Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Karya Mural Puzzle Jakarta-Singapura, Bagaimana Menyatukannya?
15 September 2021 16:10 WIB
·
waktu baca 4 menitNamun di situasi saat ini, kita bisa mengapresiasi seni melalui virtual juga, lho! Di dalam artikel ini, kamu bisa langsung coba AR (Augmented Reality) filter yang akan menceritakan makna di balik seni mural kolaborasi ini. Kamu juga bisa menonton langsung paparan dari seniman mural dari Singapura dan Indonesia yang membuatnya.
Bila dilihat lebih dekat, ada yang lebih menarik dibandingkan sekadar warna-warnanya yang apik. Ya, kita bisa melihat landmark dua negara melalui mural ini; ada gambar gapura khas Indonesia; dan Marina Bay serta Gardens by the Bay yang ikonik dari Singapura.
Tidak hanya di Jakarta, ternyata bagian lain dari mural ini juga dilukis di salah satu sudut kawasan populer Negeri Singa, Kampong Gelam. Bagi yang pernah melancong ke Singapura, pasti sudah tahu bahwa Kampong Gelam yang juga pusat komunitas Melayu ini merupakan area populer untuk berfoto dengan latar mural yang instagenik.
Masih didominasi warna-warni serupa dengan mural di M Bloc Space, uniknya kita bisa melihat satu sisi gapura khas Indonesia di mural Kampong Gelam. Kita juga bisa melihat gambar sosok yang mengenakan penutup kepala menyerupai helm astronaut serta simbol ‘Like’ yang sering kita lihat di sosial media. Bak sebuah puzzle, dua mural ini ternyata saling menyambung saat disatukan.
Bukan tanpa alasan, memang ada maksud di balik proyek mural yang bisa kita nikmati di dua negara ini, lho. Digarap oleh dua seniman grafiti; Adi Dharma alias Stereoflow dari Indonesia dan Zulkarnaen Othman atau ZERO dari Singapura, mural ini merupakan sebuah proyek kolaborasi bertajuk ‘Under the Sun’.
Melalui simbol, garis, dan warna yang ditorehkan, dua seniman berbeda negara bekerja sama dengan Singapore Tourism Board dalam program SingapoReimagine, ingin mengungkapkan bahwa meski kini terpisah jarak dan sementara waktu tidak bisa leluasa bepergian, kita bisa melaluinya bersama-sama. Kita juga bisa tetap bersatu di bawah matahari yang sama.
Mengerjakan proyek ‘Under the Sun’ tanpa tatap muka
Di balik terciptanya karya untuk menginspirasi orang-orang agar tetap semangat di masa pandemi ini, ada satu kisah menarik dari kedua seniman yang menggarapnya. Dari awal kerja sama hingga karyanya bisa dinikmati masyarakat, mereka tidak pernah sekali pun bertatap muka secara langsung.
Namun hal ini bukanlah menjadi penghalang bagi mereka. Stereoflow mengungkapkan bahwa adanya teknologi hingga adanya rasa saling menyemangati menjadi kunci yang membuat proyek ini bisa terwujud.
“Dengan adanya perkembangan teknologi, kami sangat terbantu untuk saling berkomunikasi kembali, saling menyemangati, bertukar pikiran mengenai tantangan masing-masing seniman, hal-hal yang bisa dilakukan bukan hanya sebagai solusi namun juga inovasi dalam berkarya. Sisi baiknya dari situasi saat ini justru banyak dari kami yang akhirnya keluar dari zona nyaman dan menemukan cara-cara baru atau inovasi untuk berkolaborasi dan berkarya. Contohnya seperti kolaborasi mural puzzle di Singapura dan Indonesia ini,” ungkap Stereoflow.
Sambutan positif dari komunitas seniman grafiti di Singapura pun membuat proyek ini dapat berjalan lancar. ZERO mengungkapkan, seni grafiti semacam ini bukan sekadar aktivitas untuk menonjolkan estetika, namun bisa menjadi media untuk memberi inspirasi bagi banyak orang, terutama di masa pandemi ini.
“Melalui kolaborasi ini, komunitas seni jalanan di Singapura juga berharap dapat terus menginspirasi banyak orang melalui karya seni, dan ini sejalan dengan kegiatan STB yang terus mencari cara untuk membuat orang bersemangat melalui kegiatan-kegiatannya. Banyak orang sudah rindu untuk kembali traveling,” sambungnya.
Bagian dari proyek Hall of Fame di Kampong Gelam
Ya, ‘Under the Sun’ sejatinya merupakan salah satu karya yang dipamerkan dalam gelaran proyek besar Hall of Fame yang diadakan di Kampong Gelam. Terbentang dari Bali Lane dan Ophir Road, proyek ini menampilkan tujuh belas mural, termasuk karya kolaborasi ZERO dan Stereoflow, dan menjadi Hall of Fame graffiti pertama di Asia Tenggara.
Buat kamu yang ingin menikmati mural di M Bloc Space, kolaborasi ini bisa dilihat sejak 8 April 2021 hingga enam bulan ke depan. Menariknya lagi, pengunjung juga bisa memanfaatkan teknologi Augmented Reality (AR) untuk mendapatkan pengalaman baru menikmati karya seni kolaborasi dua negara ini, lho.
Cukup buka Instagram, lalu gunakan filter yang tersedia di sini . Kemudian scan dengan cara mengarahkan kamera handphone kamu ke mural agar bisa menikmatinya secara lebih interaktif dan tentunya mengasyikkan.
Dengan adanya setengah lukisan mural yang dibuat Stereoflow di M Bloc Jakarta, diharapkan bisa mengobati masyarakat yang rindu travelling dan membayangkan berwisata kembali ke Singapura untuk mengunjungi setengah lukisan mural lainnya yang dilakukan ZERO di Bali Lane, Kampong Gelam.
Yuk, hidupkan kembali impian perjalananmu nanti dengan mengapresiasi Mural puzzle kolaborasi seniman Singapura dan Indonesia #SingapoReimagine