Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ungkapan itulah yang kiranya tepat untuk menggambarkan Desa Ponggok. Desa yang terletak di dataran rendah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, ini dilimpahi kekayaan mata air pegunungan dari Gunung Merapi dan Merbabu.
Suasana pedesaan, juga hamparan sawah hijau kian menyejukkan mata para wisatawan yang datang.
Kepala Desa Ponggok Junaedi Mulyono adalah orang di balik tonggak keberhasilan program-program wisata di Desa Ponggok dengan memanfaatkan potensi mata air yang berlimpah sebagai sumber utama penghidupan warga.
Kini Junaedi sudah mengembangkan kelengkapan rekreasi di Desa Ponggok hingga ke sektor pertanian dan perikanan. Hasilnya, ada lebih dari 8 ton padi dipanen setiap lima bulan sekali dan 7 ton ikan tawar dituai setiap minggunya.
ADVERTISEMENT
Bahkan, setelah revitalisasi Umbul Desa Ponggok pada tahun 2010 tercatat lebih dari 30 ribu wisatawan datang ke Desa Ponggok untuk berlibur.
Desa yang sempat masuk dalam daftar wilayah termiskin di Provinsi Jawa Tengah ini berubah menjadi desa mandiri dengan pendapatan miliaran per tahunnya.
Hal tersebut tak lepas dari kegigihan Junaedi Mulyono, Kepala Desa Ponggok yang mengelola dana desa dari pemerintah dengan baik.
Junaedi sudah menjadi Kepala Desa Ponggok sejak tahun 2006. Sebelum dia menjabat, pendapatan Desa Ponggok di tahun 2005 hanya Rp 80 juta per tahun. Di tahun 2006 pendapatan meningkat menjadi Rp 120 juta. Tahun 2017 ini pendapatan mencapai Rp3,9 miliar.
Seperti apa kisah di balik keberhasilan Desa Ponggok? Saksikan video di bawah ini:
ADVERTISEMENT