Kabupaten Buleleng, Bali, Bakal Diajukan Masuk UNESCO Creative Cities Network

2 September 2024 12:59 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Destinasi wisata di Kabupaten Buleleng, Bali. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Destinasi wisata di Kabupaten Buleleng, Bali. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno, akan mendukung Kabupaten Buleleng, Bali, untuk diajukan sebagai UNESCO Creative Cities Network (UCCN).
ADVERTISEMENT
Hal ini diungkapkan Sandiaga dalam kegiatan "KaTa Kreatif" yang berlangsung di Taman Budaya Buleleng, Bali, belum lama ini. Sandiaga mengatakan bahwa sebelumnya Kemenparekraf telah menetapkan enam kabupaten/kota kreatif 2024, salah satunya adalah Kabupaten Buleleng dengan subsektor kriya sebagai unggulan.
"Potensinya memang sangat luar biasa, kita lihat produk-produk ekonomi kreatifnya dan Kabupaten Buleleng telah ditetapkan menjadi kabupaten kreatif, yang siap untuk kita ajukan menjadi kabupaten kreatif dunia melalui proses UNESCO," kata Sandiaga, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparan.
Menparekraf Sandiaga Uno saat dijumpai di kompleks parlemen, Jakpus, Kamis (29/8). Foto: Thomas Bosco/kumparan
Saat ini, Indonesia sendiri sudah memiliki tiga kota yang mendapat predikat UCCN, yaitu Pekalongan kategori crafts and folk art, Bandung kategori desain, dan Ambon kategori musik.
"Dengan legitimasi dari UNESCO, tentu akan memberikan dampak yang besar. Tidak hanya pada keberlanjutan dan kelestarian potensi seni dan budaya yang ada, juga secara tidak langsung menjadi sarana promosi yang efektif," kata Sandiaga.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, dengan pengajuan Kabupaten Buleleng di UCCN, diharapkan dapat menarik minat wisatawan untuk datang ke Indonesia, khususnya Buleleng akan meningkat dan masyarakat akan lebih sejahtera.
Destinasi wisata di Kabupaten Buleleng, Bali. Foto: Shutterstock
Penetapan ini secara otomatis juga akan menjadikan suatu wilayah sebagai ekosistem yang dipantau langsung oleh UNESCO, agar para pelakunya konsisten melestarikan seni pertunjukan, budaya, dan kegiatan-kegiatan event tahunan yang ada.
"Ada 17 subsektor di ekonomi kreatif sesuai dengan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2019 yang dapat dipilih, Buleleng telah memilih kriya sebagai subsektor penghela. Dan subsektor pendukungnya ini juga harus disiapkan, mulai dari kuliner, fesyen, musik, film, seni pagelaran, juga ada aplikasi permainan dan lain sebagainya," tutur Sandiaga.
Kehadiran workshop ini menjadi dukungan Kemenparekraf dalam menghadirkan ruang diskusi antara Kemenparekraf, Pemerintah Kabupaten, hingga pelaku seni, agar menemukan inovasi, ide, atau langkah strategis yang mampu membawa Buleleng nantinya mendapat pengakuan UNESCO sebagai Creative Cities Network kategori seni kriya.
ADVERTISEMENT
"Oleh karena itu, kami juga harus mempersiapkan melalui peningkatan interkoneksinya. Tadi ada bicara mengenai jalan tol, bandara, maupun jalur laut. Kami juga melihat peluang untuk peningkatan kapasitas melalui pelatihan promosi dan produk-produk karya ekonomi kreatif, yang mudah-mudahan bisa menjadi daya tarik Buleleng yang lebih baik," pungkas Sandiaga.