Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Kisah Pulau Gruinard di Skotlandia: Pernah Dijatuhi Bom Antraks oleh Pemerintah
1 Maret 2022 7:59 WIB
·
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
Selama bertahun-tahun, Pulau Gruinard di Skotlandia dikenal sebagai pulau kematian. Hal ini terjadi karena dulunya pulau tersebut memiliki sejarah yang cukup kelam.
ADVERTISEMENT
Bahkan biarpun masa kelam itu sudah lewat, jarang ada wisatawan yang berkunjung ke pulau ini, selain para pembuat kayak yang penasaran ingin mencoba pantainya atau nelayan-nelayan yang sedang mengumpulkan pelampung di sekitar pulau tersebut.
Dilansir The Scotsman, Pulau Gruinard telah menjadi zona terlarang selama sekitar hampir 80 tahun, setelah menjadi pusat pengujian senjata biologis rahasia pemerintah Inggris selama Perang Dunia ke-II.
Di pulau inilah bom antraks diberikan pada domba untuk menentukan seberapa berbahaya penyakit itu saat menyebar di situasi peperangan.
Pada tahun 1942, ilmuwan militer Inggris dari Porton Down berkelana ke Gruinard yang terletak di daratan antara Achiltibuie dan Laide di Wester Ross.
Pulau yang memiliki luas lebih dari satu mil ini pernah tak berpenghuni dan tertutup pepohonan. Setelah itu, kemudian diminta dari pemiliknya untuk melakukan tes rahasia.
ADVERTISEMENT
Sebuah tim yang terdiri dari 50 ilmuwan terlibat dalam pekerjaan dengan penduduk setempat, mengingat pulau itu menjadi sarang aktivitas di lanskap yang biasanya tenang.
Selama musim panas 1942 dan 1943, domba ditempatkan di kandang terbuka dan kemudian dibom, dijatuhkan dari pesawat pengebom Vickers Wellington, yang menyebarkan spora antraks ke seluruh negeri.
Kekuatan antraks menjadi jelas, ketika domba-domba itu mulai mati dan setelah tiga hari berpotensi menyebabkan pemusnah massal yang diringkas dalam laporan pengujian.
“Laporan percobaan Gruinard menunjukkan bahwa senjata biologis sangat efektif dan dapat melumpuhkan atau membuat kota tidak ramah,” kata penulis Sharad S Chauhan, dalam bukunya Biological Weapons.
Dengan berakhirnya Perang Dunia ke-II, tes Gruinard ditinggalkan, karena pemiliknya meminta pulau itu dikembalikan kepada mereka.
ADVERTISEMENT
Mengingat pulau tersebut telah terkontaminasi, akhirnya setelah pulau itu terbebas dari penyakit, pemiliknya memutuskan untuk menjual Pulau Gruinard seharga 500 poundsterling atau setara Rp 9,7 juta pada masanya.
Namun, biarpun sudah dinyatakan tidak terkontaminasi, warisan dari tes tersebut tetap terlihat, ketika seekor domba yang terinfeksi antraks Gruinard terdampar di daratan.
Penduduk setempat mengatakan ada seekor anjing yang terlihat sedang memakan bangkai, tak lama dari itu anjing tersebut menjadi sakit parah. Sejak saat itu, beberapa hewan ternak dan hewan peliharaan mati dan dengan cepat para petani mendapatkan kompensasi dari pemerintah.
Saat itu, mereka yang tinggal di daerah tersebut sebagian besar masih tidak menyadari sifat pekerjaan pemerintah di Gruinard.
“Mereka tahu ada sesuatu yang terjadi, kalau tidak mereka tidak akan membayar secepat yang mereka lakukan,” kata seorang petani yang kehilangan seekor kuda dan enam domba.
ADVERTISEMENT
Setelah kejadian itu, selama 20 tahun dilakukan inspeksi hewan yang terpapar. Hal tersebut mengungkap bahwa Gruinard masih ada virulensi spora yang tertinggal.
Pengambilan sampel dihentikan sampai 1979, ketika tanggung jawab untuk Gruinard diberikan kepada Chemical Defenses Establishment di Porton Down.
Hasilnya, spora tersebut masih ditemukan pada tiga hektare pulau atau sekitar satu persen dari total daratannya.
Namun, pada tahun 1981, sebuah kelompok yang menamakan diri mereka Dark Harvest, menempatkan seember tanah yang mengandung antraks di luar CDE sebagai protes atas ketidakpedulian pemerintah terhadap pencemaran pulau tersebut.
Pada tahun 1986, metode sterilisasi tanah lapisan atas dirancang dengan cara mencuci tanah menggunakan formaldehida dan air laut.
Setelah disterilisasi, setiap hari ada domba yang diangkut dari daratan untuk merumput di pulau itu selama setahun untuk memastikan pulau tersebut aman.
ADVERTISEMENT
Pada tahun 1990, pemerintah berusaha untuk mengakhiri babak gelap Gruinard dengan mengirim Menteri Pertahanan, Junior Michael Neubert, untuk berpose di depan kamera yang menghapus tanda-tanda peringatan dari pantai.
Tak lama setelah itu, pulau itu dibeli kembali oleh pewaris pemilik aslinya, yang kabarnya merupakan istri seorang pengacara dari Edinburgh.
Namun, hingga saat ini Pulau Gruinard masih sepi dan sedikit tidak dicintai mengingat kisah kelam di masa lalunya.