Legenda Binatang Buas yang Jadi Alasan Imlek Didominasi Warna Merah

5 Februari 2019 10:18 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung mengamati pernak-pernik Imlek yang dijual di Glodok, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Dede Rizky Permana
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung mengamati pernak-pernik Imlek yang dijual di Glodok, Jakarta. Foto: ANTARA FOTO/Dede Rizky Permana
ADVERTISEMENT
Dalam perayaan Imlek atau Tahun Baru China, pemandangan serba merah tampaknnya bukan hal yang aneh dan baru. Mulai dari pakaian, lampion, angpau, hingga kertas di dinding atau jendela, semuanya didominasi warna yang memiliki arti berani.
ADVERTISEMENT
Penggunaan warna merah sendiri rupanya punya cerita menarik. Dilansir dari berbagai sumber, kisah ini sudah terjadi ribuan tahun lalu.
Persiapan Jelang Imlek. Foto: Fanny Kusumawardhani/kumparan
Legenda menceritakan bahwa dahulu ada Nian yang merupakan binatang buas, kerap meneror penduduk desa saat Tahun Baru. Binatang ini akan memakan tanaman, binatang ternak, bahkan anak-anak. Akhirnya, penduduk desa pun tahu jika bintang setengah bateng dan berkepala singa ini takut dengan tiga hal. Nian takut pada api, suara bising, dan warna merah. Nenek moyang juga berpesan pada warga desa untuk menggantungkan kertas berwarna merah di setiap pintu dan dinding menjelang tahun baru. Sebab menurutnya, hal ini bisa sebagai penolak Nian yang takut pada warna merah.
Warga Tionghoa menyalakan lilin. Foto: Aldis Tanno/kumparan
Sejak saat itu, Nian pun berhasil dikalahkan dan warna merah dianggap membawa keberuntungan bagi semuanya. Kemudian seiring berjalannya waktu, terbentuklah tradisi tahun baru untuk menyalakan petasan, menggantungkan lampion dan kertas di jendela atau pintu, hingga menampilkan Barongsai. Di sisi lain, masyarakat China kuno dan modern juga sepakat jika warna merah memiliki simbol api atau suka cinta dan keberuntungan. Warna merah pada tradisi Imlek menggambarkan pengharapan di tahun yang baru, segala kesedihan dan kegelapan akan lenyap, dan digantikan dengan kebahagian. Selain warna merah, warna emas juga menjadi warna sakral pada perayaan Imlek. Karena warna emas merupakan warna indah yang dapat menghasilkan warna Yin dan Yang atau disebut juga sebagai warna yang menjadi pusat perhatian.
ADVERTISEMENT