Mendandani Takabonerate Agar Jadi Ikon Wisata Unggulan

3 November 2018 16:13 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Konten Spesial Takabonerate (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Konten Spesial Takabonerate (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
ADVERTISEMENT
Taman Nasional Takabonerate memiliki atol terbesar ketiga di dunia, setelah Kepulauan Marshall dan Maldives. Maka tak heran, biota bawah laut di Taman Nasional Takabonerate sungguh kaya. Kamu dengan bebasnya bisa menemukan beragam biota laut, seperti ikan pari, penyu, hiu, karang, hingga kima. Namun belum banyak orang yang tahu.
ADVERTISEMENT
Potensi wisata yang beragam ini membuat Pemerintah Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar menjadikan Taman Nasional Takabonerate sebagai wisata andalan. Untuk semakin mempromosikan taman nasional ini, pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata Kepulauan Selayar juga mengadakan festival bernama Festival Takabonerate.
Festival yang sudah diselenggarakan selama 10 tahun tersebut bertujuan mengenalkan wisata bahari di sana. Bahkan, Festival Takabonerate selalu masuk dalam 100 Event Wonderful Indonesia milik Kementerian Pariwisata.
Meskipun demikian, sayangnya prestasi tersebut tak diteruskan pada tahun ini. Hal ini karena di 2018 Festival Takabonerate tak masuk dalam kalender event tersebut.
Andi Abdurrahman, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar menuturkan, bahwa tak masuknya Festival Takabonerate ke dalam 100 Event Wonderful Indonesia, karena festival ini sempat dinyatakan 'gagal' pada tahun 2017 lalu.
ADVERTISEMENT
"Baru satu tahun (kita tidak masuk 100 Event Wonderful Indonesia) dan tahun-tahun sebelumnya kita masuk kalender event. Kemarin konten acara yang disajikan oleh kawan-kawan memang nuansanya lebih dominan ke culture, sementara menurut kurator Kementerian Pariwisata semestinya berbau marine," ujar Andi, ketika berbincang dengan kumparanTRAVEL di Pulau Tinabo, Taman Nasional Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, Sabtu (27/10).
Terumbu karang di Taman Nasional Takabonerate (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Terumbu karang di Taman Nasional Takabonerate (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Tahun ini konten Festival Takabonerate lebih banyak bersifat bahari, misalnya diving, snorkeling, dive discovery, hingga island hopping. Harapannya di 2019 Festival Takabonerate bisa masuk lagi dalam 100 Event Wonderful Indonesia.
Para peserta Festival Takabonerate 2018 diajak untuk melihat potensi bawah laut Taman Nasional Takabonerate yang begitu banyak. Mereka juga diajak untuk bermain dengan bayi hiu, salah satu wisata yang menjadi daya tarik utama Taman Nasional Takabonerate.
Pulau Tinabo (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pulau Tinabo (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Meski sudah memperbaiki berbagai aspek pada tahun ini, tetapi Dinas Pariwisata tak memungkiri bila masih ada beberapa kekurangan yang menjadi fokus mereka. Misalnya saja seperti pengelolaan homestay, listrik yang masih terbatas, air bersih, hingga jaringan telekomunikasi.
ADVERTISEMENT
"Dari tahun ke tahun kita selalu melakukan evaluasi, seperti mempunyai transportasi darat yang nyaman, lalu homestay, ketersediaan air, dan penyediaan telekomunikasi yang sampai saat ini masih kita upayakan. Ikon pariwisata kita adalah Takabonerate, maka segala upaya kita arahkan di situ," ujar Andi.
Keindahan Bawah Laut Takabonerate (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Keindahan Bawah Laut Takabonerate (Foto: Cornelius Bintang/kumparan)
Untuk menyelesaikan semua permasalahan tersebut, Dinas Pariwisata saat ini sudah mulai bergerak dengan menghadirkan kapal cepat yang rencananya akan beroperasi tahun ini. Selain itu, mereka juga akan menyediakan penyulingan air, fasilitas homestay, serta beberapa acara pendukung yang lebih baik.
"Kita usahakan tahun ini kapal cepat sudah bisa beroperasi. Jadi, dari Pelabuhan Benteng (Kabupaten Kepulauan Selayar) ke Taman Nasional Takabonerate bisa ditempuh selama empat jam," pungkas Andi.
Simak ulasan selengkapnya dalam konten spesial 'Takabonerate, Surga Tersembunyi di Sulawesi'.
ADVERTISEMENT