Menelisik Jejak Rempah-rempah Indonesia di 3 Destinasi Wisata Ini

4 Maret 2020 17:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi rempah-rempah untuk jamu. Foto: ExplorerBob via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi rempah-rempah untuk jamu. Foto: ExplorerBob via Pixabay
ADVERTISEMENT
Di tengah maraknya positif corona di Indonesia, masyarakat mulai mencari cara untuk menjauhkan diri dari virus tersebut. Salah satu antisipasinya dengan tetap menjaga daya tahan tubuh dan mengkonsumsi minuman yang berasal dari rempah yang disebut dengan empon-empon, seperti jahe, kunyit, temulawak, cengkeh, dan Serai.
ADVERTISEMENT
Jenis-jenis rempah di atas biasa disebut sebagai empon-empon. Beberapa waktu lalu, tim peneliti virus corona dari Universitas Airlangga mengklaim bahwa jenis rempah-rempah tersebut dipercaya dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Terlepas dari khasiatnya, Indonesia memang terkenal dengan kekayaan rempah-rempah yang dihasilkan. Bahkan beberapa wilayah tersebut mengembangkan destinasi wisata rempah-rempah, karena wilayah tersebut merupakan daerah penghasil rempah.
Lalu, wilayah jalur rempah mana saja yang jadi destinasi wisata? Berikut ulasannya.
1. Ternate dan Tidore
Gugus Kepulauan Tidore ketika senja Foto: Andreas Ricky Febrian/kumparan
Ternate dan Tidore, Maluku Utara, merupakan daerah di Indonesia yang menjadi sumber penghasil rempah-rempah di dunia. Dahulu, bangsa Eropa ingin menguasai wilayah-wilayah di Indonesia penghasil rempah-rempah, termasuk Ternate dan Tidore.
Pada abad ke-15, bangsa Portugis menemukan rute ke Maluku untuk berburu cengkeh. Menurut sejarah, pada akhir abad ke-16 salah satu Gubernur Jenderal Belanda menanam dan mengembangkan lahan cengkeh di Maluku.
Cengkeh Foto: Shutterstock
Namun, lahan itu akhirnya dibakar oleh bangsa Spanyol dan Portugis. Hal itu memancing keributan antara Belanda dan kesultanan Tenate dan Tidore.
ADVERTISEMENT
Dengan adanya keberadaan rempah-rempah di Ternate, diharapkan dapat menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk berkunjung ke daerah tersebut. Untuk mewujudkan Ternate sebagai destinasi wisata rempah, pemerintah kota melakukan penataan Kawasan Cengkeh Afo.
Cengkeh Afo merupakan salah satu bukti kejayaan Ternate. Kawasan tersebut terletak di Kelurahan Tongole, Ternate Tengah. Untuk melihat pohon cengkeh tertua di Indonesia ini, pengunjung harus menanjak karena posisinya yang berada di ketinggian 600 meter di atas permukaan laut.
Kata “Afo” sendiri berasal dari Bahasa Ternate yang berarti “tua”. Di lokasi tersebut, memang terdapat tiga pohon cengkeh yang diprediksi usianya sudah mencapai 200 dan 416 tahun. Hanya saja, pohon cengkeh yang berusia 416 tahun sudah mati pada awal tahun 2000.
ADVERTISEMENT
2. Banda Neira
Alam tropis Banda Neira mengelilingi benteng Foto: Shutter Stock
Selain Ternate dan Tidore, Banda Neira juga menjadi salah satu jalur rempah-rempah di Indonesia. Terletak di Pulau Neira, Kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, daerah ini menawarkan beragam keindahan alam dan sejarah yang tak akan pernah bisa kamu tolak.
Selain itu, wilayah yang menyimpan sejuta keindahan dan kekayaan alam ini telah menjadi pusat perdagangan rempah-rempah pada pertengahan abad ke-19. Pala dan fuli merupakan rempah-rempah yang menjadi harta karun di wilayah tersebut.
Banda Neira juga menjadi salah satu wilayah yang diperebutkan Bangsa Eropa, karena menjadi satu-satunya tempat bertumbuhnya pohon pala. Konon, harga biji buah pala ini setara dengan logam mulia pada zaman itu.
Keindahan Pulau Banda Neira, Maluku. Foto: Dok. Intan Prasischa
Tanah yang banyak menyimpan sejarah ini memang selalu menyajikan tempat menarik untuk dikunjungi. Misalnya saja biota laut yang kaya dan surga bagi para penyelam.
ADVERTISEMENT
Selain itu, kamu juga bisa mengunjungi rumah budaya yang menyimpan beberapa peninggalan sejarah. Benteng Nassau dan Benteng Belgica juga wajib kamu kunjungi. Keduanya dibangun oleh bangsa Portugis dan Belanda.
3. Aceh
Petani memperlihatkan biji lada yang sudah dipanen. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
Aceh merupakan jejak rempah pertama di Pulau Sumatera. Pada zaman pra kolonial abad ke-15, perdagangan rempah-rempah di wilayah tersebut menjadi komoditas yang sangat berharga dan dikelola dengan baik oleh Kerajaan Aceh.
Karena letak Aceh berada di tepi Selat Malaka, sehingga sangat strategis untuk menjadi lalu lintas perdagangan sejak abad pertama. Aceh dikenal sebagai pusat perdagangan lada dan kayu manis.
Memiliki nilai kekayaan rempah yang sangat tinggi, tak heran pada saat itu Aceh mampu menguasai pasar rempah dunia. Kemajuan perdagangan rempah di Aceh ini merupakan di bawah pengawasan pekerjaan Aceh Besar, seperti Kerajaan Samudera Pasai dan Kerajaan Lamri.
ADVERTISEMENT
Dua kerajaan tersebut diketahui kaya akan rempah-rempah, seperti lada. Kerajaan tersebut dikenal sebagai sumber utama penghasil lada.
Wilayah yang menjadi gerbang utama perdagangan di Indonesia ini juga memiliki banyak tempat wisata yang wajib dikunjungi wisatawan. Misalnya saja Masjid Raya Baiturrahman, salah satu bangunan yang menjadi saksi bisu peristiwa tsunami 2004 silam.