Melihat Panyugu, Tempat Ritual Suku Dayak di Kabupaten Landak, KalBar

1 November 2019 17:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rikardus alias Erik, anggota Pokdarwis saat berada di Panyugu, lokasi ritual bagi suku dayak di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Dok. @baratdaya_
zoom-in-whitePerbesar
Rikardus alias Erik, anggota Pokdarwis saat berada di Panyugu, lokasi ritual bagi suku dayak di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Dok. @baratdaya_
ADVERTISEMENT
Ketika berkunjung ke Rumah Radakng atau panjang di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, jangan lupa mampir ke Panyugu, atau tempat ritual suku Dayak Kanayatn. Lokasi Panyugu dengan Rumah Radakng hanya berjarak beberapa ratus meter.
ADVERTISEMENT
Bangunan yang berdiri sejak 1800-an ini, memiliki bentuk seperti rumah kayu tua tanpa dinding tinggi pada setiap sisinya. Di sana juga terdapat sepasang patung manusia (Pantak), dengan bentuk tangan seperti meminta.
Terdapat pula althar, pahar atau nampan, tempayan, tangki atau kendi, dan beberapa mangkuk di atas tangki. Di sekitar bangunan tersebut, terdapat pohon bambu dan beberapa tanaman lainnya.
Bangunan Panyugu, lokasi ritual bagi suku dayak di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
Di sekitar patung itu juga terdapat uang koin dan beberapa lembar uang kertas yang berserakan. Selain uang, ada pula yang membawa benih tanaman ke panyugu tersebut.
Berdasarkan penuturan warga sekitar, panyugu biasa digunakan untuk beberapa upacara ritual bagi suku Dayak Kanayatn. Mulai dari untuk meminta perlindungan, keamanan, hingga meminta hasil panen yang bagus.
ADVERTISEMENT
"Tiap bulan kelima, orang-orang membawa benih itu ke sini. Karena menurut kepercayaan zaman dulu, benih tersebut dibawa agar panen," ujar salah satu anggota Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Saham, Rikardus, saat ditemui kumparan baru-baru ini.
Bangunan Panyugu, lokasi ritual bagi suku dayak di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
Pria yang kerap disapa Erik ini mengatakan bahwa, Pantak yang ada di panyugu itu belum mencapai usia ratusan tahun. Sebab, kala itu Pantak yang pertama sempat dicuri orang tak dikenal. Namun setelahnya, orang yang mencuri itu meninggal.
"Orang yang mencuri patung itu katanya sakit-sakitan, terus meninggal. Katanya patung itu sudah dijual juga," katanya.
Untuk membuat Pantak, tidak bisa dilakukan sembarang. Bahkan kata Erik, untuk membuat Pantak harus mengobarkan babi dengan berat 50 kg.
"Terus ada pemangku adat sini lah, katanya bermimpi yang intinya diminta untuk membuat Pantak. Mungkin kalau pemangku adat itu tidak di datangi dalam mimpi, tidak dibuat. Makanya usia Pantak ini tidak telalu lama," tandasnya.
Bangunan Panyugu, lokasi ritual bagi suku dayak di Desa Saham, Kabupaten Landak, Kalimantan Barat. Foto: Achmad Rafiq/kumparan
Panyugu ini biasanya ramai dikunjungi saat digelar beberapa upacara adat. Salah satunya yakni Naik Dango, upacara panen padi.
ADVERTISEMENT
Upacara yang kerap digelar pada 27 April ini, sebagai bentuk syukur atas panen padi yang dilakukan masyarakat Dayak Kanayatn. Upacara ini digelar 1 tahun sekali, dan secara bergiliran di setiap kecamatan di Kabupaten Landak, Kalimantan Barat.