Libur Panjang Isra Mikraj dan Imlek Bikin Okupansi Hotel Naik hingga 80 Persen

12 Februari 2024 19:59 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menparekraf Sandiaga Uno di acara Weekly Brief With Sandi Uno yang digelar di Gedung Sapta Pesona pada Senin (11/12/2023). Foto: Dok. Kemeparekraf
zoom-in-whitePerbesar
Menparekraf Sandiaga Uno di acara Weekly Brief With Sandi Uno yang digelar di Gedung Sapta Pesona pada Senin (11/12/2023). Foto: Dok. Kemeparekraf
ADVERTISEMENT
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengungkapkan libur panjang Isra Mikraj membawa berkah bagi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf). Hal itu bisa dilihat dari meningkatnya pergerakan wisatawan dan okupansi hotel di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut data dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) okupansi hotel saat libur Imlek dan Isra Mikraj meningkat hingga 80 persen.
"Menurut laporan PHRI tingkat okupansi hotel naik hingga 80 persen di sejumlah kawasan wisata seperti Sumatera Barat, Pekanbaru, dan sepanjang pantai utara dan selatan pulau Jawa, Bandung, Yogyakarta, Jawa Timur, termasuk Banyuwangi sampai ke Bali," ungkap Sandiaga saat ditemui kumparan di acara Weekly Brief with Sandi Uno yang digelar secara hybrid di Gedung Sapta Pesona Kemenparekraf pada Senin (12/2).
Menparekraf Sandiaga Uno di acara peluncuran dan rebranding nama dan logo UNWTO jadi UN Tourism di Madrid (24/1/2024). Foto: Dok. UN Tourism
Sandiaga mengatakan bahwa perayaan Imlek yang berdekatan dengan Isra Mikraj memberikan berkah tersendiri karena memberikan momentum liburan yang lebih panjang.
"Perayaan Imlek ini berdekatan dengan Isra Mikraj dan cuti bersama adalah berkah dan barokah. Ini adalah momentum libur panjang yang berpotensi cuan, cuan, cuan, bagi sektor parekraf," imbuh dia.
ADVERTISEMENT
Selain meningkatnya okupansi hotel, hal itu juga sejalan dengan pergerakan wisatawan. Pada 7-11 Februari 2024 kemarin, Sandiaga mengatakan bahwa banyak masyarakat yang memilih untuk liburan bersama keluarga. Hal itu juga berdampak pada lonjakan daya beli masyarakat di destinasi wisata.
"Kita melihat bahwa masyarakat berwisata bersama keluarga hampir semua destinasi wisata favorit penuh dan ada pelonjakan pemesanan transportasi dan akomodasi, penjualan produk kuliner usaha restoran dan kafe penjualan cindera mata pusat jajanan dan oleh-oleh," papar dia.

Pergerakan Wisatawan Sepanjang Libur Panjang

Penumpang Whoosh melonjak selama libur panjang Imlek dan Isra Mikraj. Foto: KCIC
Sementara itu, dalam kunjungan kerjanya beberapa waktu lalu, ia melihat sendiri adanya pergerakan wisatawan di beberapa daerah saat libur panjang kemarin. Hal ini dikatakan dia tak hanya mendongkrak okupansi hotel, namun adanya pergerakan wisatawan dan perputaran uang di sektor Parekraf.
ADVERTISEMENT
"Saya sendiri berkunjung ke Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah itu full pada hari Jumat atau Kamis. Whoosh (kereta cepat) ke Bandung juga full, ada sekitar 40 pemberangkatan lebih, itu 601 kursi terisi penuh sampai saya harus duduk di tenagh dan di situ saya melihat pusat jajanan dan oleh-oleh bukan hanya di Bandung dan Bandung Raya maupun di Jawa Barat dan Jawa Tengah ini meningkat," paparnya.
Penumpang kereta cepat Whoosh di periode libur panjang Isra Miraj dan Imlek. Foto: KCIC
Selain mendorong okupansi hotel, momentum libur panjang ini juga mendorong pergerakan wisatawan Nusantara. Berdasarkan data yang ia peroleh dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) ada lebih dari 3 juta pergerakan di sektor transportasi darat.
"Data dari Kemenhub sudah 1 juta pergerakan moda angkutan darat, angkutan udara 1,2 juta pergerakan, angkutan laut 540 ribu pergerakan, kereta api 1,4 juta pergerakan ini sesuai dengan tren penggunaan kereta api yang meningkat, via jalan tol 1,1 juta pergerakan dan jalan arteri 3,3 juta pergerakan," pungkasnya.
ADVERTISEMENT