Menelusuri Keindahan Gua Jepang di Biak

5 Februari 2017 12:01 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
6
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Pintu masuk menuju Gua Jepang di Pulau Biak. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Pintu masuk menuju Gua Jepang di Pulau Biak. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
Mungkin banyak di antara kamu yang belum tahu soal pesona dari Pulau Biak, Papua. Keindahan lautnya tak kalah indah dengan tempat wisata di Papua, seperti Raja Ampat. Tempat-tempat bersejarahnya pun tak kalah memikat.
ADVERTISEMENT
Salah satu peninggalan sejarah yang menarik adalah sisa-sisa pertempuran Perang Dunia II.
Dikutip dari Antara, tujuh puluh tahun silam, pulau yang di utara Papua itu menjadi saksi bisu sengitnya peperangan antara Jepang dan Sekutu. Salah satu saksi bisu itu adalah Gua Binsari.
Memasuki mulut Gua Binsari, Pulau Biak. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Memasuki mulut Gua Binsari, Pulau Biak. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
Gua yang berjarak 30 menit perjalanan dari pusat Kota Biak itu memiliki nama asli Abyab Binsari, yang berarti 'Gua Nenek'. Dinamakan Gua Nenek karena gua tersebut konon pada zaman dahulu pernah dihuni seorang nenek sebelum diduduki balatentara Jepang.
Gua itu digunakan untuk persembunyian sekaligus tempat persediaan logistik, dan pertahanan bagi tentara Jepang. Namun pada suatu hari gua tersebut dihancurkan oleh tentara sekutu dibawah Jenderal Douglas McArthur tahun 1944. Diperkirakan tak kurang dari 6.000 tentara Jepang terkubur hidup-hidup di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Peninggalan Jepang di Galeri Senjata, Biak. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Peninggalan Jepang di Galeri Senjata, Biak. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
Kini kawasan itu menjadi tujuan wisata, pengunjung bisa melihat secara langsung sisa-sisa peninggalan perang, mulai dari berbagai jenis amunisi, helm tentara, serta berbagai jenis benda peninggalan lainnya. Bahkan terdapat pula sisa-sisa tulang belulang tentara Jepang yang terletak di kawasan di sekitar gua.
Mulut Gua Binsari, Pulau Biak. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Mulut Gua Binsari, Pulau Biak. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
Dengan sedikit berjalan memasuki hutan, pengunjung akan tiba di mulut Gua Binsari. Kesan sunyi mistis langsung menyergap ketika perjalanan dilanjutkan ke dalam gua.
Maklum di tempat ini ribuan tentara menemui ajalnya akibat serangan sekutu. Namun tak hanya aroma mistis yang kental terasa saat memasuki gua tersebut.
Aroma mistis itu berbaur dengan keindahan gua yang dipenuhi stalaktit di langit-langitnya. Sinar matahari menyelinap menerangi sekitar mulut gua juga menambah keindahan .
ADVERTISEMENT
Berbagai pesan terpampang saat akan menuju gua. Salah satunya “Hargailah Nilai-Nilai Sejarah” dengan harapan pengunjung selalu dapat menghargai berbagai peninggalan sejarah dan tidak merusak lingkungan sekitarnya.
Pesan yang terpampang menuju Gua Binsari, Biak. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Pesan yang terpampang menuju Gua Binsari, Biak. (Foto: Antara/Muhammad Adimaja)