Kekurangan Salju, 2 Area Ski Terbesar di Selandia Baru Terancam Bangkrut

19 Oktober 2022 10:08 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wisatawan bermain ski. Foto: Lukas Gojda/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wisatawan bermain ski. Foto: Lukas Gojda/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dua area ski terbesar di selandia baru mengalami kebangkrutan akibat selama musim dingin di sana tidak menghasilkan salju sebagaimana mestinya.
ADVERTISEMENT
Bahkan area ski Turoa dan Whakapapa sudah mendaftar ke opsi penyelamat bisnis di Selandia Baru yang disediakan pemerintah setempat untuk perusahaan yang sedang mengalami kesulitan.
Nantinya dalam opsi penyelamatan bisnis itu perusahaan akan meninjau dan menilai akankah perusahaan tersebut mampu bertahan atau tidak.
Dilansir News Sky, kedua area ski di Pulau Utara Selandia Baru ini dimiliki oleh Ruapehu Alpine Lifts, sebuah organisasi nirlaba yang didirikan oleh para penggemar ski 70 tahun yang lalu.
Ilustrasi berseluncur salju. Foto: Dmytro Vietrov/Shutterstock
Tapi belum ada keuntungan. Perusahaan kehilangan hampir 3 juta poundsterling atau setara dengan Rp 52,6 miliar tahun lalu dan memiliki utang lebih dari 15 juta poundsterling setara dengan Rp 263 miliar.
Di Selandia Baru, industri ski merupakan daya tarik wisata vital yang dibutuhkan untuk meningkatkan perekonomiannya. Selain itu, industri ski juga membentuk identitas bangsa sebagai situs petualangan alam terbuka.
ADVERTISEMENT
Kekurangan salju tahun ini hanya menambah banyak kesulitan di area ski, setelah mengalami kesulitan dua musim sebelumnya karena pandemi COVID-19.
Pekan lalu, area ski Turoa terpaksa ditutup tiga minggu lebih awal dari yang dijadwalkan. Meskipun kesulitan, area ski Whakapapa berusaha untuk tetap buka hingga 24 Oktober 2022 mendatang.
Ilustrasi resor ski. Foto: Shutter Stock
Mungkin banyak yang bertanya, kenapa daerah tersebut kekurangan salju?
Salju-salju di sana terhempas oleh hujan lebat atau telah mencair selama suhu hangat tahun ini. Meskipun Turoa menggunakan 50 mesin pembuat salju, upaya tersebut terbukti sia-sia melihat kondisi cuaca yang ada.
Staf di Turoa telah menggunakan mesin pembersih salju untuk mengumpulkan dan memindahkan salju dengan susah payah ke jalan setapak untuk memungkinkan para pemain ski yang ahli agar bisa bermain.
ADVERTISEMENT
Perubahan iklim tampaknya menjadi faktor kunci Selandia Baru mengalami musim dingin terpanas selama tiga tahun berturut-turut.
Ilustrasi wanita yang menikmati indahnya salju Foto: Shutter Stock
Seorang ilmuwan iklim di Victoria University of Wellington, Profesor James Renwick, mengatakan tren masa depan menunjukkan musim dingin yang lebih hangat dan sulit untuk memprediksi berapa lama setiap area ski dapat bertahan.
"Saya telah memberi tahu operator ski Pulau Utara lebih dari sekali bahwa segala sesuatunya akan menjadi marjinal dengan cukup cepat," kata Prof Renwick.
"Semakin jauh ke selatan dan semakin tinggi pegunungan Anda, semakin dingin, jadi semakin lama Anda bisa terus berjalan," tambahnya.