Kisah Heroik 5 Pilot yang Berhasil Selamatkan Pesawat dari Kecelakaan Maut

14 Januari 2021 7:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bandara  Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bandara Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 pada Sabtu (9/1) di perairan Kepulauan Seribu memberi duka mendalam bagi seluruh masyarakat Indonesia. Namun, di balik itu, ternyata ada juga kisah heroik tentang pilot yang mampu selamatkan pesawat saat melakukan pendaratan darurat.
Ilustrasi pilot. Foto: pixabay
Ada kisah pilot-pilot yang berhasil melakukan pendaratan darurat. Bahkan, mereka berhasil menyelamatkan seluruh penumpangnya.
ADVERTISEMENT
Berikut kumparan rangkum kisah pilot yang berhasil selamatkan penumpangnya dari kecelakaan maut saat melakukan pendaratan darurat.

1. Kapten Chesley Sullenberger atau Sully (US Airways)

Maskapai penerbangan US Airways Foto: Dok. Wikimedia Commons
Salah satu kisah pesawat yang melakukan pendaratan darurat di air adalah pilot US Airways, Chesley "Sully" Sullenberger III. Kisah ini bahkan pernah diangkat jadi sebuah film berjudul "Sully" yang dibintangi aktor kenamaan Tom Hanks.
Film ini terinspirasi dari kisah nyata Kapten Sully yang berhasil menyelamatkan penumpangnya saat pesawat Airbus A320 dengan nomor penerbangan AS 1549 mendarat darurat di Sungai Hudson, Manhattan, pada 2008 lalu
Pesawat tersebut terpaksa mendarat darurat setelah mesin pesawat mengalami kerusakan akibat bertabrakan dengan kawanan burung.
Keputusan Kapten Sully untuk mendaratkan pesawat di atas Sungai Hudson di Kota New York ini berhasil menyelamatkan 155 penumpang. Film ini menggambarkan bagaimana pilot harus bisa mengambil keputusan terbaik pada waktu yang tepat untuk menyelamatkan penumpangnya.
ADVERTISEMENT

2. Kapten Abdul Rozak (Garuda Indonesia)

Ilustrasi pesawat Garuda Indonesia. Foto: Reuters/Darren Whiteside
Kisah keberhasilan pilot yang melakukan pendaratan di air juga pernah terjadi di Indonesia. Tepatnya pada 16 Januari 2002, pesawat Boeing 737-300 milik maskapai penerbangan Garuda Indonesia dengan nomor penerbangan GA421 terpaksa mendarat di anak sungai Bengawan Solo setelah kedua mesinnya mati akibat cuaca.
Saat itu, pesawat dengan rute Lombok-Yogyakarta ini membawa 54 penumpang dan enam awak kabin.
Meskipun dalam peristiwa itu seluruh penumpang berhasil diselamatkan, akan tetapi salah seorang awak kabin Santi Anggraeni, meninggal dunia. Ia diduga terhisap keluar akibat ekor pesawat pecah saat pesawat mendarat darurat.
Pesawat yang dipiloti Kapten Abdul Rozak, dan kopilot Haryadi Gunawan, berhasil mendarat di sungai dengan kondisi tidak mengeluarkan roda pendaratan, serta tidak membuka sayap. Saat evakuasi kondisi pesawat mengalami kerusakan pada bagian hidung dan mesin.
ADVERTISEMENT
Hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat itu menyebutkan pilot yang mengetahui kondisi di luar kokpit seharusnya tidak berupaya menembus awan.
Terakhir diketahui awan badai yang berusaha ditembus GA421 itu mengandung es, kondisi ini yang membuat mesin pesawat mati dan tak mau dihidupkan.

3. Kapten Anwar Haryanto (Lion Air)

Petugas saat melakukan evakuasi badan pesawat Lion Air yang tergelincir di Bandar Udara Radin Inten II, Tanjung Karang, Lampung. Foto: Dok. Lion Air Group
Kisah pilot yang berhasil melakukan pendaratan darurat juga terjadi pada maskapai Lion Air. Pada tahun 2009, Kapten Anwar Haryanto, mampu lakukan pendaratan darurat penuh risiko di Bandara Hang Nadim, Batam.
Saat melakukan penerbangan dari Medan dan hendak mendarat di Bandara Hang Nadim, Batam, pesawat yang dipiloti Kapten Anwar Haryanto, mengalami masalah. Roda pesawat tidak dapat dikeluarkan saat hendak melakukan pendaratan.
ADVERTISEMENT
Kapten Anwar Haryanto memutuskan untuk berputar 8 kali di udara selama 1 jam 40 menit, karena tak bisa mendarat.
Dalam rentang waktu tersebut, petugas bandara mempersiapkan diri untuk pendaratan darurat pesawat Lion Air MD 90 dengan nomor penerbangan JT 972. Pemadam kebakaran bahkan sudah bersiaga di lintasan bandara untuk mengantisipasi hal yang tak diinginkan.
Ketika semua persiapan telah siap, Kapten Anwar Haryanto memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat tanpa roda. Sesaat setelah melakukan pendaratan, pemadam kebakaran yang bersiaga langsung menyemprotkan air ke badan pesawat.
Pendaratan darurat yang dilakukan Kapten Anwar Haryanto, berhasil menyelamatkan 162 penumpang dan 4 awak pesawat yang berada di dalam pesawat.

4. Kapten Robert Pearson (Air Canada)

Ilustrasi Air Canada Foto: Shutetrstock
Pada 22 Juli 1983, pesawat Air Canada Boeing 767 dengan penerbangan dari Montreal ke Edmonton, Kanada, mengalami masalah.
ADVERTISEMENT
Kapten Robert Pearson, mendapati bahwa pesawat yang ia bawa kehabisan bahan bakar di ketinggian 41 ribu kaki atau 12 kilometer dari permukaan tanah.
Habisnya bahan bakar ini terjadi saat pesawat yang dibawa Kapten Robert Pearson, sudah melakukan sekitar setengah perjalanan. Habisnya bahan bakar juga membuat semua mesin serta panel instrumen kokpit mati.
Saat itu, instrumen penerbangan yang masih menyala adalah instrumen yang menunjukkan kecepatan pesawat dan lokasi di mana pesawat harus mendarat.
Minimnya informasi tersebut tak membuat Kapten Robert Pearson menyerah. Dengan pengalamannya menerbangkan glider (pesawat tanpa mesin), Kapten Robert Pearson, mampu menerbangkan pesawat Air Canada di udara tanpa mesin.
Kapten Robert Pearseon, mampu mendaratkan pesawatnya di bekas markas angkatan udara Kanada di Gimli, Manitoba. Seluruh penumpang pesawat Air Canada yang berjumlah 69 orang berhasil selamat.
ADVERTISEMENT

5. Kapten Liu Chuanjian (Sichuan Airlines)

Kaca depan Sichuan Airlines Pecah Foto: REUTERS/Stringer
Terakhir, kisah heroik lainnya juga pernah terjadi pada pilot Sichuan Airlines. Pilot yang bernama Liu Chuanjian, ini harus menghadapi keadaan darurat saat melakukan penerbangan ke ibukota Tibet, Lhasa.
Saat sedang berada di 32 ribu kaki, kaca sebelah kanan pesawat Airbus A319 yang dikemudikannya pecah. Kejadian ini bahkan hampir menyedot kopilot keluar jendela.
Untungnya, sabuk pengaman berhasil menjaga sang kopilot dengan baik. Akibat kaca kokpit yang terlepas itu, pesawat berguncang sangat keras. Liu hampir tidak bisa membaca panel instrumennya.
Liu, yang pernah menjadi instruktur penerbangan di Angkatan Udara China berkata, dia berusaha memikirkan hal lain.
"Yang saya perlu lakukan hanya berusaha mengendalikan pesawat, dan mendarat dengan baik," katanya, seperti dilansir Sichuan Television.
ADVERTISEMENT
Akhirnya, sang pilot pun berhasil melakukan pendaratan darurat di Kota Chengdu yang terletak di Provinsi Sichuan. Sang pilot dan kopilot, serta 199 penumpang dalam pesawat tersebut berhasil mendarat dengan selamat.
Sichuan Airlines memberikan apresiasi kepada keduanya, karena sukses mendaratkan pesawat setelah kaca kokpit pecah ketika pesawat berada di ketinggian 32 ribu kaki.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)