Libur Lebaran Tahun Ini Dinilai Bisa Beri Dampak Positif untuk Sektor Pariwisata

8 April 2022 10:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi peta pariwisata Indonesia Foto: Dok. Kemenparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peta pariwisata Indonesia Foto: Dok. Kemenparekraf
ADVERTISEMENT
Cuti bersama untuk Lebaran sudah ditentukan oleh pemerintah. Jadi jika digabung dengan tanggal Lebarannya, kamu bisa libur mulai tanggal 29 April-6 Mei 2022.
ADVERTISEMENT
Itu waktu yang cukup lama untuk melakukan mudik yang sudah tertunda selama dua tahun ke belakang. Tapi, saat mudik kamu juga bisa sambil mengunjungi destinasi wisata yang berada di daerah sana.
Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Chusmeru, mengatakan kalau cuti bersama Lebaran bisa mendorong minat masyarakat untuk berwisata.
"Tentunya masyarakat akan memanfaatkan libur Lebaran dengan mengunjungi objek dan daya tarik wisata di Tanah Air. Meski pemerintah belum secara resmi mengumumkan berakhirnya pandemi, libur Lebaran ini dapat menambah gairah sektor pariwisata," kata Chusmeru, seperti dikutip dari Antara.
com-Ilustrasi mudik naik bus Foto: Shutterstock
Ia menambahkan, jika setelah libur Lebaran nanti tidak terjadi lonjakan kasus COVID-19, ini bisa jadi momentum kebangkitan kembali sektor pariwisata nasional.
Pengelola objek wisata dan perhotelan dinilai akan menjadi pihak yang punya peran penting, untuk menyambut wisatawan selama libur lebaran nanti.
ADVERTISEMENT
Diharapkan semua pengelola tetap mengingatkan wisatawan untuk patuh protokol kesehatan, supaya tidak terjadi peningkatan kasus yang tidak diinginkan.
"Masyarakat yang akan mudik sambil berwisata, hendaknya mengikuti anjuran pemerintah agar melindungi diri dengan vaksinasi dosis ketiga atau penguat," ujar Chusmeru.
Ilustrasi kamar hotel. Foto: Shutterstock
Chusmeru juga mengatakan libur Lebaran tahun ini memang jadi momentum baik untuk sektor pariwisata yang akan memberikan dampak positif.
"Dapat berdampak positif mulai dari transportasi, objek dan daya tarik wisata, perhotelan, kuliner, cenderamata, dan industri kecil lainnya. Namun, prinsip kewaspadaan dan hati-hati sangat diperlukan, agar dapat memberikan jaminan pemulihan kembali sektor pariwisata di kemudian hari," pungkasnya.