Legenda Telaga Sarangan di Jatim: Ulah Suami Istri yang Berubah Jadi Naga

12 Desember 2022 7:04 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Telaga Sarangan di Jawa Timur. Foto: herikukuk/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Telaga Sarangan di Jawa Timur. Foto: herikukuk/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Destinasi wisata alam di Indonesia sangat banyak. Bisa dibilang, Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki banyak keindahan yang mampu memanjakan para turis.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah daerah Jawa Timur (Jatim), di mana terdapat sebuah telaga yang punya banyak cerita dan legenda di balik keberadaannya. Telaga ini berada di Magetan, Jawa Timur.
Adalah Telaga Sarangan atau Telaga Pasir, sebuah telaga yang berada di lereng Gunung Lawu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Telaga inu berjarak 16 km dari pusat Kota Magetan dan memakan waktu perjalanan sekitar kurang lebih 30 menit menggunakan mobil.
Luas telaga ini sekitar 30 hektare dan memiliki kedalaman 28 meter. Tak hanya itu Telaga Sarangan juga memiliki udara yang sejuk, dengan suhu sekitar 15-20 Celsius.
Ilustrasi Telaga Sarangan di Jawa Timur. Foto: haryanta.p/Shutterstock
Telaga Sarangan menjadi salah satu objek wisata andalan Kabupaten Magetan. Wisatawan juga bisa menikmati keindahan Telaga Sarangan dengan berkuda dan menggunakan kapal cepat yang disediakan oleh pihak pengelola.
ADVERTISEMENT
Biaya yang harus dikeluarkan wisatawan yang ingin berkunjung ke Telaga Sarangan sebagai berikut:
Ilustrasi Telaga Sarangan di Jawa Timur. Foto: Deandee Creative/Shutterstock
Selain itu, jika wisatawan tertarik naik atraksi-atraksi seperti perahu dan kuda, setidaknya harus mengeluarkan biaya mulai dari Rp 50 ribu.
Setiap tahunnya Telaga Sarangan juga memiliki event-event ritual yang biasa dilakukan, seperti labuh sesaji pada Jumat Pon bulan Ruwah, dan Ledug Sura 1 Muharram.
Tak hanya itu, Telaga Sarangan juga memiliki legenda yang menarik untuk diketahui, lho. Ini ulasannya!

Kisah Legenda di Telaga Sarangan, Magetan, Jawa Timur

Ilustrasi Telaga Sarangan di Jawa Timur. Foto: haryanta.p/Shutterstock
Di balik keindahan dari Telaga Sarangan, ternyata ada banyak cerita yang menyelimuti destinasi wisata andalan Magetan ini. Di bagian tengah dari telaga tersebut terdapat pulau yang dikeramatkan oleh warga lokal.
ADVERTISEMENT
Sebab, di pulau tersebut dipercaya ada roh leluhur yang menjadi pendiri dari Telaga Sarangan. Mereka adalah Kiai Pasir dan Nyai Pasir.
Lantas, kenapa telaga ini sering disebut sebagai Telaga Pasir?
Jadi, begini ceritanya. Hiduplah sepasang suami istri bernama Kiai Pasir dan Nyai Pasir, meskipun sudah hidup bersama selama bertahun-tahun, namun mereka belum juga dikaruniai buah hati.
Akhirnya, mereka memutuskan untuk bersemedi dan meminta pada Sang Hyang Widhi (Tuhan), supaya segera dikaruniai momongan. Setelah perjalanan cukup panjang, akhirnya keinginan mereka terkabul dan lahirlah anak laki-laki yang diberi nama Joko Lelung.
Setelah kelahiran sang anak, keduanya hidup sempurna sambil bekerja bercocok tanam dan berburu, demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pekerjaan tersebut dirasa sangat berat oleh keduanya, dan mereka kembali bersemedi, serta memohon untuk diberi kesehatan dan umur panjang.
ADVERTISEMENT
Saat bersemedi, pasangan ini langsung mendapatkan wangsit, di mana jika keinginannya ingin terwujud, mereka harus menemukan dan memakan telur yang berada di dekat ladangnya.
Setelah mendapatkan wangsit tersebut, Kiai Pasir langsung mencari ke sekitar ladangnya sambil menebang pohon-pohon besar satu demi satu.
Tak disangka, ia menemukan telur dengan cangkang berwarna putih. Tanpa pikir panjang, Kiai Pasir langsung membawanya ke rumah dan diberikan kepada sang istri.
Menerima telur tersebut, sang istri tanpa pikir panjang langsung merebus telur itu dan dibagi dua untuk dimakan bersama suaminya.
Setelah selesai memakan telur, Kiai Pasir memutuskan untuk pergi ke ladang. Namun, dalam perjalanan tubuhnya terasa panas dan gatal. Akhirnya, ia menggaruknya, sehingga menimbulkan luka dan lecet di sekujur tubuhnya.
ADVERTISEMENT
Tak disangka, hal yang sama juga menimpa Nyai Pasir, dan keduanya berubah menjadi naga yang sangat besar.
Ilustrasi Telaga Sarangan di Jawa Timur. Foto: Alfin nurhidha/Shutterstock
Setelah berubah, keduanya berguling-guling di pasir, sehingga membuat cekungan yang makin lama makin besar dan dalam. Tak lama dari cekungan tersebu, keluarlah air yang sangat deras dan memenuhinya.
Melihat kemampuannya, pasangan suami istri itu berniat membuat cekungan yang banyak demi menenggelamkan Gunung Lawu.
Mengetahui niat buruk dari orang tuanya, Joko Lelung akhirnya bersemedi supaya niat dari kedua orang tuanya diurungkan. Semedinya pun akhirnya dikabulkan oleh Hyang Widhi.
Berkat doa dari Joko Lelung, Kiai Pasir dan Nyai Pasir yang saat itu sedang berguling-guling membuat cekungan, akhirnya mengurungkan niatnya untuk menenggelamkan Gunung Lawu.
ADVERTISEMENT
Itulah cerita terciptanya Telaga Sarangan yang hingga saat ini masih dipercaya oleh warga sekitar. Biasanya, setahun sekali dilakukan ritual bersih desa dan larung tumpeng, yang bertujuan untuk memberikan penghormatan kepada Kiai Pasir.