Lombok Jadi Tuan Rumah Asia Pacific Geopark Network 2019

4 September 2019 8:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya, Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin meresmikan pembukaan Asia Pacific Geopark Network 2019 di Lombok, Nusa Tenggara Barat Foto: Kemenko Bidang Kemaritiman
zoom-in-whitePerbesar
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya, Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin meresmikan pembukaan Asia Pacific Geopark Network 2019 di Lombok, Nusa Tenggara Barat Foto: Kemenko Bidang Kemaritiman
ADVERTISEMENT
Rinjani Lombok UNESCO Global Geopark, Selasa (3/9), menjadi tuan rumah Asia Pacific Geopark Network (APGN) Symposium yang keenam. Geo Fair dan UMKM Expo ini merupakan ajang promosi potensi geopark dari berbagai negara peserta.
ADVERTISEMENT
Acara ini diikuti oleh sekitar 700 orang yang berasal dari 35 negara Asia Pasifik yang terdiri atas Managemen Geopark masing-masing negara, peneliti, dan perwakilan pemerintah.
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya, Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin meresmikan pembukaan Asia Pacific Geopark Network 2019 di Lombok, Nusa Tenggara Barat Foto: Kemenko Bidang Kemaritiman
The 6th APGN Simposium 2019 kali ini mengambil tajuk UNESCO Global Geopark Toward Sustaining Local Communities and Reducing Geohazard Risk. Tujuannya yaitu untuk menonjolkan kelestarian situs-situs geologi, biologi dan budaya, penguatan peran komunitas lokal dan pengurangan risiko bencana.
Gelaran APGN 2019 tersebut hari ini resmi dibuka oleh Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin. Dalam sambutannya, Safri menegaskan bahwa pemerintah Indonesia berkomitmen untuk mendukung pengembangan Geopark.
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya, Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin meresmikan pembukaan Asia Pacific Geopark Network 2019 di Lombok, Nusa Tenggara Barat Foto: Kemenko Bidang Kemaritiman
“Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mendukung pengembangan Geopark, hal tersebut ditunjukkan dengan diadakannya Konferensi Geopark Nasional pada 12 Juli 2018. Bagi pemerintah, Geopark adalah salah satu solusi untuk mencapai pembangunan ekonomi berkelanjutan” ujar Safri dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Selasa (3/9).
ADVERTISEMENT
Safri mengatakan hingga saat ini, Indonesia telah memiliki empat wilayah UNESCO Global Geopark (UGG) yaitu Batur UGG yang berdiri pada 2012 dan diakui oleh UNESCO pada 2017, Gunung Sewu UGG yang berdiri pada 2015, Rinjani UGG dan Ciletuh-Pelabuhan Ratu UGG yang sama-sama diresmikan pada 2018.
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya, Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin meresmikan pembukaan Asia Pacific Geopark Network 2019 di Lombok, Nusa Tenggara Barat Foto: Kemenko Bidang Kemaritiman
“Selain itu, Indonesia juga memiliki 15 Geopark Nasional dan sekitar 110 warisan geologi yang memiliki potensi besar untuk menjadi Geopark Nasional” tambah Safri.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB), Zulkieflimansyah, mengungkapkan rasa terima kasihnya atas pemilihan Pulau Lombok sebagai lokasi penyelenggaraan Simposium APGN ke-6.
“Tahun lalu kami terkena gempa bumi, tidak hanya tujuh kali, tapi lebih dari 2 ribu kali. Tapi kami mampu bangkit, kami mampu menunjukkan kepada dunia bahwa warga Lombok mampu bangkit lebih dari 3 ribu kali,” ujar Zul.
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK, dan Budaya, Kemenko Bidang Kemaritiman Safri Burhanuddin meresmikan pembukaan Asia Pacific Geopark Network 2019 di Lombok, Nusa Tenggara Barat Foto: Kemenko Bidang Kemaritiman
Untuk itu, Zul juga sangat mengapresiasi penyelenggara APGN yang telah memilih Lombok sebagai tuan rumah tahun ini. Menurutnya, lewat gelaran APGN ini Lombok ingin menunjukkan bahwa masyarakatnya sudah bangkit kembali.
ADVERTISEMENT
“Pemilihan Lombok sebagai lokasi simposium APGN 2019 adalah momen historis bagi kami. Di sini kami tunjukkan keteguhan dan semangat masyarakat Lombok dalam menghadapi kesulitan (pasca gempa),” ujarnya.
Lebih lanjut, Zul berharap APGN 2019 dapat menjadi forum untuk berbagi pengalaman, serta wahana belajar bersama mengenai cara mengelola potensi alam demi kelangsungan hidup masyarakat di masa depan.