Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Kemenekraf Jajaki Peluang Kolaborasi dengan Arab Saudi dalam Subsektor Ekraf
21 April 2025 11:27 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf) tengah jajaki peluang kolaborasi dengan Arab Saudi, agar produk-produk lokal semakin dikenal secara global. Hal ini disampaikan Menteri Ekonomi Kreatif (Menekraf), Teuku Riefky Harsya, dalam pertemuan dengan Saudi Arabia-Indonesia Business Council di Gedung Film Pesona Indonesia, Jakarta, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Teuku Riefky menyampaikan bahwa pertemuan tersebut sangat strategis untuk mempererat hubungan bisnis kedua negara, yaitu Arab Saudi dan Indonesia.
"Pertemuan ini sebagai awal untuk menjajaki potensi kolaborasi bidang ekonomi kreatif (ekraf) antara Indonesia dan Arab Saudi. Selain itu, kami percaya hubungan bilateral yang baik akan mempercepat pengembangan ekraf ke berbagai negara," ujar Teuku Riefky, seperti dikutip dari keterangan resminya.
Lebih lanjut, Teuku Riefky menuturkan bahwa kolaborasi yang dilakukan nantinya akan tetap mengacu pada nilai rantai yang selaras dengan apa yang telah ditetapkan Kemenekraf.
"Kami punya rantai nilai, mulai dari kreasi, produksi, distribusi, konsumsi, dan konservasi. Rantai nilai ini akan berjalan jika kita berkolaborasi dan fokus. Misalnya, Arab Saudi bisa membantu di rantai nilai konsumsi atau distribusi," tambahnya.
ADVERTISEMENT
Di kesempatan yang sama, Staf Khusus Menteri bidang Isu Strategis dan Antar Lembaga, Rian Syaf, turut menjelaskan peluang kolaborasi yang dapat terjalin. Salah satunya adalah perluasan kerja sama dengan mendorong komersialisasi produk ekraf melalui ekonomi kreatif yang inklusif.
"Dalam memperkuat ekosistem ekonomi kreatif inklusif, kita bisa kerja sama dalam hal infrastruktur ekraf, pemasaran, insentif, fasilitasi kekayaan intelektual, maupun perlindungan karya kreatif. Untuk 5 tahun ke depan, kita membuat prioritas mana aset kreatif yang punya keunikan tersendiri. Fokusnya, bagaimana peningkatan produk-produk lokal mendapat penetrasi pasar level luas, khususnya di internasional,” ungkap Rian.
Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Strategis Ekonomi Kreatif Cecep Rukendi, menyampaikan empat potensi kolaborasi yang bisa dilakukan Arab Saudi dan Indonesia.
ADVERTISEMENT
"Untuk kolaborasi, kita bisa lihat seperti apa Arab Saudi sebagai pasar yang menguntungkan bagi ekspor ekonomi kreatif Indonesia, terutama melihat aktivitas haji dan umrah. Dalam subsektor fesyen, juga bisa dilakukan kolaborasi antardesainer kedua negara untuk mengadakan peragaan busana atau pembukaan jenama pakaian lokal di Arab Saudi," ungkap Cecep.
"Selanjutnya, kuliner halal Indonesia (camilan, bumbu, dan kopi) bisa dipasarkan masing-masing negara. Terakhir, produk-produk kerajinan dari Indonesia pun bisa dipergunakan sebagai interior atau penunjang fasilitas hotel, agar punya nilai tambah saat momen haji dan umrah," lanjutnya.
Sementara Saudi-Indonesia Business Council menjadi salah satu dari 46 Saudi Foreign Business Councils yang dibentuk dan diawasi oleh Saudi GAFT (General Authority Foreign Trade). Salah satu tujuan terbentuknya Saudi-Indonesia Business Council untuk meningkatkan peluang investasi dari kedua negara yang berada dalam cakupan region bisnis.
ADVERTISEMENT