Kisah Kelam di Nanjing: 80 Ribu Wanita Diperkosa dan Ratusan Ribu Orang Tewas

16 September 2022 7:05 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Nanjing Massacre di China. Foto: ThewayIsee/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Nanjing Massacre di China. Foto: ThewayIsee/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tak banyak dari kamu yang mengetahui tentang sejarah kejam dan mengerikan yang terjadi di dunia ini. Ada sebuah kejadian yang harus diketahui dan terjadi di Kota Nanking atau biasa disebut Nanjing, China.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini terjadi pada akhir tahun 1937. Pasukan Tentara Kekaisaran Jepang dengan kejam membunuh ratusan ribu orang, termasuk tentara dan warga sipil yang berada di Kota Nanjing, China.
Peristiwa ini dikenal dengan Pembantaian Nanjing atau Pemerkosaan Nanjing. Kenapa? Karena sekitar 20 ribu hingga 80 ribu wanita diperkosa.

Sejarah Kelam di Kota Nanjing, China

Ilustrasi Nanjing Massacre di China. Foto: Weerawayfarer/Shutterstock
Semuanya bermula sejak kemenangan berdarah di Shanghai saat perang China-Jepang. Saat itu, Jepang langsung mengalihkan perhatian ke Kota Nanjing.
Dilansir History, karena takut kehilangan pasukan saat pertempuran, Pemimpin Nasionalis, Chiang Kai-Shek, memberi perintah untuk memindahkan semua pasukan China yang berada di Nanjing.
Nanjing dibiarkan, dan hanya dipertahankan oleh pasukan tambahan yang tidak terlatih. Bukan hanya itu, Chiang juga melarang evakuasi resmi warga di sana.
ADVERTISEMENT
Banyak warga yang mengabaikan perintah ini dan memutuskan untuk melarikan diri, tetapi sisanya diserahkan kepada belas kasihan musuh yang mendekat.
Sebelum kejadian mengerikan itu, Nanjing adalah salah satu kota di pusat industri paling makmur di China.
Ilustrasi Nanjing Massacre di China. Foto: Dave Colman/Shutterstock
Semua berubah sejak tanggal 13 Desember 1937. Karena hari itu pasukan pertama Tentara Front China Tengah Jepang, yang dikomandani oleh Jenderal Matsui Iwane, memasuki Nanjing.
Bahkan sebelum kedatangan mereka, berita mulai menyebar tentang berbagai kekejaman yang telah mereka lakukan dalam perjalanan mereka melalui China, termasuk kontes pembunuhan dan penjarahan.
Ribuan tentara China diburu dan dibunuh, serta ditinggalkan di kuburan massal. Seluruh keluarga dibantai, dan bahkan orang tua dan bayi menjadi sasaran eksekusi, sementara puluhan ribu wanita diperkosa.
ADVERTISEMENT
Mayat-mayat berserakan di jalan-jalan selama berbulan-bulan setelah serangan itu. Bertekad untuk menghancurkan kota, Jepang menjarah dan membakar setidaknya sepertiga bangunan Nanjing.
Ilustrasi Nanjing Massacre di China. Foto: ThewayIsee/Shutterstock
Meskipun Jepang pada awalnya setuju untuk menghormati Zona Aman Nanjing, pada akhirnya bahkan para pengungsi ini tidak selamat dari serangan ganas.
Pada bulan Januari 1938, Jepang menyatakan bahwa ketertiban telah dipulihkan di kota, dan membongkar zona aman. Namun, pembunuhan berlanjut sampai minggu pertama bulan Februari.
Hingga saat ini tidak ada angka resmi untuk jumlah korban tewas dalam Pembantaian Nanjing, tapi bisa diperkirakan sekitar 200 ribu hingga 300 ribu orang.
Kemarahan atas peristiwa di Nanjing terus mewarnai hubungan China-Jepang hingga hari ini. Sifat sebenarnya dari pembantaian itu telah diperdebatkan dan dieksploitasi untuk tujuan propaganda oleh para revisionis sejarah, apologis, dan nasionalis Jepang.
ADVERTISEMENT
Beberapa mengeklaim jumlah kematian telah meningkat, sementara yang lain membantah bahwa pembantaian terjadi.