Makan Jasad, Bentuk Sayang Suku Yanomami untuk Orang yang Telah Meninggal Dunia

23 Februari 2022 7:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Dukun Yanomami yang juga juru bicara Yanomami dari India di Brasil, Davi Kopenawa Yanomami. Foto: Martin BUREAU / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Dukun Yanomami yang juga juru bicara Yanomami dari India di Brasil, Davi Kopenawa Yanomami. Foto: Martin BUREAU / AFP
ADVERTISEMENT
Setiap suku di berbagai belahan dunia punya cara yang berbeda untuk memaknai sebuah kematian. Seperti halnya suku di Brasil yang punya cara tak biasa sekaligus ekstrem untuk menghormati mereka yang telah tiada, dengan memakan jasad orang yang telah meninggal.
ADVERTISEMENT
Ya, tradisi itu dilakukan oleh Suku Yanomami yang mendiami pedalaman Sungai Amazon, Brasil. Suku ini menjadikan kanibalisme sebagai cara mengungkapkan kasih sayang pada keluarganya yang sudah meninggal dunia, seperti dilansir Guardian.
Suku Yanomami di hutan Amazon Foto: . REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Tradisi kanibalisme yang disebut sebagai Endocannibalisme ini dianggap sebagai simbol ikhlas untuk merelakan kepergian sanak saudara atau keluarga yang telah tiada.
Suku Yanomami percaya bahwa roh orang yang sudah meninggal dunia dapat beristirahat dengan tenang, jika tubuh jenazah dibakar dan dimakan oleh kerabat yang masih hidup.

Cara Suku Yanomami Mengantarkan Keluarga ke Surga

Ilustrasi tengkorak. Foto: Shutterstock
Sejatinya ritual pemakaman dilakukan dengan menguburkan seseorang yang sudah tiada, Suku Yanomami memiliki cara yang berbeda. Menyantap abu orang yang dicintai akan membuat jiwa mereka terbebas dari kutukan yang mengharuskan mereka tinggali di dunia peralihan, yakni dunia yang berada di antara kehidupan dan kematian.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dengan memakan jasad orang yang sudah meninggal, hal ini diyakini bisa memudahkan mereka yang telah meninggal dunia untuk menuju surga.
Dukun Yanomami yang juga juru bicara Yanomami dari India di Brasil, Davi Kopenawa Yanomami. Foto: Martin BUREAU / AFP
Sebelum melakukan tradisi tersebut, Suku Indian asli ini akan melakukan beberapa tahapan ritual. Pertama-tama, mereka akan membakar jasad orang yang telah meninggal tersebut dan mengecat wajahnya dengan kotoran dari tubuh jenazah yang dibakar.
Kemudian, saat prosesi pemakaman, mereka akan bernyanyi sambil menangis untuk mengungkapkan kesedihan mereka atas kepergian keluarga tercinta.
Ilustrasi Suku Yanomami. Foto: Aartwizard/Shutterstock
Setelah itu, kelompok suku tersebut akan mengumpulkan tulang yang tersisa dari tubuh yang terbakar. Kemudian, tulang-tulang itu ditumbuk hingga halus dan dicampurkan bersama abu jenazah yang sudah dibakar.
Sisa abu dan tulang bekas kremasi akan dimasak bersama dengan pisang fermentasi menjadi sebuah sup. Makanan lokal yang kerap disajikan sebagai hidangan duka ini akan diberikan kepada semua pelayat.
ADVERTISEMENT

Cara Makannya Juga Tidak Sembarangan

Ilustrasi Suku Terasing Foto: Shutter Stock
Untuk memakannya pun juga tak boleh sembarangan. Jika jenazah orang meninggal dunia tersebut dibunuh oleh musuh dari suku lain, maka hanya para wanita saja yang akan memakan sup tersebut.
Selain itu, mereka hanya diizinkan makan makanan tersebut saat malam hari, ketika Suku Yanomami melakukan balas dendam terhadap tersangka.
Mereka percaya bahwa menyelesaikan ritual penguburan jenis kanibalisme ini, merupakan satu-satunya cara jiwa bisa mencapai kedamaian abadi.
Bukan hanya itu, memakan abu jasad diyakini Suku Yanomami dapat membantu orang yang mereka kasihi untuk memasuki surga dan bereinkarnasi.