Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Melihat Cinta dari Goresan Batik di Pameran 'Seni dalam Bercinta'
19 Februari 2023 13:20 WIB
ยท
waktu baca 4 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Meski begitu, setiap cinta pada intinya adalah perihal perjalanan yang terdiri dari permulaan dan pengakhiran. Kira-kira, hal itulah yang hendak disampaikan Tiffany Aria, berkolaborasi dengan Batik Komar melalui pameran 'Seni dalam Bercinta: Melabuh Hasrat, Meraih Gairah' yang digelar di Rumah Batik Komar, Kota Bandung.
Dalam pameran itu, Tiffany berbagi pengalaman dan pemahamannya atas cinta melalui guratan motif batik dan seni instalasi. Tiap tahap pengalaman cinta dibagi ke dalam delapan ruangan, mulai dari ruangan bernama Permainan Hati tentang cinta semasa remaja atau cinta monyet, hingga ruangan bernama Maha Kuasa tentang cinta yang dinilai paling tinggi, yakni cinta pada Tuhan.
"Tadi ada Permainan Hati, Diri, Rentang Frekuensi tentang pertemanan, keluarga itu Pondok Jiwa, Jantung Hati itu suatu kisah cinta yang sangat manis yang diambil oleh seorang pasangan kekasih, dan terakhir adalah ruangan Maha Kuasa, itu cinta yang tanpa batas," kata Tiffany, ketika ditemui pada opening pameran, Sabtu (18/2).
ADVERTISEMENT
Dari pantauan kumparan, pembukaan pameran terlihat mendapat respons positif dari para pengunjung. Para pengunjung seakan 'dipaksa' untuk dapat menikmati dan memaknai setiap motif batik dan seni instalasi yang ditampilkan. Adapun, batik yang dipajang merupakan karya dari Perajin Batik, Komarudin Kudiya.
Tiffany mengaku tertarik berkolaborasi dengan Batik Komar, karena proses dalam membuat batik dinilainya adalah ekspresi dari cinta. Selain itu, ia juga ingin lebih mendekatkan para generasi milenial terhadap produk batik. Selain melihat pameran, pengunjung yang datang juga dapat ikut membatik dengan mengikuti workshop.
"Hasil perwujudan budaya Indonesia yang dicipta dan diproses dengan cinta adalah batik. Penciptaan sehelai batik pun membutuhkan kontribusi cinta yang tulus dari seorang pembatik," ujarnya.
Sementara itu, Public Relation dari Rumah Batik Komar, Recksha Ferdha Herditya, mengatakan batik adalah sebuah lambang kehidupan, terutama bagi masyarakat Jawa. Dengan begitu, tiap tahapan dalam kehidupan di masyarakat Jawa, mulai dari lahir hingga menghadapi kematian memiliki motif batiknya masing-masing.
ADVERTISEMENT
Begitu pula dengan tema cinta yang diusung oleh Tiffany, Recksha menilai telah selaras dengan konsep dari batik. Misalnya di ruangan Permainan Hati, batik yang dipajang didominasi oleh warna merah muda sebagai ekspresi dari kegembiraan. Teknik dalam membuatnya pun lebih kekinian, yakni Shibotik. Kebaruan atau permulaan itu selaras dengan tema cinta monyet yang diusung oleh Tiffany.
"Cinta monyet itu, kan, identiknya dengan cinta yang baru, atau berbunga-bunganya sangat tumbuh dan lagi gemes-gemesnya, makanya kami memilih warnanya lebih warna pink dan motifnya yang dipilih lebih kontemporer atau lebih moderen," papar Recksha.
Kemudian, di ruangan Rentang Frekuensi yang bertema persahabatan, batik yang ditampilkan, yakni motif batik Kopi Pecah asal Banyuwangi. Terlihat, motif batik itu terdiri dari empat buah biji kopi dan sebuah biji kopi yang terpecah. Menurut Recksha, empat biji kopi tersebut melambangkan ikatan persahabatan, sedangkan kopi yang terpecah adalah lambang dari pengorbanan.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, di ruangan Pondok Jiwa yang bertema keluarga, motif yang batik yang ditampilkan adalah Merak Angrem dan Babon Angrem. Menurut Recksha, motif tersebut selaras dengan tema yang diusung, karena melambangkan kasih sayang orang tua pada anaknya.
"Merak yang sedang mengeram itu adalah makna cinta yang tulus dari orang tua, Ibu khususnya, pada anaknya yang enggak akan bisa terputus. Jadi, mengerami hingga menetas, lalu kita beranjak dewasa," ungkapnya.
Sedangkan motif batik yang ditampilkan di ruangan Maha Kuasa adalah Telaga Teratai. Menurut Recksha, motif itu merupakan yang paling rumit, karena dijadikan disertasi doktoral dari Komarudin Kudiya. Intinya, motif batik itu melambangkan hubungan cinta di antara manusia dengan Tuhan.
"Ketika beliau disertasi, beliau mengumpulkan motif dari kasepuhan keraton gitu. Jadi, dikumpulkan semua motif yang ada, sehingga akhirnya dijadikan satu," tuturnya.
ADVERTISEMENT
Wali Kota Bandung, Yana Mulyana, yang turut hadir dalam pameran itu pun mengapresiasi karya yang dihasilkan oleh Tiffany. Sependapat dengan karya Tiffany, Yana mengakui perjalanan kehidupan dan cinta manusia bakal berujung dan mengarah pada cinta terhadap Tuhan.
"Tadi melewati beberapa tahapan kehidupan yang ujungnya, ya, akhirnya satu titik tertentu kita akan kembali ke Tuhan gitu, ya. Buat saya sangat dalam filosofinya. Luar biasa," ujar Yana.
Yana pun menyoroti ruangan pameran yang bertema keluarga. Ia menilai cinta orang tua pada anak adalah elemen paling penting dalam fondasi bernama negara. Menurutnya, negara memang sepatutnya dibangun dengan dilandaskan perasaan cinta dan kasih sayang dari lingkup keluarga.
"Jadi, kalau dari keluarga yang penuh cinta kasih, Insya Allah maka kita membangun negeri ini dengan penuh cinta kasih," pungkasnya.
ADVERTISEMENT