Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Kantor Kedutaan Besar Republik Indonesia di Moskow memberi saya kehangatan di tengah dinginnya cuaca di sana. Jangan lupa mampir bila ada kesempatan ke Rusia.
ADVERTISEMENT
Pada siang itu hari Jumat (28/4) cuaca di Moskow menunjukkan suhu sekitar 5-6 derajat Celcius. Bagi orang yang sudah lama tinggal di Moskow, cuaca seperti ini lebih bersahabat, karena kabarnya di Moskow cuaca terburuk bisa mencapai minus 30 derajat Celcius. Namun bagi saya, suhu itu sudah cukup merusak harapan.
Suhu dingin tersebut rupanya belum cukup. Siang itu, hujan juga melanda kota Moskow. Memang hujannya tidak sederas seperti Bogor dan sampai menimbulkan banjir di Jakarta, tapi cukup membuat basah kepala dan pakaian saya.
Dingin plus hujan adalah kombinasi yang kurang pas untuk jalan-jalan. Apalagi ketika waktu Anda terbatas oleh visa yang singkat, macet dan jadwal keberangkatan pesawat.
Untunglah di tengah suasana dingin dan kurang enak itu saya berkesempatan berkunjung ke kantor KBRI di Moskow. Kantor ini berada di jalan ul. Novokuznetskaya, 12, Moskva, Rusia, 115184, letaknya tidak terlalu jauh dari hotel tempat saya tinggal.
ADVERTISEMENT
Di KBRI saya sempat bertemu dengan Wakil Kepala Perwakilan RI di Rusia Lasro Simbolon. Saat itu, kebetulan Dubes RI di Rusia Wahid Supriyadi sedang ada mengikuti acara ‘Wonderful Indonesia’ di St Petersburg, sehingga tidak bisa berjumpa. Saya juga sempat berkenalan dengan beberapa staf lain di sana.
Di KBRI juga saya sempat mengikuti salat Jumat. Para jemaah adalah staf KBRI, mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Rusia, dan ada juga WNI yang kebetulan sedang berada di kantor. Ada juga anak-anak dari staf KBRI yang antusias mengikuti salat Jumat.
Kehangatan suasana di sana begitu terasa. Pada dasarnya, setiap orang yang berada di luar negeri, pasti akan merasakan semangat kekeluargaan yang tinggi, bila bertemu lagi dengan orang yang berasal dari satu negara. Itulah semangat yang terasa di KBRI. Walau sedikit dan di tempat yang sederhana, tapi suasana Jumatan berlangsung dengan khusyuk.
ADVERTISEMENT
Setelah itu, saya mencoba makan di kantin KBRI. Di sana ada makanan khas Indonesia yang dijual oleh Mba Lulu. Makanannya sungguh menggoda, dibandingkan makanan yang saya konsumsi di hotel selama dua hari terakhir. Ada menu ayam penyet, gorengan, baso, somay sampai pempek. Hangat, enak dan tentu saja relatif murah.
Ruang makan ada di dua lokasi berbeda. Sederhana, tapi sejauh saya lihat suasana keakraban itu memang sangat terasa. Para staf KBRI ada yang berdiskusi dengan mahasiswa, ada staf yang baru tiba bersama ayahnya, sampai ada yang sibuk mempersiapkan pekerjaan berikutnya.
Para mahasiswa WNI banyak yang sengaja datang untuk salat Jumat dan makan. Mungkin ini sebagai obat rindu bagi mereka, terutama bagi mereka yang rindu makanan dari Tanah Air.
ADVERTISEMENT
Anak-anak yang berada di sana juga menjadikan KBRI sebagai tempat bermain. Dibalut jaket yang tebal, anak-anak itu terlihat senang bermain petak umpet atau lari-lari di sekitar halaman parkir.
Menurut Lasro Simbolon, ada banyak staf di KBRI Moskow. Sebagian bahkan ada yang bekerja cukup lama, sampai bahkan 30 tahun. Sebagian lainnya ada staf yang berasal dari Rusia seperti Ekaterina Makanina, sekretaris Lasro.
“Kalau saya sendiri baru 7 bulan di sini,” katanya.
Lasro mengatakan KBRI Moskow adalah rumah bagi WNI di Rusia. Tak lupa, rumah juga bagi WN Rusia yang tartarik dengan Indonesia.