sekitarnya.
Wanita dan anak-anak terlihat menaiki mobil bak terbuka meninggalkan kota Ras al Ain, Suriah saat Turki melakukan serangan ke kota tersebut, Rabu,(9/10/2019). Foto: AFP/DELIL SOULEIMAN
Sebagian perempuan yang hidup di Jinwar juga menyebut bahwa keberadaan mereka di sana untuk melepas bayang-bayang kekhalifahan ISIS. Mereka mengaku ingin melepas gelombang kebrutalan yang memaksa para wanita untuk mengangkat senjata melawan kelompok ekstremis.
Selain melindungi para janda korban KDRT, Jinwar juga menjadi tempat berlindung para perempuan yang dipaksa meninggalkan rumah dan keluarga untuk pergi berperang. Selama perang berlangsung, perempuan Kurdi dipaksa berada di garda terdepan peperangan dan melepas diri dari peran berorientasi dengan keluarga.
ADVERTISEMENT
Proyek Jinwar didanai dan dikelola oleh tiga organisasi lokal dan konsepnya adalah menyediakan tempat tinggal dan peluang kerja bagi para perempuan.
Ribuan perempuan menjadi janda akibat perang saudara Suriah dan perang melawan ISIS. Perang, yang kata sebagian perempuan dipicu oleh laki-laki, tapi perempuan dan anak-anak yang menanggung konsekuensinya.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).