Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Kunci Pemulihan Pariwisata di ASEAN: Pemanfaatan Teknologi hingga Vaksinasi
12 Agustus 2021 13:25 WIB
·
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Sektor pariwisata jadi salah satu yang paling terdampak akibat pandemi COVID-19 yang telah berlangsung hampir selama dua tahun ini. Di ASEAN misalnya, selain kunjungan wisatawan yang merosot, beberapa negara juga masih menutup pintunya untuk wisatawan dikarenakan munculnya varian baru COVID-19, yaitu varian delta.
ADVERTISEMENT
Bahkan, mengutip data Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO), jumlah kunjungan wisatawan global turun drastis dari 1.453 juta kunjungan, menjadi 379 juta kunjungan saja pada 2020.
Selain itu, Asia Tenggara termasuk kawasan yang mengalami nasib yang tak jauh berbeda. Enam negara utama anggota ASEAN, yaitu Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Vietnam, dan Indonesia mencatat jumlah menurunnya jumlah wisatawan pada 2020. Total jumlah kunjungan wisatawan di enam negara ini pada 2020 hanya 22,92 juta.
Sementara itu, jika dibandingkan tahun sebelumnya pada 2019 yang mencapai 117,91 juta, penurunan terjadi sebanyak 80,6 persen.
Walau demikian, ada beberapa kunci dalam rangka memulihkan sektor pariwisata khususnya di Asean. Hal tersebut diungkapkan oleh Chairman of ASEAN NTOs sekaligus Director General of Tourism Development and International Cooperation, Ministry of Tourism, Kingdom of Cambodia, Thong Rathasak.
ADVERTISEMENT
"Jadi saya pikir peningkatan (teknologi) adalah kunci untuk membantu pemulihan sektor pariwisata, khususnya daerah regional kita (ASEAN). (Teknologi) sangat penting juga untuk pemulihan pariwisata domestik," kata Rathasak, dalam acara Aseanta Travel Exchange yang digelar virtual, Kamis (12/8).
Pemanfaatan teknologi merupakan salah satu cara untuk memulihkan sektor pariwisata di ASEAN. Ia tak memungkiri bahwa teknologi menjadi salah satu hal yang paling terakselerasi saat pandemi.
Misalnya saja event MICE atau acara pariwisata dengan konsep B2B, dapat diselenggarakan secara hybrid atau virtual dengan mempertemukan resellers dan juga buyers.
"Seperti konferensi saat ini kita menggunakan Microsoft (Teams) untuk melakukan konferensi dan kebanyakan kita juga menggunakan Zoom sebagai salah satu media untuk saling berinteraksi. Jadi, saya pikir ini adalah salah satu kunci bagi pemulihan pariwisata. Dengan meningkatkan teknologi untuk membantu pemulihan pariwisata," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
Rathasak menilai, teknologi digital 4.0 bisa membantu untuk memulihkan sektor pariwisata dengan cepat dan juga memudahkan perjalanan wisatawan di tengah pandemi.
"Saya tak sabar untuk melihat bagaimana (teknologi 4.0) segera diaplikasikan. Dengan adanya teknologi baru tersebut, kami ingin meningkatkan pariwisata kami yang kemudian diadopsi di Kamboja. Dan juga semoga saja teknologi atau digitalisasi dapat membantu meningkatkan kualitas dan juga jaminan pariwisata," ujarnya.
Selain itu, dengan pengembangan teknologi juga bisa memudahkan proses skrining wisatawan yang telah melakukan vaksinasi.
"Di negara-negara seperti Malaysia atau Singapura atau banyak negara lain dan saya yakin Anda bisa melakukannya. Dan Indonesia, Anda akan memiliki sistem yang memungkinkan Anda melacak dan melihat siapa yang telah divaksinasi. Itu (dengan teknologi) bisa membuatnya lebih sederhana," papar Rathasak.
ADVERTISEMENT
Percepatan Vaksinasi di Negara-Negara ASEAN
Selain teknologi, kunci pemulihan pariwisata yang lain adalah dengan percepatan vaksinasi. Serta memfokuskan target untuk pasar domestik.
"Tetapi yang paling penting, mereka (wisatawan) harus divaksinasi sebelum bepergian dan beberapa waktu yang lalu kami telah berbicara tentang paspor vaksinasi," ujar Rathasak.
Rathasak pun berharap proses vaksinasi di negara-negara ASEAN bisa segera rampung minimal separuhnya di tahun 2022. Dengan demikian, ASEAN bisa segera bisa membuka pariwisatanya kembali untuk wisatawan.
"Jika kita bisa menyelesaikan vaksinasi sebelum pertengahan 2022. Mungkin kita bisa mulai sebagai single destination untuk tahun 2023 2024," pungkasnya.
***
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona)