Kisah Fatima, Pemandu Wisata Perempuan Satu-satunya di Tanah Konflik Afghanistan

20 Maret 2021 9:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
 Masjid Biru Afghanistan Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Biru Afghanistan Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
Menjadi pemandu wisata di negara konflik mungkin bukanlah tujuan hidup bagi tour guide bernama Fatimah. Perempuan berusia 22 tahun ini adalah pemandu wisata satu-satunya di Afghanistan.
ADVERTISEMENT
Dilansir CNN, Fatima adalah sosok perempuan pertama yang bertekad dan memilih profesi sebagai pemandu wisata di tanah peperangan itu.
Fatimah, saat masih anak-anak adalah seorang penggembala domba di Desa Herat, destinasi tempat ia memandu wisatawan yang berlibur ke sana. Menjadi penggembala domba adalah harapan bagi Fatimah untuk tetap bersekolah, melalui pekerjaannya itu ia dapat membiayai pendidikannya.
Ilustrasi Pemandu Wisata Foto: Dok, shutterstock
Fatima kecil yang tak mampu membeli buku catatan itu, hanya dapat mengandalkan tongkat pasir untuk merangkum pelajaran yang ia dapat.
Dalam proses belajar bahasa asing, dia selalu menyempatkan diri untuk naik ke atas bukit demi mendengar siaran radio BBC. Sebab di pedesaan Provinsi Gohr tempat dia dibesarkan, tidak ada sekolah untuk anak perempuan.
ADVERTISEMENT
Berbeda dengan anak-anak lainnya, Fatima tidak pernah bermimpi bekerja di bidang pariwisata. Dia bahkan tidak tahu menjadi guide adalah sebuah pekerjaan.
"Kakak dan adikku dipaksa menikah. Sungguh menyedihkan bagiku. Aku memutuskan untuk tidak melanjutkan tradisi mereka. Begitulah caraku memutuskan untuk bekerja," imbuh dia.
Dunia pariwisata yang dipilih Fatima berawal sejak ia memutuskan mengambil langkah untuk memperbaiki kemampuan bahasa Inggris. Dia awalnya bergabung dalam komunitas sejarah dunia yang ada di Facebook.
ILustrasi Masjidi Jami, Herat, Afganistan Foto: Wikimedia Commons
Bosan dengan orang-orang yang hanya mengenal Afghanistan sebagai tempat perang dan konflik, dia mulai membuat artikel mengenai destinasi wisata menarik yang mungkin tidak diketahui wisatawan asing secara luas.
Dia menulis soal Herat yang berada di barat laut Afghanistan, tidak jauh dari perbatasan dengan Iran dan Turkmenistan. Wilayah ini telah dihuni sejak abad kelima SM, menjadikannya tempat yang menarik bagi penggemar sejarah.
ADVERTISEMENT
Dari tulisan-tulisan ini, terjadi perubahan stigma tentang tanah konflik Afghanistan yang mungkin saja ditakuti oleh wisatawan.
Pada 2020, seorang temannya, Big Tom, mengatakan akan berkunjung ke Afghanistan dengan tujuan liburan. Kedatangan Tom ke sana memberikan angin segar kepada Fatima untuk membuktikan bahwa banyak destinasi wisata menarik yang perlu dieksplorasi oleh para pelancong mancanegara.
Selama berada di Herat, Fatima mengajak Tom ke tempat wisata di wilayah tersebut. Mulai dari Benteng Herat, Museum Nasional, hingga rumah teh tradisional.
Merasa memiliki potensi pariwisata yang cukup memikat, Tom mulai merekomendasikan kota ini kepada relasinya. Sejak saat itulah, Fatima semakin mantap menjalani profesi sebagai pemandu wisata.
Peluang demi peluang terus menghampiri Fatima. Biro perjalanan yang mengkhususkan diri dalam perjalanan ke daerah yang lebih sulit diakses, memutuskan untuk mempekerjakan Fatima.
ADVERTISEMENT
Sejak 2020, Fatima resmi menjadi pemandu wisata profesional perempuan pertama di negaranya secara otodidak.
"Memiliki pemandu perempuan memberi tamu kami perspektif yang benar-benar baru," kata James Willcox, pendiri Untamed Borders.
"Selain mendapat informasi yang baik sebagai pemandu, Fatima memberi tamu kami wawasan pribadi tentang kehidupannya sebagai perempuan Afghanistan dan gambaran luas mengenai negaranya," imbuh dia.

Tantangan Fatima sebagai Pemandu Wisata Perempuan Satu-satunya

Karier baru Fatima menyebabkan gesekan dalam keluarganya yang masih tradisional dan peran ayah yang konservatif.
Banyak orang termasuk beberapa anggota keluarganya yang bilang terlalu berbahaya bagi seorang perempuan untuk bekerja, khususnya menjadi pemandu wisata. Apalagi pekerjaan itu berinteraksi dengan pria.
Data dari Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) juga melaporkan, hanya sekitar 19 persen perempuan di Afghanistan yang bekerja di luar rumah.
ADVERTISEMENT
"Sekitar 64 persen warga Afghanistan setuju bahwa perempuan harus diizinkan bekerja di luar rumah. Namun, mereka masih menghadapi banyak hambatan, termasuk pembatasan, pelecehan, diskriminasi dan kekerasan, serta rintangan praktis seperti kurangnya pengalaman kerja, keterampilan kerja, dan pendidikan," jelas Badan PBB untuk Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan UN Women.
Fatima pernah mengalaminya. Mulai dari dilempari batu saat membimbing turis melalui pasar lokal, sampai diteriaki kata-kata kasar.
Namun, hal itu tak menyurutkan kegigihan Fatima untuk memajukan pariwisata Herat. Dia juga mendapat restu dari ibunda yang bangga melihat prestasinya.
Bagi Fatima, dukungan dari atasan dan orang-orang yang dia temui saat tur membuatnya tetap termotivasi. Untuk menjaga keamanan dirinya, dia berpakaian sopan saat bekerja dan tidak pernah keluar pada larut malam.
ADVERTISEMENT
Penghasilan Fatima mampu membantu menghidupi keluarganya dan meneruskan ke jenjang kuliah. Setelah lulus ujian masuk, Fatima bisa mendaftar di Universitas Herat dan sekarang belajar di jurusan Jurnalisme.
Di samping itu, dia mengajar bahasa Inggris kepada 41 perempuan di sekolah pengungsi. Menurut Fatima, pendidikan bukan untuk dirinya saja.
Fatima mengajari keponakan-keponakannya bahasa Inggris. Dia juga membantu membayar sebagian biaya dan perlengkapan sekolah mereka.
Dia bermimpi bisa membuka sekolah untuk melatih pemandu wisata di dekat rumahnya, yang terbuka bagi anak laki-laki dan perempuan.

Industri Pariwisata di Afghanistan

Industri pariwisata Afghanistan mencapai puncaknya pada tahun '70-an yang relatif aman, dengan rata-rata 90 ribu turis asing datang setiap tahun.
Datanya tidak jelas dan tidak konsisten, tetapi pada 2013 wakil menteri pariwisata negara itu mengatakan kepada New York Times bahwa jumlahnya mendekati 15 ribu-20 ribu per tahun, meski banyak negara melarang warganya untuk berkunjung.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).