Kenapa Kamu Jarang Menemukan Guling di Kamar Hotel? Ternyata Ini Alasannya

29 Oktober 2021 13:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi staycation di hotel Foto: Unsplash/Gaelle Marcel
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi staycation di hotel Foto: Unsplash/Gaelle Marcel
ADVERTISEMENT
Saat menginap di hotel kamu pasti sadar bahwa umumnya seprei di kasurmu berwarna putih. Tapi, enggak hanya itu, apakah pernah terlintas di benakmu kenapa kamu jarang menemukan guling di kamar hotel. Apa alasannya, ya?
ADVERTISEMENT
Dilansir berbagai sumber, ternyata ada beberapa alasan kenapa pihak hotel tidak menyediakan guling. Penasaran apa saja? Yuk, simak ulasan berikut.

1. Mengikuti Standar Internasional

Ilustrasi kamar hotel Foto: Pixabay
Salah satu alasan kenapa tidak ada guling di kamar hotel adalah karena dikarenakan hotel mengikuti pakem yang mengacu pada standar internasional.
Mengutip buku Housekeeping Hotel (2011) karya Agustinus Darsonon, hotel berstandar internasional pertama kali di Indonesia adalah Hotel Indonesia. Hotel yang menjadi ikon Jakarta tersebut ini menjadi acuan juga untuk beberapa hotel yang akan dibangun.
Lalu, apa kaitannya dengan hal tersebut? Para turis atau kebanyakan negara yang masuk ke Indonesia ini tidak mengenal guling, melainkan hanya mengenal bantal atau bantal punggung saja.
Bantal punggung ini ternyata mirip sekali dengan guling. Hanya saja bentuknya pipih seperti bantal, namun memiliki ukuran yang lebih panjang dibandingkan bantal.
ADVERTISEMENT
Biasanya bantal punggung ini diletakkan di bawah punggung atau leher. Oleh karena itu, bahan yang digunakan untuk bantal punggung lebih padat daripada guling. Kalaupun disediakan di kamar, kebanyakan dari mereka tetap menggunakannya untuk punggung, bukan dipeluk.

2. Mengikuti Gaya Barat

Ilustrasi resepsionis hotel memberikan kartu akses kamar pada tamu Foto: Shutter Stock
Pembangunan hotel-hotel di Indonesia mengikuti gaya negara-negara Barat. Mayoritas hotel yang ada di negara-negara Barat tidak mengenal guling. Selain itu, mereka juga tidur hanya menggunakan bantal saja.
Bahkan dari banyak negara di dunia, hanya ada beberapa yang menggunakan guling saat tidur, salah satunya Indonesia. Dengan alasan mengikuti gaya Barat, banyak hotel tidak memberikan fasilitas guling di dalam kamar.
Walau demikian, ada beberapa hotel yang menyediakan guling kok, tapi tidak ditemukan di dalam kamar. Tamu yang menginap harus meminta atau request ketika check-in. Beberapa hotel pun juga memberikan harga tambahan jika tamu menginginkan guling.
ADVERTISEMENT

3. Guling Dianggap Cepat Kotor dan Tidak Higienis

Ilustrasi tamu hotel sarapan di kamar Foto: Shutter Stock
Biasanya guling digunakan ketika tidur layaknya memeluk sebuah boneka. Bayangkan saja berapa banyak tamu yang datang dan memeluk guling tersebut saat tidur?
Tak sampai di situ, mungkin saja guling bisa terkena mulut saat sedang tidur dan ada air liur yang menempel pada guling. Tentunya hal ini membuat guling cepat kotor dibandingkan bantal atau selimut.
Jika demikian, kemungkinan guling bisa menjadi sarang bakteri. Sedangkan yang menggunakan kamar tersebut tidak hanya satu orang, tetapi bisa siapa saja.
Meski sarung guling dicuci dan diganti setiap habis dipakai, guling di dalamnya juga harus ikut dibersihkan. Tentunya hal ini juga membutuhkan biaya ekstra. Untuk menghindari hal tersebut, banyak hotel yang memilih untuk tidak memberikan guling di dalam kamar.
ADVERTISEMENT
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)