Kebakaran Bromo Bikin Negara Merugi, Okupansi Hotel dan PNBP Turun
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski telah dibuka kembali terhitung Senin (18/9) kemarin, penutupan yang dilakukan tak hanya bikin pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) merugi, tetapi juga negara.
Hal itu pun disampaikan langsung oleh Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama, Nia Niscaya. Menurutnya, hal itu bisa dilihat dari Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) Bromo .
Pada 2022, Bromo tercatat dikunjungi sebanyak 318.919 wisatawan, yang terbagi dari 310.418 pengunjung merupakan wisatawan nusantara dan 8.501 pengunjung merupakan wisatawan asing.
Dari total jumlah kunjungan wisatawan ke Bromo sepanjang 2022 tersebut, ada Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang mencapai Rp 11,65 miliar, meningkat jika dibandingkan tahun sebelumnya sebanyak Rp 4,85 miliar.
"Kalau kita lihat data statistik di tahun 2022, Pendapatan Negara Bukan Pajak atau PNBP di kawasan ini mencapai sekitar Rp 11,65 miliar, dan ini, kan, baru bangkit dari pandemi. Namun, berdasarkan analisa ekonomi, kejadian kebakaran yang mengakibatkan berhentinya aktivitas sektor pariwisata dan ekonomi kreatif tentunya dapat menyebabkan penurunan PNBP hingga 30 persen sampai 40 persen. Besar ini turunnya dan naiknya juga perlu efek yang besar," ujar Nia, dalam Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Gedung Sapta Pesona, Kemenparekraf, Senin (18/9).
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, kebakaran dan penutupan wisata Bromo menurut Nia, juga menimbulkan efek berantai bagi pelaku usaha lainnya, terutama pelaku industri perhotelan. Menurut data yang ia peroleh, disebutkan bahwa kebakaran tersebut juga berimbas pada menurunnya tingkat okupansi (keterisian kamar) hotel di sekitar kawasan Bromo.
"Penutupan ini berdampak pada hunian kamar sampai 80 persen, makan minum juga, jasa pemandu, sewa jeep, dan lain-lain," ungkapnya.
Cerita dari Travel Agent
Selain industri perhotelan, Nia juga sempat bertemu dengan salah satu travel agent. Kepada Nia, pihak travel agent tersebut mengaku mengalami kerugian yang tak sedikit akibat pembatalan kunjungan ke Bromo.
"Sebelumnya saya sempat bicara dengan pihak travel agent Surabaya, Monas Travel. Dari kejadian ini, itu reservasinya semua ditunda, bahkan dibatalkan, baik wisnus maupun wisman. Dia sangat bersedih, saya tanya, 'Dari mana wismannya?', 'Kebetulan dari saya saja bu, lebih meng-handle Singapura dan Malaysia'," tutur Nia.
"Reservasi travel agent itu ada lima yang di-cancel sementara ini, untuk pax antara lima sampai 15 orang. Kebayang, kan, kalau kita jadi bagian mereka gitu, ya," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Nia juga bertanya kepada pihak travel agent tersebut, berapa rata-rata wisman melakukan spending atau belanja saat berwisata. Disebutkan bahwaspending-nya lebih dari Rp 2,5 juta.
"Berapa kira-kira spending, paling tidak Rp 2,5 juta, itu baru dari satu travel, tapi saya belum bertanya yang lain," papar Nia.
Selain menyatakan keprihatinan dan belasungkawa kepada warga sekitar dan pelaku parekraf, Kemenparekraf mengaku sangat prihatin dengan kebakaran yang juga berdampak besar pada kondisi ekologi di sekitar kawasan wisata alam tersebut.
Untuk itu, pihaknya pun akan mendorong langkah evaluasi, guna meningkatkan mitigasi bencana kebakaran hutan dan lahan kawasan Bromo, maupun kawasan wisata alam lainnya. Kemenparekraf juga melalui staf ahli manajemen krisis telah berkoordinasi dengan KLHK, dan Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru untuk melakukan evaluasi, agar kejadian serupa tidak terulang.
ADVERTISEMENT
"Lagi-lagi kami menekankan terjadinya kebakaran hutan tersebut diakibatkan oleh kelalaian pengunjung. Sesungguhnya bisa tidak terjadi kalau kita betul-betul tahu do's and don'ts-nya dan jangan lalai, karena keselamatan pengunjung menjadi hal yang utama," pungkas Nia.