Kepri Usulkan Relaksasi Kebijakan Visa untuk 3 Negara demi Gaet Wisman

8 Januari 2025 10:58 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi tempat wisata di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Foto: Akut Wibowo/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi tempat wisata di Batam, Kepulauan Riau (Kepri). Foto: Akut Wibowo/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kepulauan Riau (Kepri) mengusulkan untuk memberlakukan relaksasi kebijakan visa kunjungan dari tiga negara, demi menggaet semakin banyak wisatawan mancanegara (wisman). Hal ini diungkapkan oleh Gubernur Kepulauan Riau, Ansar Ahmad.
ADVERTISEMENT
Ansar mengusulkan relaksasi kebijakan visa kunjungan bagi tiga negara, yaitu China, India, dan Korea Selatan kepada Dirjen Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Gaffar M Godam.
"Usulan relaksasi kebijakan visa ini bertujuan meningkatkan daya saing pariwisata dan investasi di Kepri," ujar Ansar, seperti dikutip dari Antara.
Kepri menurut Ansar, memiliki berbagai keunggulan yang bisa menggaet wisman, di antaranya konektivitas infrastruktur pelabuhan internasional, dan bandara.
Ilustrasi tempat wisata di Bintan, Kepulauan Riau (Kepri). Foto: Rindi Laras Wati/Shutterstock
Hal inilah yang membuat Kepri memiliki spillover opportunity, atau peluang limpahan dari kunjungan wisatawan di Singapura yang berjumlah 19 juta orang setiap tahunnya.
"Usulan relaksasi kebijakan visa ini, agar Kepri makin kompetitif dan berkontribusi terhadap peningkatan kunjungan wisman, sekaligus mampu menyumbang devisa cukup besar bagi negara," tutur Ansar.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Ansar menilai bahwa secara umum Kepri mempunyai daya saing di sektor kepariwisataan, serta dapat bersaing dengan Singapura dan Malaysia. Hal ini juga bagian dari target penyelarasan pasar dengan ekspansi kepada wisman baru dari China, India, Jepang, dan Korea Selatan.
Nantinya, relaksasi kebijakan visa ini diharapkan memiliki dampak ekonomi, seperti peningkatan lapangan kerja, peningkatan pendapatan di sektor transportasi, perhotelan, restoran, UMKM, dan ekonomi kreatif.
"Relaksasi kebijakan visa tertentu berpengaruh pada kontribusi devisa langsung. Saat ini wisatawan asing rata-rata mengeluarkan 1.200 dolar Amerika Serikat, sekali berkunjung ke tempat kita," pungkasnya.