Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Kena Scam, Wanita Ini Kaget Rumahnya Didatangi Traveler dari Berbagai Negara
10 Agustus 2022 8:57 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Memesan penginapan atau hotel secara online menjadi salah satu kemudahan yang didapat traveler di era kecanggihan teknologi seperti sekarang. Meski banyak kemudahan yang ditawarkan, nyatanya tak sedikit traveler yang justru kena scam atau penipuan karena sembarangan memilih hotel sebagai tempat menginap.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, baru-baru ini seorang turis asal Selandia Baru bernama Bree Robertson yang mengalami hal kurang mengenakkan saat liburan ke Bali. Pesan vila mewah lewat Airbnb, ia justru mendapat penginapan kosong tak berpenghuni.
Tak hanya Robertson, kejadian serupa juga dialami oleh wanita asal London, Inggris, Gillian (bukan nama sebenarnya).
Kalau Robertson mengalami nasib apes karena mendapat penginapan kosong, Gillian justru kebanjiran traveler yang ingin menginap di rumahnya. Waduh!
Dilansir News Hub, dalam wawancaranya dengan BBC, Gillian mengatakan, turis dari berbagai negara, mulai dari Hong Kong, Arab Saudi, hingga Amerika Serikat, datang ke rumahnya yang ada di London pada Juli lalu.
Gillian mendapat "serangan" dari turis setelah rumahnya didaftarkan dalam sebuah platform persewaan terkemuka Booking.com oleh orang tidak dikenal.
"Seseorang mengetuk pintu saya. Saya membukanya dan itu adalah wanita malang yang mungkin dari Hong Kong, sedangkan putrinya sudah berada di ujung gerbang (pintu rumah), ujar Gilllian.
ADVERTISEMENT
Saat bertanya kepada turis tersebut dari mana mereka mendapat informasi penginapan tersebut. Mereka mengatakan bahwa telah memesan rumahnya melalui platform Booking.com. Betapa kagetnya mereka saat Gillian mengatakan bahwa rumahnya itu sama sekali tidak pernah disewakan.
Ratusan Traveler Datang ke Rumahnya
Traveler asal Hong Kong tersebut bukanlah satu-satunya orang yang datang ke rumah Gillan. Setelah hari itu ternyata ada lebih banyak traveler yang datang ke rumahnya.
Jika dihitung, setidaknya ada 100 traveler yang datang ke rumahnya. Mereka mengatakan bahwa ternyata rumah tersebut tidak hanya dipajang di Booking.com, tetapi juga situs pemesanan properti lainnya.
"Mereka datang dari seluruh dunia. Kemarin turis Australia baru saja sampai, kemudian ada juga beberapa orang dari Arab Saudi, Inggris, dan saya sangat tidak percaya akan hal ini," ungkap Gillian.
Tak mau rumahnya terus didatangi traveler, ia pun menghubungi situs-situs yang memajang rumahnya sebagai tempat penginapan. Hanya saja hingga 5 Juli kemarin, ia setidaknya masih didatangi traveler. Enam hari setelah ia lapor hingga akhir bulan, rumahnya masih saja didatangi banyak turis.
ADVERTISEMENT
Gillian mengatakan yang bisa dia lakukan hanyalah menolak dan memberi tahu mereka menjadi korban penipuan.
"Mereka adalah orang-orang yang sangat baik," ujarnya.
Tanggapan Gillian pun sudah direspons masing-masing situs pemesanan yang memajang rumahnya tersebut. Mereka mengatakan akan meningkatkan keamanan, khususnya terkait kurasi penyewaan penginapan.
"Setiap minggu, kami memfasilitasi jutaan masa inap dengan sebagian besar berlangsung tanpa masalah sama sekali," ungkapnya.
"Penipuan sayangnya merupakan pertempuran yang dihadapi banyak industri melawan penipu yang tidak bermoral yang ingin mengambil keuntungan dan itu adalah sesuatu yang kami tangani secara langsung," imbuhnya.
Adapun, mereka menjamin bahwa para tamu yang terkena scam tersebut akan mendapatkan pengembalian dana atau refund seperti yang sudah diatur. Duh, ada-ada saja, ya!
ADVERTISEMENT