Kota Terlarang di China: Boleh Dimasuki oleh Kaisar yang Dianggap Anak Surga

19 Agustus 2022 12:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Kota Terlarang di China. Foto: ABCDstock/shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kota Terlarang di China. Foto: ABCDstock/shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di China ada kota terlarang yang dulunya tidak boleh dikunjungi oleh orang lain, karena dianggap sebagai tempat suci. Nama kota terlarang diambil dari terjemahan nama China-nya, yaitu Zijincheng (紫禁城 'Kota Terlarang Ungu').
ADVERTISEMENT
Diberi nama tersebut karena dulunya pengawal kekaisaran ditempatkan di luar gerbang istana, mencegah orang biasa, baik untuk melindungi keselamatan kaisar dan keluarga kerajaannya, serta menunjukkan kekuatan kaisar.
Namun, sekarang tempat itu diberi nama Goo-gong (故宫) yang berarti bekas istana atau jantung istana China. Pada tahun 1925, Kota Terlarang tidak lagi merupakan rumah kaisar, tetapi menjadi Museum Istana yang terbuka untuk umum hingga menjadi destinasi wisata populer dunia.
Destinasi wisata yang memiliki luas sekitar 72 hektare ini memiliki bangunan seluas 150 ribu meter persegi, dan terbagi menjadi tiga bagian, yaitu pertahanan (parit dan tembok), pengadilan luar, dan pengadilan dalam.

Sejarah Kota Terlarang di China

Ilustrasi Kota Terlarang di China. Foto: Hung Chung Chih/shutterstock
Dilansir China Highlights, tempat ini dulunya merupakan kompleks istana kekaisaran dari Dinasti Ming dan Qing pada periode 1368–1912 di Beijing, China.
ADVERTISEMENT
Sebagai salah satu dari lima istana terpenting di dunia, aula dan dinding megah dengan bangga menampilkan esensi dan puncak arsitektur tradisional China.
Kaisar Feodal China menaruh banyak perhatian pada tatanan hierarki, karena itu mereka menganggap diri mereka anak-anak surga dan membangun kediamannya mengarah ke utara, serta menyebutnya Istana Ungu Surgawi.
Kota Terlarang yang sekarang berusia 602 tahun ini dibangun dari tahun 1406 hingga 1420, atas perintah Zhu Di pada Dinasti Ming Kaisar Yongle yang memerintah 1402–1424.
Ilustrasi Kota Terlarang di China. Foto: GuoZhongHua/shutterstock
Kaisar Yongle adalah kaisar ketiga Dinasti Ming. Dia merebut takhta dari keponakannya untuk mengkonsolidasikan kekuatan kekaisarannya dan melindungi keamanannya sendiri.
Ia memutuskan untuk memindahkan Ibu Kota dari Nanjing ke Beijing, yang merupakan wilayah kekuasaannya. Oleh karena itu, Kaisar Yongle memerintahkan Kuai Xiang untuk merancang Kota Terlarang di Beijing.
ADVERTISEMENT
Kota Terlarang pernah mengalami tiga kebakaran, sehingga sebagian besar istana saat ini dibangun kembali selama Dinasti Qing.
Selama Perang Candu Kedua (1856-1860), Kota Terlarang dikendalikan oleh pasukan Anglo-Prancis dan diduduki sampai akhir perang.
Ilustrasi Kota Terlarang di China. Foto: Sergii Rudiuk/Shutterstock
Puyi, kaisar terakhir, tinggal di Kota Terlarang sampai dia diusir pada tahun 1924. Setelah itu, Museum Istana di Kota Terlarang didirikan dan dibuka untuk umum.
Warna utama Kota Terlarang adalah kuning dan merah. Dinding, pilar, pintu, dan jendela sebagian besar dicat merah, yang dianggap sebagai simbol keberuntungan dan kebahagiaan dalam budaya Tionghoa.
Selama Dinasti Ming dan Qing, kuning adalah simbol kekuatan tertinggi dan hanya digunakan oleh keluarga kekaisaran. Museum Istana di Kota Terlarang menyimpan lebih dari satu juta karya seni langka dan berharga, seperenam dari jumlah total peninggalan budaya di China.
ADVERTISEMENT
Koleksinya meliputi keramik, lukisan, kaligrafi, perunggu, arloji, potongan batu giok, buku kuno, dan dokumen sejarah, seperti Lukisan Tepi Sungai Hari Menyapu Makam, Piala Emas 'Eternal Teritorial Integrity', dan Lang Kiln Red-Glazed Vase.