Komunitas Historia Ajak Wisatawan Menginap di Museum Bahari, Berani?

26 Desember 2019 14:01 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Museum Bahari Jakarta Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Museum Bahari Jakarta Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kamu si pemberani dan penyuka tantangan? Jika iya, ada satu hal seru yang bisa kamu coba, yaitu menginap di museum.
ADVERTISEMENT
Ya, pengalaman ini bisa kamu coba dengan bergabung mengikuti kegiatan menginap di museum yang diadakan oleh Komunitas Historia. Mereka mengadakan program menginap di Gudang Rempah VOC yang sekarang menjadi Museum Bahari, pada 28-29 Desember 2019.
Komunitas Historia merupakan salah satu wadah bagi wisatawan yang gemar sejarah dan mempunyai porgram jalan-jalan ke museum di malam hari. Menurut Sejarawan sekaligus Founder Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali, kegiatan menginap di museum ini adalah yang pertama di dunia.
"Jadi program menginap di museum itu program pertama di dunia yang kami buat, jadi sebelumnya itu di luar negeri juga enggak ada. Nah, program ini pengembangan dari kegiatan jalan-jalan museum di malam hari. Jadi dulu kita sering bikin di tahun 2005, kita bikin wisata malam tapi enggak menginap. Dulu itu namanya telusur malam wisata malam," kata Asep saat dihubungi kumparan, Kamis (26/12).
Sejarawan dan founder Komunitas Historia Indonesia, Asep Kambali. Foto: Helinsa Rasputri/kumparan
Lebih lanjut, Asep menuturkan bahwa program menginap di museum ini akhirnya diluncurkan pada 2009. Asep sengaja memberi nama "Menginap di Museum", karena dirinya terinspirasi dari film Night at The Museum yang dirilis pada 2006 silam, garapan sutradara Shawn Levy.
ADVERTISEMENT
"Akhirnya pada 2012 sampai 2015 diikuti oleh banyak museum di dunia, termasuk Amerika dan Inggris. Belakangan sekarang tahun 2019 itu hampir tiap museum sudah punya paket sendiri menginap di museum dengan tiketnya Rp 2 juta sampai Rp 4 juta per malam. Jadi mereka bikin paket sendiri menginap di museum. Nah, di Indonesia masih belum ada, kami bikin kegiatan ini dari 2009 itu," imbuh Asep.
Bagi yang ingin bergabung dengan kegiatan ini, mereka harus mendaftar terlebih dahulu. "Karena, kan, masuk museum malam itu sulit ya, kalau mau ikut mereka harus daftar. Karena ini kegiatan tidak bersifat profit, masyarakat hanya perlu membayar Rp 150 ribu sudah termasuk makan, tiket museum, acara, bahkan souvenir, serta kudapan," katanya.
ADVERTISEMENT
Hingga saat ini, ada banyak museum-museum di Jakarta yang dikunjungi Komunitas Historia pada malam hari. Museum-museum tersebut adalah Museum Bank Indonesia, Museum Bank Mandiri, Museum Wayang, dan Museum Bahari.
Kolonial yang pernah singgah di Nusantara. Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan
Nantinya ketika menginap, ada banyak kegiatan yang akan dilakukan peserta. Para peserta juga akan diberikan pengetahuan sejarah mengenai pelayaran dan perdagangan rempah-rempah di Indonesia beberapa abad lampau. Selain itu, ada pula kegiatan menonton film dokumenter, games, hingga jalan-jalan keliling museum.
"Ada jelajah, evaluasi, dan nonton film dokumenter. Ada games dan acara-acara seru. Kemudian akan ada bintang tamu tokoh yang kita hadirkan untuk sharing secara sukarela. Jadi berhubungan dengan sejarah pelayaran, kemaritiman, dan perdagangan rempah-rempah. Sesuai tema itu," ujar Asep.
Patung Cornelis de Houtman di Museum Bahari Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan
Para peserta juga diharuskan membawa berbagai peralatan, seperti senter, menggunakan pakaian yang nyaman, dan lotion anti nyamuk. Bagi peserta yang masih anak-anak, boleh didampingi oleh orang tua.
ADVERTISEMENT
"Untuk kegiatan malam besok, kita tetap mengutamakan kenyamanan, makanya kita setting 50-100 orang. Bahkan, saya hitung-hitung mungkin lebih ideal 50 orang," ungkap Asep.
Gedung Museum Bahari Foto: Shika Arimasen Michi/kumparan
Berkaitan dengan sebagian orang yang menganggap kalau museum itu menyeramkan, Asep mengaku hingga saat ini belum pernah mengalami kejadian aneh, seperti melihat penampakan atau peserta yang mengalami kesurupan.
"Sejauh ini enggak pernah ada pengalaman-pengalaman yang seperti itu, bahkan kita pernah menginap di kuburan Belanda, di Pulau Onruts, di mana pun alhamdulillah belum pernah mengalami," kata Asep.
Malahan menurut Asep, justru rasa penasaran itulah yang membuat para peserta tertarik untuk mengikuti kegiatan menginap di museum.
"Malah saya bilang buktikan aja dengan ikut kegiatan kita, nanti kalau ketemu kasih tau saya. Mereka justru enggak pernah ketemu yang seperti itu ya, alhamdulillah juga enggak pernah ada yang kesurupan, mungkin karena orang-orangnya pada berani juga," tutupnya.
ADVERTISEMENT
Gimana, tertarik ikut menginap di museum?