Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Lukla Nepal Airport, Bandara Paling Berbahaya di Dunia
17 Juni 2018 8:47 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:08 WIB
ADVERTISEMENT
Gunung Everest merupakan gunung tertinggi di dunia yang terletak di Nepal. Untuk berkunjung ke Everest, ada dua cara yang bisa ditempuh, yakni dengan berjalan kaki selama lima hari dari Kathmandu ke Lukla, atau terbang menggunakan pesawat selama 45 menit.
ADVERTISEMENT
Kebanyakan pendaki atau turis memilih cara kedua, karena dirasa lebih praktis dan hemat waktu. Namun, ada tantangan berat yang harus dilewati pilot. Pilot harus menyiapkan mental baja untuk bisa mendarat dengan selamat di bandara Lukla.
Pasalnya, bandara yang berada distrik Solukhumbu ini disebut sebagai bandara paling berbahaya di dunia. Sebab, Lukla Airport memiliki landasan pacu yang sangat pendek, yaitu 1.729 kaki atau sekitar 527 meter saja.
Hal ini tentu menyulitkan pilot, karena memiliki ruang sempit dan waktu terbatas untuk bisa take off dan landing dengan aman. Selain itu, lokasi Lukla yang berada di ketinggian 2.895 mdpl menambah kesulitan yang dialami pilot. Karena semakin tinggi lokasi bandara, makin rendah pula densitas udaranya.
Tak berhenti sampai di situ, para pilot dan kopilot pun dituntut untuk mampu menghitung navigasi dengan tepat karena bandara ini dikelilingi pegunungan. Di ujung landasan, ada dinding batu dan gunung yang curam. Jika pesawat tidak berhenti pada momen yang tepat, pesawat bisa saja menabrak tebing.
ADVERTISEMENT
Sedangkan saat lepas landas, pada sisi landasan pacu terdapat tepi tebing curam. Tentu, pilot diharuskan untuk bisa menerbangkan pesawat dengan sempurna, jika tidak maka pesawat akan jatuh ke sisi gunung.
Parahnya, cuaca di daerah ini kerap ditutupi awan yang menjadi penyebab turbulensi. Maka dari itu, cuaca cerah dan siang hari menjadi 'surga' untuk pilot ketika akan menuju atau meninggalkan wilayah ini.
Kabarnya, bandara Lukla juga tidak dilengkapi dengan alat bantu pendaratan atau Aerodrom Flight Information Service (AFIS). Ini berfungsi untuk membantu pilot dalam melakukan pendaratan atau penerbangan.
Berada di lokasi yang menantang adrenalin, bandara Lukla pernah beberapa kali menelan korban. Misalnya pada 2008 lalu, Yeti Airlines jatuh dan terbakar yang menewaskan 18 penumpang kecuali pilot, penyebabnya kecelakaan karena cuaca buruk.
Walau memiliki medan yang terjal, Lukla Airport menjadi salah satu bandara paling sibuk di Nepal . Terutama saat musim semi dam musim gugur.
ADVERTISEMENT
Meskipun memiliki keadaan yang tidak besahabat dan mendukung, Lukla mampu menangani hingga 79 penerbangan dalam satu hari. Biasanya, penumpang pesawat didominasi oleh turis yang ingin mendaki Gunung Everest.
Lukla Airport pertama kali dibangun pada 1964 silam oleh Sir Edmund Hillary dan Sherpa Tenzing seorang petani lebah dari Selandia Baru , yang menjadi pendaki pertama yang dapat mencapai puncak Everest. Cerita unik juga ada dalam proses pembangunan bandara ini. Dahulu Hillary merencanakan untuk membangun bandara di tanah datar, tetapi petani lokal menolaknya karena tanah mereka subur.
Kemudian, dirinya membeli sebuah lereng curam seharga USD 871 atau setara dengan Rp 12.128 juta kemudian merekrut warga Sherpa untuk ambil bagian dalam pembuatan bandara. Untuk mengenang keduanya, pada 2008 silam pemerintah merubah nama bandara menjadi bandara Hillary-Tenzing.
ADVERTISEMENT
Penasaran bagaimana keadaan bandara Lukla? Simak video berikut