Kampanye Sadar Wisata 5.0 Stimulasi Desa Wisata Kenali Potensi dan Keunikan

24 Maret 2023 14:25 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto aerial kawasan wisata Simalem di Silahisabungan, Dairi, Sumatera Utara. Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Foto aerial kawasan wisata Simalem di Silahisabungan, Dairi, Sumatera Utara. Foto: Nova Wahyudi/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Perwakilan desa wisata di Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba memberi respons positif atas terlaksananya Program Kampanye Sadar Wisata 5.0. Program dari Kemenparekraf ini dianggap dapat menstimulasi warga mengenali potensi dan keunikan desa wisata masing-masing.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut disampaikan dalam paparan para local champion (penggerak desa wisata) pada acara Biannual Tourism Forum yang digelar 20-21 Maret 2023 di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Sebanyak 18 desa wisata dari 5 kabupaten penyangga yang ada di sekitar wilayah Danau Toba menghadiri acara yang bertujuan mempertemukan para penggerak pariwisata, aparat desa wisata dengan sejumlah stakeholder yang diharapkan berperan dalam pengembangan pariwisata secara mandiri, yang terdiri dari unsur pemerintah, akademisi dan pelaku usaha di sektor pariwisata.
Kemenparekraf menggelar acara Biannual Tourism Forum yang digelar 20-21 Maret 2023 di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Foto: Kemenparekraf RI
Para perwakilan desa wisata ini memaparkan rencana program pengembangan desa wisata yang terdiri dari program jangka pendek dan jangka panjang untuk mendorong peningkatan pariwisata di daerah masing-masing.
M. Imron H. Tavadjo selaku local champion Desa Lumban Silintong, Kabupaten Toba, menjelaskan desanya tergerak untuk membuka pantai sebagai salah satu daya tarik wisata.
ADVERTISEMENT
“Tadinya desa kami belum memiliki pantai. Dengan adanya pelatihan dari Kampanye Sadar Wisata 5.0, kami punya gagasan membuka pantai Lumban Silintong, bersamaan dengan adanya event F1 Power Boat beberapa waktu lalu. Pantai ini awalnya semua rawa-rawa,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Winda Purnama Sari dari Desa Tongging, Kabupaten Karo, yang menjelaskan cara para pemuda desanya yang semakin tergerak mendorong peningkatan perekonomian desa melalui sektor pariwisata, khususnya setelah dibentuknya Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis.
“Melalui bekal pelatihan dari Kemenparekraf, Desa Wisata Tongging melahirkan Gisitales untuk menjadi wadah sanggar tari yang mengangkat budaya khas Tongging. Setelah terbentuk pada 2022, kami sudah dua kali menjadi tuan rumah event nasional Karo Music Camp,” ucapnya.
Kemenparekraf menggelar acara Biannual Tourism Forum yang digelar 20-21 Maret 2023 di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara. Foto: Kemenparekraf RI
Dari Kabupaten Samosir, perwakilan Desa Huta Tinggi pun menyampaikan hasil pengembangan varian produk olahan susu kerbau khas desanya.
ADVERTISEMENT
Lalu, Desa Sibandang, Kabupaten Tapanuli Utara, menggalang kemitraan dengan kalangan akademisi dalam menggali dan menyeragamkan sisi story telling wisata sejarah di sana.
Usai kegiatan Kampanye Sadar Wisata yang digelar beberapa waktu lalu, mereka melakukan berbagai program pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) seperti sosialisasi dan pelatihan homestay bagi para pelaku pariwisata di desa wisatanya.

Tahapan Pendampingan Memastikan Implementasi Pengembangan Desa Wisata

Selepas melaksanakan Biannual Tourism Forum yang memfasilitasi para penggerak desa wisata desa untuk mendapatkan akses pengembangan program wisata di desanya masing-masing, Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 berlanjut dengan tahapan pendampingan Kemenparekraf dengan melibatkan para pakar dari kalangan akademisi maupun praktisi.
Rangkaian kegiatan Kampanye Sadar Wisata 5.0 bertujuan untuk peningkatan kapasitas SDM pelaku pariwisata.
ADVERTISEMENT
"Melalui Program Pembangunan Pariwisata Terintegrasi dan Berkelanjutan (P3TB), Kemenparekraf berkomitmen mengambil peran untuk mendukung peningkatan dan penyiapan SDM andal dan profesional di bidang parekraf, di antaranya melalui pelatihan bagi para pelaku pariwisata dari desa-desa wisata,” jelas Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno dalam kesempatan sebelumnya.
Sandiaga Uno mengunjungi salah satu spot wisata di Danau Toba, Adian Nalambok, Kamis (10/6). Foto: Dok. Istimewa
Program Kampanye Sadar Wisata 5.0 telah berjalan sejak 2022 di 65 desa wisata. Tahun ini program dilanjutkan dengan 90 desa wisata tambahan di 6 Destinasi Pariwisata Prioritas meliputi, Danau Toba, Borobudur Yogyakarta Prambanan, Bromo Tengger Semeru, Lombok, Labuan Bajo dan Wakatobi.
Terdekat, tahapan Sosialisasi Sadar Wisata digelar di desa-desa wisata di wilayah penyangga sekitar Danau Toba, yaitu Desa Parparean I dan Sigapiton di Kabupaten Toba serta Desa Pangambatan dan Dokan di Kabupaten Karo, pada 22 dan 25 Maret 2023.
ADVERTISEMENT
Melalui kegiatan Sosialisasi Sadar Wisata, diharapkan warga desa wisata lebih peka menangkap potensi yang ada di wilayahnya.
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf Martini M. Paham mengatakan, desa wisata didorong untuk menggali potensi yang ikonik dan menarik dari produk-produk wisata yang dimiliki.
“Desa wisata membutuhkan branding, di antaranya dengan cara mengangkat keunikan lokal,” tutur wanita yang akrab disapa Diah ini.
Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf Florida Pardosi. Foto: Kemenparekraf RI
Saat membuka Sosialisasi Sadar Wisata 5.0 di Kabupaten Toba, Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf Florida Pardosi mengajak para peserta untuk menghidupkan kembali spirit masyarakat Batak, yang selalu memberikan yang terbaik kepada tamu, dalam hal ini, wisatawan yang datang ke desa wisata.
“Anggap semua tamu itu tulang. Kita sudah mampu selalu ingin memberikan yang terbaik buat tamu. Dalam budaya dan adat kita sudah terbiasa seperti itu. Jadi berikan yang terbaik,” ucap Florida.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Toba, Rusti Hutapea berterima kasih kepada Kemenparekraf dan para narasumber yang telah membekali dan membantu mengenali potensi wisata yang ada di desa ini.
"Sehingga kita mengerti dan menyadari bagaimana potensi wisata yang ada dapat dikelola untuk menghasilkan manfaat bagi kesejahteraan masyarakat,” ucap Rusti.