Kemenparekraf Bidik Traveler Milenial dan Gen Z untuk Geliatkan Pariwisata

3 Agustus 2020 13:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi traveler milenial. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi traveler milenial. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Pariwisata yang mulai bergeliat di masa Adaptasi Kebiasaan Baru membuat Kemenparekraf mulai membidik pasar mancanegara untuk kembali datang ke Indonesia. Salah satunya adalah dengan menggelar Indonesia Sellers Meeting (ISM) untuk pasar Australia yang berjudul "Indonesia Sellers Meeting: Australia Update - Insights To Tap The Youth Fit Segment" pada 30 Juli lalu.
ADVERTISEMENT
Dalam acara ini, Kemenparekraf membidik segmen Youth Free Independent Traveler (FIT) gen Z dan Milenial, yang dinilai lebih suka berpetualang dan diprediksi akan kembali traveling lebih dulu.
Pada sesi pertama acara ini, Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I (Indonesia, ASEAN, dan Oseania) Vinsensius Jemadu, menjelaskan bahwa ISM bertujuan memberikan update dan reconnect bagi para stakeholder pariwisata Indonesia, terutama para sellers dengan pasar Australia.
"Kita dapat membangun strategi yang kuat dan bermakna untuk menyambut para wisatawan Australia ke Indonesia. Kami tahu bahwa cepat atau lambat turis Australia akan datang ke Indonesia, tetapi kami sangat berharap semakin cepat semakin baik," ujar Vinsensius, seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima kumparan.
Kemudian sesi kedua dilanjutkan oleh Miriam Tulevski, Visit Indonesia Tourism Officer (VITO) Australia yang berbagi update pasar Australia, kebijakan pemerintah tentang pembukaan perbatasan, dan wawasan demografis kaum muda. Saat ini, Australia tengah menghadapi gelombang kedua COVID-19 dengan jumlah kasus hampir 15 ribu orang.
Ilustrasi wisatawan yang sednag berlibur Foto: Shutter Stock
Australia Barat yang menjadi sumber wisatawan terbesar untuk Bali dengan 500 ribu wisatawan per tahunnya masih tertutup bagi semua orang. Untuk itulah, hal ini juga yang kini menjadi fokus pemerintah untuk mendatangkan wisatawan kembali ke Indonesia.
ADVERTISEMENT
Lalu, sesi ketiga diisi oleh Tom McDonald, Manajer Produk Asia Tenggara Intrepid, yang menunjukkan tren pariwisata dan kebutuhan perilaku perjalanan tentang bagaimana hal ini dapat berhubungan dengan gen Z dan milenial, persyaratan bisnis, serta kebutuhan pelanggan di lingkungan pasca-COVID-19 dan menghubungkannya dengan sellers Indonesia.
"Tren pariwisata saat ini berada di jalur petualangan untuk menjadi kekuatan untuk kebaikan, melihat dunia tanpa keramaian, dan akomodasi kaya pengalaman berkelanjutan," terang McDonald.
Sementara itu, sesi terakhir diisi oleh Morgan Reardon, Editor Lifestyle Urban List, yang menjelaskan konten paling populer saat ini dan perubahan pencarian konten. Menurutnya, perilaku orang Australia berubah selama COVID-19 dan 82 persen berpikir mereka tidak akan tinggal di tempat lain saat ini.
ADVERTISEMENT
Sedangkan tiga dari empat orang Australia lebih cenderung mempertimbangkan berlibur di Australia dibandingkan ketika masa sebelum COVID-19. Kemudian dua dari tiga orang berencana melakukan road trip atau perjalanan keluar perbatasan yang lebih sering ketika masa sebelum COVID-19.
"Hampir 45 persen orang Australia mengatakan bahwa ketika perbatasan dibuka kembali, pernyataan itu selaras dengan perasaan mereka tentang perjalanan saat ini adalah 'saya siap melakukan perjalanan antar negara tetapi tidak secara internasional'. Itu berarti Australia memprioritaskan menjelajahi halaman belakang mereka sendiri, tetapi Gen Z memiliki selera terbesar untuk pergi ke luar negeri," kara Reardon.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)