Libur Nataru Dipangkas, Badan Otoritas Borobudur Genjot Ekonomi Kreatif
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
"Kita harus realistis terhadap apa yang terjadi. Kalau pariwisata penginnya banyak (hari libur) tapi mengatasi pandemi dikurangi, dengan prokes yang baik Insyaallah bisa sehat," katanya Kepala BOB Indah Juanita, dalam Rapat Koordinasi Badan Otoritas Pariwisata di Marriot Yogyakarta, Rabu (2/12).
Dia menjelaskan, selama pandemi ini sejumlah destinasi memang mengatur kapasitas sedemikian rupa. Ketika tamu sudah mencapai 50 persen, maka destinasi wisata tersebut tidak mengizinkan lagi wisatawan masuk.
Kini dengan pengurangan libur, dia memprediksi jumlah wisatawan akan menurun. Meski dia tidak tahu berapa presentasenya.
"Dengan adanya pengurangan libur, pengurangan jumlah wisatawan pasti ada karena kapasitasnya juga dikurangi. Pendapatan juga pasti berkurang apabila dihitung dari jumlah kedatangan. Solusinya ditingkatkan ekrafnya (ekonomi kreatif)," katanya.
ADVERTISEMENT
Indah beralasan dengan penguatan ekonomi kreatif , meski wisatawan yang datang sedikit, tetapi mereka akan membelanjakan uang lebih banyak.
"Supaya pembelanjaan tetap tinggi walaupun pengunjungnya sedikit, pengunjung turun belanja tetap tinggi," tutur Indah.
Di sisi lain, akibat pandemi corona ini pihaknya mengatur strategi. Misal untuk tahun 2020 ini mereka membereskan administrasi, sementara untuk pekerjaan fisik diundur ke tahun 2021.
"Jadi kita kerjakan infrastuktur dasar dulu supaya kawasan otoritatifnya bisa segera dimasuki investor," ujarnya.
Dalam rapat ini, Badan Otorita Borobudur bersama Badan Otorita Labuan Bajo dan Danau Toba juga membahas strategi ke depan selama pandemi corona ini.
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio, dalam acara tersebut menjelaskan selain pandemi, saat ini tantangan setiap destinasi wisata adalah mengembangkan budaya dan tradisi.
ADVERTISEMENT
"Dalam rangka membangun quality tourism kita harus membangun aspek pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Wishnutama, secara daring dalam acara Rapat Koordinasi Badan Otoritas Pariwisata di Yogyakarta, Rabu (2/12).
Dia menjelaskan selain memperkuat konektivitas, salah satu daya tarik pariwisata terletak pada pengalaman yang diberikan kepada wisatawan. Pengalaman yang tidak terlupakan diyakini membuat wisatawan ingin datang kembali.
"Dalam menciptakan pengalaman yang unik ini yang sangat penting mempertahankan budaya setempat, kearifan lokal setempat, tradisi-tradisi setempat. Hal itu adalah hal yang sangat menarik untuk wisatawan mancanegara melihatnya," katanya.
Di sinilah tugas Badan Otoritas baik Borobudur, Labuan Bajo, dan Danau Toba untuk mempertahankan kebudayaan dan kearifan lokal di masing-masing destinasi.
"Sehingga quality tourism bukan hanya bicara gedung pencakar langit. Keunikan sesuatu yang berbeda itu menjadi sesuatu yang penting," katanya.
ADVERTISEMENT