Lebih Dekat dengan Pelukis Srihadi Soedarsono Lewat Pameran Man x Universe

26 Februari 2020 18:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Srihadi Soedarsono dan Farida Srihadi Konferensi Pers Pameran Srihadi Soedarsono-Man x Universe.
 Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Srihadi Soedarsono dan Farida Srihadi Konferensi Pers Pameran Srihadi Soedarsono-Man x Universe. Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
ADVERTISEMENT
Beragam karya maestro seni lukis Indonesia Srihadi Soedarsono, akan dipamerkan di Galeri Nasional pada 11 Maret-9 April 2020 mendatang. Pameran bertajuk “Srihadi Soedarsono— Man x Universe” ini menampilkan 44 karya, dengan 38 di antaranya merupakan karya baru.
ADVERTISEMENT
Srihadi Soedarsono mengatakan bahwa pameran seni ini menginterpretasikan keindahan landscape Indonesia sebagai semangat spiritual atas rasa kemerdekaan dan kebangsaan berbangsa. Serta kaitannya dengan masalah budaya, seni, serta perkembangan sosial dan politik.
“Universe itu catatan tentang ingatan-ingatan, layaknya seseorang yang mengingat memorinya sebelum menulis. Catatan-catatan itu berubah menjadi sebuah karya seni,” katanya saat ditemui kumparan di JJ Royal Brasserie, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (26/2).
“Sketsa itu seperti membuat catatan, sehingga apa pun saya kembangkan sampai kemudian mengikuti perjalanan perkembangan usia. Jadi itu kaitannya karya dengan kematangan usia itu jalan bersama-sama,” imbuh Srihadi.
Srihadi Soedarsono (ketiga dari kiri) dan Farida Srihadi (tengah). Foto: Gitario Vista Inasis/kumparan
Kurator Pameran Rikrik Kusmara mengungkapkan, landscape dalam perspektif Srihadi adalah tema yang lebih dalam dari sekadar lukisan pemandangan yang menghipnotis orang lain untuk datang berkunjung.
ADVERTISEMENT
“Sejumlah karya menunjukkan gejolak simbolik yang ditunjukkan untuk lanskap alam. Respons Pak Prihadi terhadap bangsa dengan cara artistiknya kalau disusun saya sebutkan sebagai ruang jeda,” ujar Rikrik.
Rikrik juga mengelompokkan 44 karya Srihadi dalam empat rumpun besar, yakni social crictics, dynamic, human & nature, dan contemplation. Ia menambahkan bahwa proses artistik tersebut tak lepas dari kondisi sosial politik Indonesia yang tensinya naik sepanjang 2016-2019.
“Hampir tiga tahun ini menghasilkan 38 karya baru, tetapi ada sesuatu di balik karya itu,” imbuh Rikrik.
Karya-karya tersebut antara lain Horizon - The Golden Harvest (2018), Borobudur Drawing (1948), Borobudur - The Energy of Nature (2017), The Mystical Borobudur (2019), dan Jakarta Megapolitan - Patung Pembebasan Banjir (2020).
ADVERTISEMENT
Dari 44 lukisan, seluruhnya dibuat menggunakan media cat minyak pada kanvas, kecuali sketsa Borobudur (1948). Sketsa Borobudur dibuat saat Srihadi baru 17 tahun, tetapi sudah memiliki intuisi dan ketertarikannya terhadap nilai-nilai alam, manusia, dan budaya. Sketsa ini jugalah yang menjadi cikal bakal Srihadi membuat lukisan-lukisan landscape di kemudian hari.
Bersamaan dengan pembukaan pameran tersebut juga akan diluncurkan buku berjudul “Srihadi Soedarsono— Man x Universe” yang membedah hubungan spiritual manusia berikut siklusnya dengan alam semesta. Buku ini sendiri ditulis oleh Siti Farida Srihadi bersama budayawan Jean Couteau.
“Buku ini menggambarkan interaksi atau pengertian saya dengan Srihadi sebagai dua insan yang mengikuti kehidupan bersama dan apa makna di balik kehidupan itu,” kata Farida.
ADVERTISEMENT
Siap menyaksikan karya Srihadi Soedarsono 11 Maret mendatang?