Langkah Thai Airways Taklukan Pandemi: Jualan Odading Hingga Pangkas Karyawan

11 Februari 2021 10:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wisatawan merasakan menjadi kru kabin Thai Airways. Foto: Facebook Crew Journey
zoom-in-whitePerbesar
Wisatawan merasakan menjadi kru kabin Thai Airways. Foto: Facebook Crew Journey
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 telah memukul keras industri pariwisata, terutama penerbangan. Maskapai asal Thailand, Thai Airways, menjadi salah satu maskapai yang terancam bangkrut akibat pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
Berbagai langkah unik dilakukan Thai Airways demi meningkatkan jumlah pendapatan di tengah pandemi. Menariknya, cara-cara yang terbilang unik itu terkadang melenceng dari dunia penerbangan.
Berikut kumparan rangkum cara Thai Airways taklukan pandemi COVID-19.

1. Ajak Wisatawan Jadi Pramugari Sehari

Wisatawan merasakan menjadi pramugari sehari di Thai Airways. Foto: Facebook Crew Journey
Berbagai inovasi dilakukan maskapai penerbangan Thai Airways untuk bertahan di tengah pandemi virus corona. Salah satunya dengan mengajak wisatawan menjadi pramugari sehari di maskapai Negeri Gajah Putih tersebut.
Dilansir Malay Mail, bertepatan dengan pernyataan kebangkrutannya, Thai Airways merilis program bertajuk "Jadilah Tamu Kami, Jadilah Kru Kami". Dalam program ini, Thai Airways bekerja sama dengan Akademi Pelatihan Penerbangan Thailand, agar wisatawan yang datang bisa menjadi pramugari sehari di maskapai ini.
Seorang pramugari Thai Airways menggunakan pelindung wajah berbincang dengan pelanggan di restoran bertema pop-up di kantor pusat Thai Airways, Bangkok, Thailand. Foto: Mladen ANTONOV / AFP
Nantinya, wisatawan yang datang akan diberi kursus kilat selama empat jam, yang mencakup pelatihan untuk menyambut penumpang di pesawat, melakukan demonstrasi keselamatan, menyajikan makanan, dan menjaga etika, serta postur tubuh yang benar.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, dengan membayar 2.900 bath atau sekitar Rp 1,4 juta, peserta juga dapat memilih untuk menata rambut dan riasan mereka, serta mengenakan seragam resmi Thai Airways untuk pemotretan.
Thai Airways juga menawarkan tiga program lainnya bagi pelancong untuk mempelajari lebih lanjut tentang cara mereka bekerja. Termasuk kursus simulator pilot selama empat hari, kursus pelatihan simulator darurat satu setengah hari, dan kesempatan untuk menghabiskan satu hari di dapur dengan koki Thai Airways.

2. Buka Restoran Rasa Kabin Pesawat

Pelanggan makan di restoran bertema pop-up di kantor pusat Thai Airways, Bangkok, Thailand. Foto: Chalinee Thirasupa/REUTERS
Thai Catering milik Thai Airways membuka restoran bertemakan kabin pesawat. Restoran ini bertujuan untuk memberikan pengalaman sambil menikmati makanan dalam pesawat, bahkan bisa merasakan kembali seluruh pengalaman penerbangan mulai dari proses check-in.
ADVERTISEMENT
Dilansir World of Buzz, restoran kabin ini didesain khusus untuk memberi pengalaman penuh seperti berada di bandara sungguhan. Dari landasan udara, sofa bandara di ruang tunggu, hingga kursi penumpang pesawat tersedia apik dalam restoran unik ini.
Berlokasi di kantor pusat Thai Airways, restoran tersebut juga menyediakan ruang makan dengan tema kelas bisnis, layaknya dalam pesawat sungguhan. Para pelayan juga akan berdandan dengan mengenakan seragam khusus pramugari, guna memberikan nuansa makan dalam penerbangan.
Tak hanya itu, pengunjung juga akan mendapatkan boarding pass elektronik sebagai kenang-kenangan. Pengalaman ini cocok bagi pengunjung yang belum pernah terbang sebelumnya.
Terlebih di tengah pandemi COVID-19, sektor pariwisata menjadi salah satu yang cukup terdampak hebat. Sehingga kegiatan bepergian menggunakan pesawat pun terhenti sementara waktu. Hal tersebut membuat banyak orang rindu merasakan sensasi terbang hingga bersantap dalam pesawat.
ADVERTISEMENT

3. Jual Odading

Thai Airways Banting Stir Berdagang Pa Tong Go. Foto: Shutter stock
Setelah menggeluti dunia kuliner dengan membuat restoran bertema kabin pesawat, Thai Airways memantapkan strategi perusahaan dengan mewaralabakan adonan roti goreng yang dijual di jalanan. Roti goreng itu dikenal warga lokal sebagai Pa Tong Go.
Dilansir Bangkok Post, adonan goreng yang mirip seperti odading itu diklaim sudah mampu menghasilkan sekitar 10 juta baht atau sekitar Rp 4,7 miliar dari penjualan per bulan. Presdir THAI Catering Chansin Treenuchagron, mengatakan roti goreng sangat populer di Thailand dan orang-orang antre panjang untuk membelinya setiap pagi di lima gerai makanan THAI Catering.
Thai Airways banting stir jualan Pa Tong Go. Foto: Thai Airways
Atas dasar itu, maskapai asal Bangkok itu berencana untuk mewaralabakan produk odading versi Thailand tersebut, agar THAI Catering dan mitranya dapat saling mendapatkan keuntungan dari popularitas makanan itu.
ADVERTISEMENT
Pa Tong Go adalah sejenis gorengan yang terbuat dari adonan tepung. Bentuknya mirip cakwe di Indonesia. Setiap kotak seharga 50 baht atau sekitar Rp 23 ribu berisi tiga batang adonan goreng dan secangkir saus celup yang terbuat dari ubi ungu dan custard.
Kini, Thai Airways memiliki 5 gerai yang berada di toko roti Puff & Piedi Pasar Or Tor Kor, kantor pusat THAI di distrik Chatuchak, gedung Rak Khun Tao Fa, dan gedung Thai Catering di distrik Don Muang, serta cabang Silom THAI.

4. Jual 34 Pesawat Penumpang

Pesawat Thai Airways mendarat di bandara Foto: Shutterstock
Setelah sempat banting setir menjual gorengan untuk bertahan, Thai Airways kini harus menjual 34 unit pesawat penumpangnya. Dilansir Bangkok Post, salah satu tujuan perusahaan melakukan penjualan tersebut ialah untuk modernisasi armadanya.
ADVERTISEMENT
Thai Airways telah mencantumkan penjualan pesawat-pesawatnya tersebut di dalam laman resminya. Pesawat yang dijual antara lain 10 unit Boeing 747-400 yang diproduksi antara 1993-2003, 6 unit Boeing 777-200 yang dibuat pada tahun 1996-1998, dan 6 unit Boeing 777-300 yang diproduksi dari tahun 1998-2000.
Thai Airways Foto: Reuters
Selanjutnya, adalah enam unit Airbus A340-600 yang dibuat dari tahun 2005-2008, 3 unit A340-500 yang diproduksi pada tahun 2005-2007, dua unit Boeing 737-400 yang dibuat pada tahun 1992-1993, dan satu unit Airbus A300-600 yang dibuat pada tahun 1993.
Bagi pembeli, Thai Airways akan mengirimkan pesawat-pesawat yang dijual itu pada kuartal kedua tahun 2021. Thai Airways dinyatakan bangkrut dengan total utang mencapai 332,2 miliar baht atau sekitar Rp 160,2 triliun.
ADVERTISEMENT

5. PHK Karyawan

Wisatawan merasakan menjadi pramugari sehari Thai Airways. Foto: Facebook Crew Journey
Thai Airways akan melakukan beberapa langkah untuk mengurangi biaya operasional perusahaan. Thai Airways mengumumkan akan mengurangi jumlah pilot menjadi 905 orang saja. Untuk itu, pihak maskapai akan memutuskan hubungan kerja atau mem-PHK sekitar 395 pilot.
Maskapai tersebut juga tidak akan membuka lowongan pekerjaan untuk pilot hingga tahun 2022 mendatang. Langkah ini diambil berdasarkan situasi industri penerbangan saat ini yang terhantam pandemi COVID-19.
Thai Airways juga telah meminta perusahaan leasing, produsen mesin, dan perusahaan jasa untuk mengurangi beban biaya mereka. Maskapai ini juga mempensiunkan tiga jenis armadanya, yakni Airbus A330, Boeing 747, dan Airbus A380 yang merupakan salah satu pesawat penumpang terbesar di dunia.
ADVERTISEMENT
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).
ADVERTISEMENT