Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
ADVERTISEMENT
Jeddah bukanlah kota yang asing bagi umat Islam , khususnya yang pernah menunaikan ibadah haji atau umrah. Ya, karena kota ini merupakan gerbang menuju Tanah Suci. Meski demikian, tak banyak orang yang tahu bahwa Jeddah adalah kota bersejarah yang erat kaitannya dengan perkembangan Islam.
ADVERTISEMENT
Sebagai kota pelabuhan di pinggir Laut Merah, Jeddah menyimpan sejarah panjang pembentukan wilayahnya di masa lampau. Kawasan Al Balad Historical District adalah bukti peninggalan kuno yang masih terjaga hingga saat ini.
Dilansir Lonely Planet, Al Balad merupakan wilayah di Jeddah yang tidak pernah berubah, meskipun kota-kota lain telah mengalami perkembangan sejak berabad-abad. Beberapa bukti menunjukkan bahwa keberadaan Al Balad berasal dari zaman pra-Islam, ketika suku-suku nelayan pertama kali mulai menetap di wilayah ini secara sporadis.
Kemudian, kota tua ini berkembang di kekhalifahan Islam abad ke-7. Pada masa itu, Al Balad didirikan sebagai pelabuhan untuk menerima peziarah ke kota suci Makkah , dan sebagai rute utuk melintasi Samudera Hindia pada abad ke-16 hingga 20.
ADVERTISEMENT
Karena lokasinya yang strategis, Al Balad kemudian berkembang menjadi rute perdagangan yang sibuk antara Yaman dan Eropa. Kala itu,Al Balad benar-benar merupakan tempat yang sibuk dan gemerlap, lantaran hadirnya para saudagar dari berbagai negara. Maka, tak salah jika Al Balad disebut sebagai jantung Kota Jeddah.
Sejak kekhalifahan Islam awal, Al Balad telah menjadi tuan rumah bagi jutaan peziarah yang melakukan perjalanan melintasi Samudera Hindia dalam perjalanan ke kota suci Makkah. Para pendatang mayoritas berasal dari Afrika Utara, Asia Selatan, dan Tengah.
Hanya 75 kilometer (47 mil) dari kota suci Makkah, Al Balad menjadi titik pertemuan bagi umat Islam dari seluruh dunia. Maka dari itu, Al Balad dijuluki sebagai gerbang ke Makkah. Selain itu, Al Balad atau yang dikenal sebagai Old Jeddah ini juga merupakan gerbang bersejarah yang kini menjadi objek wisata populer di Jeddah.
ADVERTISEMENT
Pada abad ke-16, awal masa Kesultanan Turki Utsmani, Jeddah mendapat tekanan dari banyak pihak, di antaranya penjajah Portugis yang terus-menerus melancarkan serangan. Bahkan, pada tahun 1516, armada Portugis sempat memasuki Jeddah. Beruntung, pasukan penjajah dari Eropa itu dapat dihalau oleh pasukan Turki Utsmani yang dipimpin Suleiman Basha.
Pada 1517, Turki Utsmani berhasil menaklukkan Dinasti Mamluk, sekaligus merebut Makkah dan Jeddah. Setelah berkuasa, Turki Utsmani kemudian membangun dinding pertahanan di Jeddah. Dinding pertahanan yang dibuat untuk menangkal serangan Portugis ini dilengkapi dengan enam menara pengawas dan enam gerbang kota.
Tembok tersebut dilengkapi dengan benteng, menara, dan meriam untuk mengusir kapal yang menyerang wilayah tersebut. Namun, pada abad ke-19, dinding yang semula memiliki enam gerbang ini dibangun lagi dengan hanya memiliki empat gerbang raksasa dan dilengkapi empat menara.
ADVERTISEMENT
Keempat gerbang ini berfungsi sebagai pintu masuk ke daerah lain. Gerbang utara menuju Sham, gerbang timur menuju Makkah, gerbang selatan menuju Sharif, dan gerbang yang menghadap laut menuju al-Magharibah.
Setelah Turki Utsmani runtuh pada 1915, sebagian tembok Jeddah juga dirobohkan. Meski tembok itu runtuh, sejarah Kota Jeddah yang membentang selama berabad-abad tak ikut luruh. Salah satu gerbang utama, yang dikenal sebagai ‘Bab Makkah’ sampai saat ini digunakan sebagai gerbang menuju Makkah.
Saat ini, Al Balad lebih dikenal sebagai lokasi untuk berburu berbagai produk, termasuk oleh-oleh haji. Ya, karena di Balad terdapat pasar dan pusat perbelanjaan yang menjadi tujuan favorit wisatawan dan jemaah haji atau umrah.
Al Balad juga merupakan rumah bagi sejumlah monumen, bangunan bersejarah, pasar, alun-alun dan masjid. Masjid al-Syafi'i, atau Masjid Syafi'i, yang sudah berdiri sejak masa kekhalifahan Islam ketiga di Al Balad merupakan masjid tertua di Jeddah.
ADVERTISEMENT
Masjid ini dibangun dalam gaya tradisional Fatmid dari periode 970-1171 M dan dikelilingi kaligrafi Islam di dinding masjid. Tidak hanya itu, Souk Al-Nada di Al Balad merupakan salah satu pasar paling populer di Jeddah.
Didirikan lebih dari 150 tahun yang lalu, pasar Souk merupakan tempat wisata paling banyak dikunjungi selama bulan Ramadhan, untuk membeli makanan berbuka puasa.
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!