Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.94.1
Kotsuage, Ritual Pemakaman Unik di Jepang Menyusun Tulang Jenazah dengan Sumpit
18 Februari 2022 7:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seperti misalnya di Jepang, ada satu tradisi berkabung yang bisa dibilang tak biasa. Bernama Kotsuage, ritual ini mengharuskan para keluarga untuk mengambil tulang orang yang telah meninggal setelah dikremasi dengan mengunakan sumpit.
Ritual pemakaman ini masih dilakukan oleh sebagian masyarakat Jepang. Bagi orang di luar Jepang, ritual Kotsuage mungkin terdengar memilukan dan tidak wajar. Walau demikian, Jepang sangat menerima dan terbuka tentang kematian.
Nyatanya ada makna dari ritual pemakaman unik ini, lho. Apa itu?
Kotsuage, Ritual Kematian Unik di Jepang
Dilansir Joincake, orang-orang Jepang memandang kematian sebagai sesuatu hal yang terbuka. Leluhur dipandang sebagai pelindung keluarga, dan dunia spiritual tidak pernah jauh dari mereka. Dengan demikian, ritual ini adalah sebuah cara lain menyatukan keluarga setelah kehilangan orang yang dicintai.
ADVERTISEMENT
Kotsuage sendiri memiliki sejarah yang cukup panjang dan sudah dilakukan sejak ribuan tahun lalu. Tradisi unik ini sendiri berakar dari dua kepercayaan terbesar di Jepang, yaitu Shinto dan Buddha.
Ritual pemakaman unik ini diperkirakan sudah dilakukan sejak tahun 1600-an, saat masyarakat Jepang diwajibkan untuk mendaftarkan diri mereka ke kuil-kuil terdekat. Ritual pemakaman unik ini masih dilakukan hingga sekarang.
Bagi keluarga yang memilih untuk melakukan ritual Kotsuage setelah kematian orang yang dicintai, ini adalah cara untuk terhubung dengan tradisi nenek moyang mereka di masa lalu.
Prosesi Ritual Pemakaman Kotsuage
Kotsuage sendiri merupakan ritual pemakaman unik di mana setiap keluarga akan mengambil tulang orang yang sudah meninggal setelah dikremasi. Jika upacara kremasi umumnya tulang-tulang ini akan dibuang di tempat krematorium dan hanya abunya yang dikembalikan ke keluarga, dalam tradisi sisa tulang orang yang meninggal akan dikumpulkan oleh pihak keluarga.
ADVERTISEMENT
Dalam ritual ini, pihak keluarga akan mengeluarkan tulang dengan sepasang sumpit panjang khusus.
Setiap keluarga juga wajib untuk memperhatikan dengan seksama selama proses ini. Pertama, keluarga menyaksikan jenazah orang yang meninggal dimasukkan ke dalam kamar krematorium.
Setelah dikremasi dan sisa-sisa dari pembakaran jenazah tersebut telah mendingin, keluarga akan mengambil tulang-tulang atau sisa-sisa kremasi. Karena dalam proses kremasi tradisi ini, jenazah orang yang sudah meninggal tidak akan dibakar hingga habis atau menjadi abu. Sehingga mereka akan mengambil sisa-sisa tulang, mulai dari kaki hingga bagian ke atas.
Masyarakat Jepang juga memiliki pandangan bahwa tidak semua tulang diciptakan sama. Dalam prosesi ini, tulang leher dianggap memiliki arti yang lebih penting daripada yang lain.
ADVERTISEMENT
Hal ini dikarenakan tulang ini menyerupai bentuk Buddha yang sedang duduk dan memiliki banyak makna dalam tradisi. Tulang ini juga merupakan simbol hubungan antara otak dan tubuh.
Setelah itu, abu dan tulang-tulang tersebut akan dimasukkan ke dalam guci kremasi dan disimpan di sebuah kuil selama 30 hingga 50 hari, bergantung dari wilayah Jepang. Baru, pihak keluarga akan membawa guci tersebut ke pemakaman untuk dikuburkan.