Masjid Agung Demak, Masjid Tertua di Indonesia yang Dibangun Pada Abad Ke-15

15 April 2021 18:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Masjid Agung Demak. Foto: Wikipedia
zoom-in-whitePerbesar
Masjid Agung Demak. Foto: Wikipedia
ADVERTISEMENT
Penyebaran dan perkembangan agama Islam sudah terjadi sejak ratusan tahun lalu. Dalam perkembangan kebudayaannya, banyak masjid yang dibangun di sejumlah wilayah Indonesia, salah satunya adalah Masjid Agung Demak.
ADVERTISEMENT
Masjid Agung Demak dibangun oleh Raden Patah yang merupakan pangeran Majapahit sekaligus pemimpin pertama kesultanan Demak, kerajaan Islam pertama di Jawa. Raden Patah mendirikan salah satu masjid tertua di Indonesia ini dengan bantuan para Walisongo pada abad ke-15.
Dilansir laman resmi Dinas Pariwisata Kabupaten Demak, Masjid Agung Demak dahulunya adalah tempat berkumpulnya Walisongo yang menyebarkan agama Islam di tanah Jawa dan mendasari Demak mendapat sebutan kota wali. Masjid Agung terletak di Kampung Kauman, Kelurahan Bintoro, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Ilustrasi Masjid Agung Demak Foto: Wikimedia Commons
Usia pembangunan Masjid Agung Demak dibuktikan pada prasasti bergambar bulus atau hewan sejenis kura-kura yang bernama Candra Sengkala Memet atau Sariro Sunyi Kiblating Gusti, yang memiliki makna tahun 1401 Saka. Gambar bulus ini terdiri dari angka satu (1), kaki empat berarti angka empat (4), badan bulus yang bulat berarti angka nol (0), serta ekor bulus berarti angka satu (1).
ADVERTISEMENT
Masjid Agung Demak memiliki simbol arsitektur tradisional khas Indonesia dan memiliki berbagai makna di tiap bagian arsitekturnya. Seperti halnya pada atap masjid yang memiliki bentuk atap berundak tiga, yang memiliki makna berupa gambaran akidah Islam, yaitu Iman, Islam, dan Ihsan.
Selain itu, desain Masjid Agung Demak juga merupakan akulturasi budaya agama Hindu (agama mayoritas masyarakat Jawa saat itu). Arsitektur lainnya dapat dilihat pada pintu utama Masjid Agung Demak, pintu bledeg yang digunakan sebagai anti petir.
Pintu ini terbuat dari kayu jati yang dipenuhi berbagai ukiran cantik bergambar dua kepala naga. Dalam budaya Jawa, gambar di pintu ini berasal dari prasasti Condro Sengkolo, yang berarti penanda waktu yang berbunyi 'Nogo Mulat Saliro Wani'. Sayangnya, pihak Masjid Agung Demak telah memindahkan pintu bledeg untuk dimuseumkan.
ADVERTISEMENT
Di Masjid Agung Demak terdapat lima pintu yang memiliki arti Rukum Islam. Sedangkan jendela berjumlah enam yang bermakna Rukun Iman.
Serambi Masjid Demak berukuran 30x17 meter, berupa ruang terbuka dengan atap berbentuk limas. Serambi berfungsi sebagai tempat salat, pertemuan, musyawarah atau acara keagamaan.
Tiang serambi memiliki 8 tiang utama berpenampang bujur sangkar terbuat dari kayu jati berukir, dan 24 buah pilar berpenampang lintang bujur sangkar terbuat dari bata berspasi. Dua pertiga Saka dipenuhi ukuran motif daun sulur dan motif tumpal.
(Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona).